Fenomena hijrah saat ini, tampaknya kian masif dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari kalangan masyarakat pada umumnya, hingga kini merambah ke kalangan publik figur. Fenomena hijrah ini, di ibaratkan seperti bola salju yang kian hari kian membesar. Terlihat dari semakin banyaknya umat yang berbondong-bondong dalam memperbaiki dan membenahi diri untuk semakin dekat kepada Sang Ilahi.
Namun sayang, fenomena hijrah yang baik ini justru ada saja yang menanggapi dengan respon negatif. Salah satunya yang dilakukan oleh politikus PDIP Budiman Sudjatmiko. Ia mengungkapkan, bahwa banyaknya fenomena hijrah yang kini juga dilakukan oleh banyak publik figur seperti tanpa kecerdasan sejarah dan filsafat. Para artis yang berhijrah di ibaratkan suka didongeni tentang kiat kilat untuk selamat dunia akhirat (apalagi kalau diingatkan bahwa hidup mereka selama ini blangsak), katanya dalam cuitan di akun twitter pribadinya.
Selain itu, politikus Budiman juga menyoroti tudingan yang menyebut banyak artis hijrah yang berbaiat kepada kelompok radikal dan mendukung pendirian negara Islam atau Khilafah Islamiyyah. Ia pun mengatakan, bahwa "Kesalahan masa lalumu gak sebesar itu sehingga kalian merasa bahwa itu hanya bisa ditebus dengan mendirikan negara Islam," tulisnya. (Suara.com, 21/02/2021)
Sungguh ironis, ditengah gelombang hijrah yang terus berangsur-angsur dilakukan oleh masyarakat termasuk didalamnya publik figur, justru dikomentari dengan respon negatif. Padahal jika kita perhatikan, fenomena hijrah merupakan wujud arah perubahan kebaikan di tengah masyarakat, yang dimana itu menandakan bahwa masyarakat semakin lama semakin sadar dan ingin hidup yang lebih taat lagi kepada Sang Pencipta.
Disamping itu, keinginan masyarakat termasuk publik figur yang berhijrah, yang ingin hidup dalam naungan negara Islam atau khilafah Islamiyyah bukanlah hanya berdasarkan dongeng semata tanpa dasar ilmu apalagi sejarah. Tuduhan tersebut tidaklah bisa dibenarkan begitu saja, sebab pada faktanya sejarah pernah membuktikan bahwa penerapan Islam secara sempurna dalam naungan negara Islam atau khilafah Islamiyyah memang pernah terjadi di dunia.
Khilafah Islamiyyah pernah berdiri tegak selama kurun waktu 13 abad (setara 1300 tahun) dengan menguasai dua pertiga dunia. Dimulai semenjak hijrahnya Rasulullah Saw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah, sehingga dari sanalah berhasil berdiri sebuah institusi negara Islam yang menerapkan hukum Islam secara sempurna dengan menjadikan Al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai sumbernya.
Institusi negara Islam tersebut pun terus berjalan dan berlanjut hingga masa pemerintahan Daulah Khilafah Turki Utsmani. Bahkan tak hanya itu, khilafah juga pernah menduduki posisi puncak kejayaannya yang sangat luar biasa. Salah seorang pengusaha wanita yang juga seorang sejarawan asal Amerika Serikat yakni Carly Fiorina yang kala itu menjabat sebagai CEO Hewlett-Packard Corporation pernah berkata dalam pertemuan seluruh manajer perusahaan di seluruh dunia pada 26 September 2001, ia berkata :
"Pernah ada suatu peradaban yang terbesar di dunia. Peradaban itu mampu menciptakan negara super-benua yang membentang dari laut dan dari iklim Utara ke daerah tropis dan gurun. Di dalam dominasinya hidup ratusan juta orang, dari berbagai kepercayaan dan etnis.
Peradaban ini sangat di dorong oleh penemuannya. Arsiteknya yang merancang bangunan yang melawan gravitasi. Matematikawannya menciptakan aljabar dan algoritma yang memungkinkan untuk pembuatan komputer dan enkripsi. Para dokter memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Para astronot memandang ke langit dan menamai bintang-bintang, dan membuka jalan untuk perjalanan ruang angkasa dan penjelajahan. Para penulisnya menciptakan ribuan cerita. Kisah-kisah keberanian, romansa, dan keajaiban. Para penyairnya menulis tentang cinta, ketika orang lain sebelum mereka terlalu tenggelam dengan rasa takut untuk memikirkan hal-hal seperti itu."
MasyaAllah, sungguh peradaban khilafah Islamiyyah merupakan peradaban luar biasa yang pernah berdiri dengan kemajuan dan puncak keagungannya. Bahkan tak hanya umat muslim, orang-orang kafir pun mengakuinya. Lantas, dengan landasan apakah tuduhan bahwa yang memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyyah tidak belajar sejarah?
Selain itu, tuduhan mengenai tak memahami ilmu filsafat kepada artis hijrah pun juga tak berdasar. Jika kita memahami makna dari filsafat itu sendiri adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar (menurut : Wikipedia). Maka sejatinya, Islam telah mengenalkan konsep kehidupan mendasar yang kita kenal dengan akidah.
Dengan akidah, kaum muslim diajak berpikir dan memaknai tentang hakikat hidup. Bahwa dari mana manusia itu berasal, untuk apa ia diciptakan dan akan kemana setelah kehidupan, serta kaitannya ketiganya dengan sebelum dan sesudah penciptaan. Ketika kaum muslim memahami hakikat hidup ini, maka kaum muslimin pasti tidak akan menyia-nyiakan kehidupannya. Sebab ia paham bahwa ia berasal dari Allah, diciptakan untuk beribadah kepada Allah dan akan kembali kepada Allah. Karenanya, kaum muslim berusaha untuk taat secara sempurna kepada Allah.
Adanya usaha dari kaum muslim termasuk didalamnya publik figur yang mendukung penerapan negara Islam atau Khilafah Islamiyyah ia juga sebagai wujud keimanan. Karena bila kita berbicara mengenai keimanan, setiap muslim wajib terikat kepada hukum Allah secara sempurna. Keimanan yang akan mendorong kaum muslim semua untuk menerapkan dan menjalankan seluruh hukum syariat yang ditetapkan oleh Allah SWT tanpa ada keberatan. Dan penerapan hukum Islam secara sempurna bukan hanya pada tataran individu, tetapi juga masyarakat dan negara.
Kaum muslim hari ini sudah semakin banyak yang memahami dan menyadari bahwa kondisi hari ini negara kita tidak menerapkan hukum-hukum Allah, sehingga kaum muslim tidak bisa taat secara menyeluruh kepada Allah. Karenanya, menyaksikan hal ini menggerakkan kaum muslim termasuk didalamnya para artis hijrah tergerak untuk berjuang bersama-sama menerapkan hukum-hukum Islam.
Kaum muslim pun telah memahami bahwa akan kembalinya peradaban islam dalam naungan negara Khilafah Islamiyyah bukan hanya fakta sejarah. Melainkan, janji Allah dan bisyarah Rasulullah Saw. Sebagaimana di katakan dalam hadits :
"Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).
Dan barangsiapa yang ikut membantu serta menolong agama Allah, maka Allah pun akan menolongnya. Sebagaimana yang tercantum pada Surat Muhammad ayat 7, yang artinya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Karenanya, kaum muslim termasuk juga para publik figur memang sudah selayaknya bersatu dan berjuang bersama-sama untuk menolong agama Allah, merebut janji dan kabar gembira dari Rasulullah hingga negara Islam atau Khilafah Islamiyyah dapat terwujud. Wallahu'alam bii ash-shawab {}
Oleh Puput Yulia Kartika, S.Tr.Rad
(Koordinator Smart Muslimah Community)
0 Komentar