Menjadi Uwais Al Qarni di Zaman Modern. Bisakah?



Jika ada cinta yang murni dan tanpa pamrih selain dari Rasulullah Saw, bisa dipastikan itu adalah dari orangtua kita. Lewat perantaranya lah kita dilahirkan ke dunia ini. Untuk satu hal ini saja kita sebagai anak tidak akan pernah bisa membalas semua pengorbanannya. Berbakti kepada orangtua atau birrul walidain adalah hal yang diperintahkan dalam agama. 


Oleh karena itu, bagi seorang muslim berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar mengikuti tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun yang utama adalah dalam rangka mentaati perintah Allah Swt dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman di dalam Alquran Surat Al Isra ayat 23: 

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Yang artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."


Dalam Tafsir as-Sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di pakar tafsir abad 14H, menjelaskan makna ayat tersebut. Ketika Allah telah mengharamkan syirik dan rasul-Nya telah melarangnya, dengan firman-Nya “Janganlah engkau mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau menjadi tercela dan terhina.” Allah memerintahkan kepada tauhid “Dan Rabbmu telah memerintahkan…” menetapkan, menyuruh, dan mewasiatkan “agar kamu jangan menyembah selain Dia…” jangan kalian beribadah kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Firman-Nya Ta’ala “dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua…” Allah mewasiatkan untuk berbuat baik dan berbakti kepada ibu dan bapak, dengan memberikan kebaikan kepada mereka, melindungi mereka dari gangguan, mentaati mereka selama bukan kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. 


Allah Swt berfirman, “Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan “ah” atau membentak keduanya…” Jika kedua orang tuamu atau salah satu dari mereka baik ibu atau ayah telah mencapai usia lanjut, dan engkau hidup dan tinggal bersama keduanya, maka engkau wajib berbakti kepada keduanya sebagaimana dahulu mereka membantu engkau tatkala kecil, mencuci air seni keduanya, membersihkan najis yang ada pada mereka, memberikan apa yang mereka butuhkan, serta tidak merasa berat dan enggan dalam membantu keduanya. Sebagaimana yang telah mereka lakukan kepadamu tatkala engkau kecil. Engkau buang air kecil atau besar, merekapun membersihkan dan mencucinya tanpa ada rasa berat atau enggan. Firman-Nya Ta’ala, “Janganlah engkau membentak keduanya…” janganlah engkau mengucapkan kalimat yang keras dan lantang “dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” Indah, santun, dan lembut, dengan penuh kesantunan dan penghormatan kepada keduanya. 


Birrul walidain juga diperintahkan oleh Rasulullah Saw. ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, “Amal apa yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla? Nabi bersabda: “Salat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Nabi  menjawab: “Lalu birrul walidain”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Nabi menjawab: “Jihad fisabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi nampaknya beliau akan menambahkan lagi (HR. Bukhari dan Muslim).


Dengan demikian, kita ketahui bahwa dalam Islam, birrul walidain bukan sekedar anjuran, namun perintah dari Allah dan rasul-Nya, sehingga wajib hukumnya. Sebagaimana kaidah ushul fiqh, bahwa hukum asal dari perintah adalah wajib. Dalam banyak ayat di dalam Alquran perintah birrul walidain disebutkan setelah perintah untuk bertauhid. Sebagaimana pada ayat-ayat yang telah disebutkan. Hal tersebut menunjukkan berbakti kepada orang tua adalah sesuatu hal yang sangat penting, mendekati pentingnya tauhid bagi seorang muslim. 


Di dalam hadist pun disebutkan bahwa birrul walidain lebih utama dari jihad fi sabilillah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud. Hadist yang menyebutkan seorang lelaki yang meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk pergi berjihad, beliau bersabda: “Apakah orang tuamumasih hidup?” Lelaki tadi menjawab: ”Iya” Nabi bersabda: “Kalau begitu datangilah keduanya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).


Meskipun para ulama memberi catatan, ini berlaku bagi jihad yang hukumnya fardhu kifayah. Birrul walidain juga lebih utama dari thalabul ilmi selama bukan menuntut ilmu yang wajib ‘ain, birrul walidain juga lebih utama dari safar selama bukan safar yang wajib seperti pergi haji yang wajib. Adapun safar dalam rangka mencari pendapatan maka tentu birrul walidain lebih utama dari hal tersebut. 


Sungguh beruntung, bagi mereka yang masih bisa merawat dan berbakti kepada orang tuanya. Jika diibaratkan surga yang memiliki beberapa pintu, salah satunya adalah pintu birrul walidain. Rasulullah Saw. bersabda: “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi). 


Sebuah kisah yang begitu masyhur di zaman Rasulullah Saw mengenai birrul walidain. Kisah Uwais Al Qarni yang begitu hebat berbakti kepada orang tuanya, yang pada saat itu hanya tinggal ibunya seorang diri. Begitu istimewanya Uwais Al Qarni sampai-sampai sahabat nabi seperti Umar bin Khattab dan yang lainnya dianjurkan oleh Rasulullah untuk menemuinya. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian” (HR. Muslim). 


Akankah di zaman ini kita bisa menemukan manusia seperti Uwais Al Qarni? Yang begitu menyayangi dan berbakti kepada orang tuanya. Menjadi sesuatu yang langka ditemukan, meskipun juga bukan sesuatu hal yang mustahil terjadi. Semua bisa terwujud jikalau kita mau mengikuti petunjuk dan contoh dari Rasulullah Saw. Jagalah pintu surga tengah itu, maka kehidupan penuh berkah akan tercapai. Bukan hanya cinta dan rido orang tua yang akan didapat, tetapi cinta dan rido Illahi Robbi pun akan diraih. 

Wallahu a’lam bi-ashshowab


Oleh Anjar Rositawati


Posting Komentar

0 Komentar