Islam telah mengantarkan dunia pada abad keemasan selama sekitar 700 tahun lamanya. Cendekiawan muslim, Ismail Yusanto mengatakan bahwa para sejarawan menyebut masa itu ‘The Golden Age’. Saat itu manusia di dunia dipenuhi oleh kebaikan dan dijauhi oleh keburukan. Bisa dikatakan ini adalah puncak kulminasi dari penerapan syariah Islam secara nyata.
Peradaban yang basar itupun saat ini telah runtuh, yang tersisa hanyalah catatan di kitab-kitab sejarah dan juga bangunan-bangunan di berbagai belahan bumi. Ismail mengatakan bahwa musuh-musuh Islam tak akan pernah tinggal diam. Termasuk dalam usaha meruntuhkan peradaban besar yang banyak memberikan hal positif kepada manusia beserta alam kehidupan.
Musuh-musuh Islam selalu ingin menjauhkan Islam dari umatnya. Mereka selalu melakukaannya dari masa Rasulullah saw sampai sekarang. Oleh karena itu, sambungnya, membentuk kesadaran historis salah satu hal penting dalam memperingati 100 tahun runtuhnya khilafah. Karena sejarah adalah realitas di masa lampau. Yang realitas itu dipahami kepentinganya tergantung dari perspektif pembacanya.
Ia katakan bahwa banyak dari kaum muslimin yang tidak menyadari momen penghapusan khilafah 100 tahun yang lalu. Umat Islam di masa itu di Indonesia memberikan reaksi keras. Pada oktober 1924, lebih dari 500 tokoh umat yang datang lebih dari 30 organisasi yang diantaranya Muhammadiyah, Al Irsyad dan Sarekat Islam, menyelenggarakan Kongres Al-Islam II di Garut, Jawa Barat.
Kongres ini diselenggarakan khusus untuk merespon keruntuhan Khilafah yang diketuai oleh KH Agus Salim. Dalam kongres ini disepakati bahwa umat Islam harus memberikan perhatian pada peritiwa besar yang menggegerkan Umat Islam di seluruh duia ini. Kata mereka, pemerintahan Islam dalam hal ini khilafah Islam harus tetap ada.
“Kesadaran seperti inilah yang hari ini harus terus ditumbuh kembangkan”, ujar Ismail. Sehingga umat saat ini dan dikemudian hari benar-benar memahami bahwa keruntuhan khilafah itu seperti yang dikatakan oleh para ulama adalah induk dari segala bencana. (Ruruh H)
0 Komentar