Mereka Bicara Tentang Rajab (2)

   


 
    

    Tak banyak yang tahu tentang momen bersejarah di bulan Rajab ini, yakni sebuah momen yang seharusnya diketahui oleh kaum muslimin. Momen itu adalah runtuhnya Daulah Khilafah Islamiyah, institusi yang menerapkan syariah secara kaffah bagi kaum muslimin.  Tepat di bulan Rajab 1342 H yang lalu, institusi yang menerapkan sistem Islam ini runtuh dan digantikan dengan sistem  buatan manusia, yakni sistem demokrasi Kapitalis. Jika dihitung, tepat 1 abad Khilafah telah berlalu.

“Menurut saya, memperingati keruntuhan Daulah ini sangat penting. Ini penting banget. Demikian sama halnya dengan kita memperingati hari-hari bersejarah, untuk tujuan memberikan edukasi kepada kita semua, kepada generasi penerus kita. Supaya kita jadi tahu sejarah sebenarnya, supaya kita jadi tahu tentang risalah Islam. Ini penting untuk menambah akidah dan taqwa muslim di Indonesia dan dunia,” demikian pendapat Ananda Fortunisa, SE, M.Si, dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.

Terkait narasi yang menggambarkan kesejateraan di masa Khilafah dan kemungkinan akan kembalinya masa itu, beliau mengatakan, “Insya Allah bisa. Saya memang belum pernah merasakan saat adanya daulah, karena sy tidak hidup di zamannya. Tetapi secara idealis, penerapan daulah justru dapat memberikan kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman hidup bagi seluruh umat. Umat muslim ataupun yang kafir. Semua akan terjamin kehidupannya dan tatanan kehidupan pun akan semakin beradab”

Dan untuk menuju ke peradaban yang penuh keberkahan itu, kaum muslimin harus memahami metodenya yakni metode yang telah dicontohkan Rasulullah saw. Untuk itu kaum muslimin harus punya ilmunya. “Saya kan bukan pemegang kekuasaan. Dengan kapasitas saya sebagai tenaga pengajar, yang mana bahan ajar saya pun tidak bersinggungan dengan risalah daulah, maka saya akan semampu saya mengutamakan adab pada saat mengajar. Setidaknya itu yang mampu saya bawa saat mengajar. Artinya dengan demikian saya berharap setidaknya kaum terpelajar bisa mengutamakan adab mereka dulu sebelum ilmunya. Karena ilmu saat ini bisa dengan mudah diakses dimana saja, tetapi pesan adab dan moral hanya bisa ditemui disaat proses pendidikan itu dijalankan,” demikian jelas beliau menutup pembicaraan.

 

 

Rep: Kamilia M

Posting Komentar

0 Komentar