Mereka Bicara Tentang Rajab (4)

            


          Tak hanya kalangan tokoh dan intelektual yang memahami urgensi peringatan keruntuhan Daulah Khilafah Islamiyah. Kalangan millennial pun ternyata memiliki “sense of belonging” yang cukup tinggi terhadap Khilafah, sistem Islam yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sistem ini telah diterapkan selama kurang lebih  13 abad dan akhirnya runtuh di bulan Rajab 1342 H. Tak terasa sudah 1 abad lamanya kaum muslimin hidup tanpa naungan Khilafah.

Adalah Maryam, salah seorang aktivis kampus di Jakarta, yang menggambarkan kesedihannya tentang kondisi umat saat ditanya tentang urgensi peringatan 1 abad keruntuhan Daulah Khilafah. “Hidup tanpa naungan Islam, seperti tersesat dalam hutan tanpa tahu dimana arah yang benar. Yang  benar, malah tersorot salah dan seolah menjadi penjahat. Sebaliknya, para penjahat dipuja hingga dibela mati-matian. Kadang aku berfikir, mengapa aku hidup di jaman ini? Sedih rasanya, tanpa keadilan, tanpa aturan Allah ditegakkan dan mengandalkan aturan akal mereka yang terbatas seolah dianggap tuhan,” ungkapnya.

Kesedihannya bukan tanpa alasan. Sebab realitasnya memang menunjukkan hal tersebut. Dia menambahkan penjelasannya, “Kebenaran dibungkam bahkan mencoba dimusnahkan, dan kejahatan disembunyikan bahkan dianggap seolah baik dalam mata dunia. Seharusnya masyarakat bisa paham dan merasa ada yang mengganjal dengan sistem sekarang, Mereka para penguasa semakin meraja dan menindas rakyat lemah, sedangkan rakyat hanya dijadikan permainan untuk meraup pundi-pundi uang. Alam pun mungkin ikut bersedih, dengan kerusakan tatanan dunia oleh tangan-tangan manusia. Bencana lama yang ada seolah mencoba menasehati agar kita paham dan mencoba membuka kedok kedzoliman, tapi sayang kita terlalu acuh mementingkan seonggok nasi untuk pengisi dahaga. Harusnya kita tahu, dan coba memperjuangkan kembali tegaknya kekhilafahan, bukan malah mengoposisikan dan menganggap itu hal yang sangat tidak masuk akal.”

Dan sebagai aktivis kampus, kondisi ini justru membuat dia kian terpompa semangatnya. “Mari merenung, 1 abad bukanlah waktu yang sebentar, kita harus bangkit dan berjuang. Berapa banyak lagi kedzoliman yang akan dilakukan bila sistem ini terus diresmikan? Ini semua ujian untuk kita. Apakah kita akan mengambil peran dalam penegakkan kembali Daulah Islamiyah? Atau malah menjadi penentang ulung yang nyata?” ujarnya, menyentakkan kita semua. Allahu Akbar!



Rep: Kamilia M

Posting Komentar

0 Komentar