Jika di Barat kita mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, maka nama Rufaidah binti Sa’ad Al Asalmiya merupakan perawat pertama di dunia Islam. Ia telah menjadi perawat sejak era Rasulullah, bahkan sering kali turut serta di beberapa kancah peperangan. Ialah yang megobati para pasukan muslimin yang terluka saat berjihad. Jasanya begitu luar biasa. Sekalipun seorang perempuan tetapi kiprahnya sangat layak diacungi jempol.
Pada zaman Nabi Muhammad saw, sekitar ribuan tahun yang lalu, ada seorang perawat muslimah yang ikut berjuang dengan para kepahlawanan kaum laki-laki dalam bidang medis.
Pada masa peperangan besar terjadi, yakni saat perang khandaq dan khaibar, ada sosok perempuan tangguh yang rela mengabdikan hidupnya untuk menjadi sukarelawan dan merawat para mujahid Islam.
Ketertarikan dalam bidang medis sudah dirasa sejak kecil. Ia bernama Rufaidah binti Sa'ad al-Anshari yang telah tercatat dalam sejarah Islam sebagai perawat Muslimah pertama. Ia dilahirkan pada 570 M di Madinah dan merupakan keturunan dari Bani Aslam.
Ayahnya yang bernama Saad al-Aslami merupakan seorang fisioterapis. Dari situlah, Rufaidah belajar dengan cara mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan ayahnya dan tumbuh menjadi ahli di bidang pengobatan.
Rufaidah berkontribusi besar dalam perang badar, uhud, khandaq, dan khaibar dalam mengurangi terjadinya korban jiwa akibat tidak adanya perawatan medis saat itu. Dia merupakan perempuan pertama dalam sejarah Islam yang membangun tenda perawatan untuk orang sakit.
Pada masa itu, perempuan memang tidak diberi tanggung jawab untuk melakukan operasi seperti apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Tetapi, jasa yang telah diberikan Rufaidah dalam pengobatan kepada para mujahid Islam sangatlah besar hingga ia dijuluki sebagai fidaiyah, yakni berani masuk dalam medan perang untuk menyelamati orang-orang yang terluka.
Tenda perawatan yang dimiliki oleh Rufaidah disebut sebagai Rufaidah al-Aslamiah dan muncul pertama kali pada perang Uhud. Tenda tersebut dibangun di depan Masjid Nabawi untuk membantu para pejuang yang terluka.
Salah satu bukti kontribusi terbesar yang dilakukan Rufaidah adalah merawat sa'ad bin Muadz yang terluka akibat busur panah yang menancap di dadanya dari Abu Usamah. Rufaidah cukup tahu cara melakukan pengobatan dengan baik karena dia belajar dan tumbuh bersama seorang ayah yang mampu dalam pengobatan. Sebab itu, Nabi Muhammad SAW memilihnya untuk merawat Saad.
Di kesehariannya dengan kepiawaian sebagai perawat, Rufaidah juga merawat anak-anak yang sakit dan membantu kaum difabel, anak yatim, dan orang miskin.
Tak pelit akan ilmu. Dia juga mendidik para perempuan yang memiliki minat menjadi perawat. Selain itu, sosoknya yang dikenal dermawan dan termasuk orang yang berkecukupan, Rufaidah mendanai semua kegiatan medis dengan harta yang dimilikinya.
Dedikasi Rufaidah yang begitu besar untuk mengabdi dan berjuang bersama Nabi Muhammad saw, ia menjadi salah satu orang yang mendapatkan kalung pemberian Nabi.
Begitulah kisah Rifaidah binti Sa'ad al-Anshari yang memiliki peran penting sebagai perawat muslimah pertama dalam Islam yang berani mendedikasikan hidupnya dalam perang-perang besar untuk menyelamatkan orang-orang yang terluka. Tentu di masa sekarang kita harus mengenang sosok beliau Rufaidah dan mengikuti kiprah perjuangannya sebagai perawat yang luar biasa. []
Oleh Heni Ummu Faiz
-------------------------------------------------
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : fb.com/MuslimahJakarta
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
Twitter :
https://twitter.com/MJ_Officiaal?s=08
0 Komentar