Ananda Fortunnisa,SE,M.Si: Miras Jelas Bukan Kearifan Lokal





Polemik terkait perpres no 10 tahun 2021 terus berlangsung meski pemerintah menyatakan sudah mencabut salah satu lampirannya. Tak hanya dari kalangan ormas Islam, penolakan itu melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk dari kalangan dosen. Kali ini wawancara dengan seorang dosen di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta, Ananda Fortunnisa, SE, M.Si

Baru-baru ini Presiden Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 10 Tahun 2021 soal Bidang Usaha Penanaman Modal yang juga mengatur investasi industri minuman keras (miras). Kebijakan baru tersebut diharapkan oleh pemerintah pusat mampu mendongkrak perekonomian Indonesia. Bagaimana tanggapan Ibu?

Kita harus sadar bahwa otak dan semua syaraf akan menjadi rusak atau kacau karena efek alkohol. Jadi, bagaimana bisa dipakai untuk mendongkrak ekonomi Indonesia? Bahkan seseorang yang minum alkohol saja pun dia tak akan mampu membedakan mana anak dan istrinya. Lalu apa hal itu bisa dikatakan mampu mendongkrak ekonomi Indonesia? Masih banyak sektor lain yang bisa diutamakan. Sektor-sektor  UMKM justru itulah penyelamat ekonomi negara.

Beberapa kalangan yang mendukung ditekennya Perpres tersebut berdalih bahwa miras sendiri adalah bagian dari kearifan lokal. Sehingga dikatakan bahwa miras merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan walaupun bertentangan dengan hukum Islam. Bagaimana menurut Ibu tentang pandangan tersebut?

Terlepas dari hukum agama, miras jelas bukan kearifan lokal. Banyak makanan dan minuman Indonesia yang benar-benar termasuk kearifan lokal, yang benar-benar arif. Bukan yang menyesatkan kehidupan dan adab manusia. Disini saya katakan adab, karena jelas, jika orang sudah rusak karena miras maka dia tak sanggup lagi mengelola adabnya.

Apakah Ibu setuju Perpres Nomor 10 Tahun 2021 diberlakukan di Indonesia dan mengapa?

Saya tidak pernah setuju terhadap keputusan ini. Alasannya mengapa? Jelas akan merusak semua aspek. Gak usah lagi dibahas terlalu jauh, bahkan orang yang dalam keadaan dibawah pengaruh alkohol saja dilarang untuk mengendarai mobil. Bagaimana mungkin bisa mengendalikan dirinya?? Dari situ saja harusnya sdh bisa disimpulkan.

  

Rep. :Kamilia M

Posting Komentar

0 Komentar