Bulan ini, Rajab 1442 H, tepat 100 tahun runtuhnya Khilafah Islamiyah. Tentunya ketiadaan Khilafah ini berdampak pada kaum muslimin secara keseluruhan. Khilafah Islamiyah yang dulunya menjadi institusi yang menjaga tegaknya syariat Islam, menjadi pusat peradaban Islam di dunia, dan menjadi tempat bernaung kaum muslimin, kini tiada lagi. Kaum muslimin hidup dalam kenestapaan. Kaum muslimin menderita dan terhina karena tiadanya oenerapan Islam secara kaffah. Karena itu kerinduan kaum muslimin ini kian membuncah untuk kembali pada pangkuan Islam. Apalagi dari hari ke hari serangan pada Islam terus menerus ditebarkan oleh musuh-musuh Islam. Syariat Islam di campakkan dan ajaran Islam di kriminalisasi.
Terkait hal ini Ustadzah Hj. Nunung Farida, ketika
ditanya seberapa penting memperingati keruntuhan Daulah Khilafah, mengatakan, “Setiap
sejarah harus diperingati, apalagi masalah Khilafah. Sejarah Khilafah harus
diingat dari mulai berdirinya, saat
diberlakukan hukum syari'ah, sampai Khilafah mengalami keruntuhan. Supaya umat
Islam banyak yang mengetahui, betapa harmonisnya hidup di dalam naungan
Khilafah.”
Pengasuh
beberapa majelis taklim di Jakarta Timur, menggambarkan kondisi umat saat ini. “Saat ini (tanpa Khilafah,red), negeri ini
sedang menuju kehancuran karena menganut ekonomi kapitalis dan liberalis. Lihat
saja, korupsi semakin merajalela dan hukum yang tidak adil itu yang berlaku,
hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” ujarnya
Meski
rumahnya sempat terendam banjir ini, beliau tetap bersemangat dan meyakini
bahwa Khilafah akan tegak. “Ya, karena saya yakin Khilafah akan tegak
kembali. Dalilnya juga ada. Jika para ulama sudah sepakat tentang kewajiban
menegakkan Khilafah, kita sebagai umat
Islam wajib mendukungnya, dan tidak lupa juga banyak berdoa dan memohon hanya
kepada Allah SWT,” pungkasnya.
Rep : Kamilia M
0 Komentar