Seiring berjalannya waktu, umat mulai mengenal salah satu simpul Islam yang telah lama terlepas. Awalnya terdengar asing, namun saaat ini menjadi topik yang mengundang banyak perhatian, ialah Khilafah Islamiyyah.
Khilafah adalah model kepemimpinan yang sudah menjadi ijma di kalangan ulama Ahlussunnah wal jama’ah. Meskipun banyak simpang siur dan frame negatif, namun tidak menghilangkan fakta bahwa khilafah bagian dari ajaran Islam dan menjadi sesuatu yang melekat dengan umat Islam, baik dari segi syariah maupun histori.
Mengapa begitu asing? Mengapa khilafah yang pernah menaungi kaum Muslimin selama 13 abad lamanya menjadi sesuatu yang asing bagi kaum Muslimin hari ini? Berbagai destruksi dan rekonstruksi sejarah serta jauhnya umat dari literasi menyebabkan hal ini terjadi. Itulah yang menyebabkan episode penting hadirnya risalah Islam di bumi terdengar asing. Umat Islam hari ini bagai daun yang tak menyadari ia adalah bagian dari pohon. Mereka jauh dari kisah dan jati diri mereka dan ini miris sekali.
Namun sebagai hamba yang senantiasa optimis karena rahmat dan pertolongan Allah tak pernah mengenal kata habis, upaya edukasi harus selalu dikerahkan. Umat butuh pengingat bahwa mereka bagian dari misi penting hadirnya risalah Islam di bumi. Tanpa Islam, dunia gelap dan dirundung banyak mala petaka serta mara bahaya. Kerakusan dan ketamakan manusia menjadikan kehidupan dunia terasa suram dan menakutkan.
Amerika sebagai pemangku peradaban kapitalisme hari ini terbukti mengancam dan berbahaya. Keseimbangan kehidupan dan alam hanya bisa berjalan baik dengan aturan dari Sang Pencipta alam. Khilafah adalah konsep terbaik yang Allah hadirkan sebagai perisai melawan kebatilan, terdepan menegakkan keadilan. Namun, hari ini ia absen. Yang ada hari ini kita terpuruk. Situasi hari sama seperti apa yang diucapkan sahabat Nabi, Handzalah bin ar-Rabi’ ra. dalam syairnya:
عجبت لما يخوض الناس فيه # يرومون الخلافة أن تزولا
ولو زالت لزال الخير عنهم # ولاقوا بعدها ذلا ذليلا
Aku heran atas apa yang sedang diperbincangkan oleh manusia.
Mereka berharap khilafah lenyap.
Padahal jika khilafah lenyap, kebaikan yang ada pada mereka pun hilang.
Segera mereka pun akan ditimpa kehinaan. (Ath-Thabari, Tarikh ar-Rusul wa al-Mulûk, 4/386).
Segala keterpurukan kita alami sebab jauhnya kita dari panduan Ilahi. Penjarahan, ketidakadilan, pertumpahan darah adalah realitas yang tak bisa kita hindari. Sesak tangis umat sudah semakin kencang, jeritan sudah semakin lantang. Kapitalisme sudah terlalu rapuh dan renta untuk terus bertahan. Peradaban yang mengagungkan materi hari ini membunuh banyak hal, entah manusia yang dibunuh jiwa raganya dan juga membunuh bumi yang kita tinggali ini. Sejatinya bukan hanya kaum Muslimin yang butuh konsep khilafah ini, melainkan manusia secara umum terlebih lagi bumi, tempat yang kita tinggali ini.
“World wide capitalism kills people everyday then Hitler did. And he was crazy” –Ken Livingstone
Khilafah Islam akan segera terbit dan bersinar, walaupun banyak yang membenci. Dengan khilafah, konsep langit bisa senantiasa terus dibumikan. Konsep keadilan Islam yang sempurna hanya bisa diterapkan pada wadah yang pas dengan misi hadirnya risalah itu sendiri. Keadilan, kesetaraan, kesejahteraan antar warga negara Muslim maupun non-Muslim sudah mejadi bukti histori yang lebih dari cukup menunjukkan betapa manusiawi dan sempurnanya konsep pemerintahan ini.
“If Islam’s sole interest is the welfare of mankind, then Islam is the strongest advocate of human rights anywhere on earth” –Mos Def
Khilafah adalah sunnatullah dan janji Allah. Misi risalah Islam yang mulia kelak akan terwujud di bawah naungan khilafah. Allah akan selalu menghadirkan para penolong agama-Nya, yang tak lelah menyambung malam dan siangnya hingga fajar al-Khilafah terbit dan bersinar kembali. Tinggal bagaimana kita memosisikan diri. Sebetulnya, kita yang membutuhkan kesempatan ini. Merapat dalam barisan dakwah sebagai wujud cinta kita pada-Nya. Karena cinta tanpa bukti dan pengorbanan adalah palsu dan tak bernilai.
Khilafah Islamiyyah tidak akan bisa terwujud tanpa ada sinergitas dari persatuan kaum Muslimin. Tentu ini membutuhkan pengerahan berbagai potensi, khususnya kaum perempuan. Perempuan dengan berbagai kelebihan yang Allah karuniakan memiliki peran penting dari misi besar ini. Jangan sampai potensi yang kita miliki dikerahkan pada jalan yang tidak diridhai Ilahi.
Kesetaraan gender bukanlah solusi hakiki. Sistem kapitalismelah biang permasalahan dari derita kita hari ini. Perempuan adalah tumpuan dan harapan umat. Jangan sampai perempuan menjadikan diri mereka layaknya unta yang mati kehausan sementara ia membawa air tepat di pundaknya.
Islam adalah solusi dan potensi yang diridhai oleh tuhanmu, wahai perempuan. Atas cinta kasih-Nya, Tuhanmu sudah jauh hari memberikanmu panduan. Maka kerahkan daya upayamu untuk mewujudkan. Semoga kita dijauhkan dari kepayahan yang sia-sia.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (an-Nur: 55)
Oleh Safina An-Najah Zuhairoh
0 Komentar