Menyambut Fajar Kemenangan

 



Sejarah telah mencatat perjuangan kaum Muslimin. Kemenangan demi kemenangan pun telah diraih. Pada peristiwa Perang Badar, Allah memenangkan kaum Muslim dengan hanya 313 pasukan.  Mereka bertempur melawan pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang. Pun peristiwa Fathul Makkah (pembebasan Kota Makkah) yang menjadi tonggak kemenangan bagi umat Islam khususnya kaum Muhajirin. Sebab, Rasulullah SAW bersama 10.000 pasukan bergerak dari Madinah ke Makkah dan menguasai seluruh Makkah tanpa pertumpahan darah sedikit pun, bahkan dapat menghancurkan berbagai macam berhala yang ada di Makkah. 

Masih banyak lagi goresan sejarah kemenangan kaum Muslim hingga tegaknya Daulah Islam yang mampu menguasai 2/3 dunia. Kemenangan dan kejayaan bagi orang-orang yang beriman, memiliki berbagai macam bentuk dan wujud yang berbeda, puncaknya adalah tegaknya kembali khilafah.

Saat ini, gelombang besar seruan penerapan khilafah semakin menguat. Khilafah adalah satu-satunya solusi atas segala persoalan multidimensi. Berbagai problematika tak kunjung usai, baik itu persoalan pandemi, korupsi yang menggurita, kehancuran moral generasi, angka kemiskinan yang terus meningkat, utang negara semakin besar, ancaman resesi semakin nyata di depan mata, hingga menguatnya cengkeraman asing dan aseng. Tak heran jika seruan umat pada khilafah tak terbendung lagi. Sebab, sudah seratus tahun sistem demokrasi kapitalis gagal dalam menangani banyaknya problematika dan gagal dalam menyejahterakan rakyat. 

Masa keterpurukan di tengah-tengah problem multidimensi saat ini adalah masa yang memang sudah pernah dikabarkan Rasulullah SAW. Setelah melalui masa-masa ini akan tibalah masa kembalinya kekuasaan itu pada pangkuan Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR Ahmad).

Sayangnya, penguasa dan sebagian umat Islam masih ada ketakutan dengan khilafah. Bahkan ketakutan-ketakutan mereka semakin terlihat jelas ketika mereka melakukan segala upaya dan tipu daya demi memberangus ajaran syariat Islam. Mereka menganggap ajaran Islam berupa khilafah ini sangat mengganggu kepentingan para penguasa. Telah banyak cara yang dilakukan untuk terus menyudutkan Islam dan ajaran khilafah, seperti mengkriminalisasi para ulama dan aktivis dakwah, pelarangan pengibaran bendera tauhid, penistaan agama, pencabutan ormas Islam, hingga pada penghapusan ajaran khilafah dan jihad pada kurikulum pendidikan. 

Dari berbagai upaya yang dilakukan untuk terus menghancurkan Islam dan ajarannya, kaum Muslimin harus tetap yakin dengan janji Allah bahwa bumi ini akan diberikan pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Ini bukanlah khayalan, mimpi atau ilusi. Sebaliknya, ini merupakan manifestasi  keimanan sempurna kepada Allah dan kebenaran semua janji-Nya.

Oleh karena itu, perjuangan menjemput kemenangan menuntut hadirnya kesatuan umat Muslim serta harus dilakukan dengan benar sesuai panduan metode dakwah rasul. Perjuangan harus ditata dengan sebaik-baiknya. Jika perjuangan hanya sebatas perubahan pergantian rezim dari satu boneka ke boneka yang lain, maka perjuangan tidak akan mengubah apa-apa selain pergantian rezim dan boneka. 

Hanya ada satu visi dan misi besar perjuangan umat di seluruh dunia, yaitu kembalinya kehidupan Islam di tengah-tengah umat, melalui penegakkan kembali Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah. Namun, perlu dipahami tegaknya khilafah bukan berarti semua problematika secara otomatis hilang. Akan tetapi, ini merupakan permulaan dari perjuangan panjang yang tak akan pernah selesai hingga berakhinya dunia. 

Kemenangan tidak datang secara tiba-tiba, pun tidak bisa dicapai melalui perjuangan pragmatis. Namun, harus diusung bersama oleh seluruh elemen umat Islam. Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah bahwa kemenangan harus diperjuangkan melalui dakwah politis dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mengedukasi masyarakat untuk berhukum pada syariat, membongkar strategi penjajah dalam menghancurkan kaum Muslimin, menggalang dukungan umat, menyiapkan para pengemban dakwah dan pasukan yang militan untuk mencapai kemenangan. 

Tanpa persiapan itu  semua, kemenangan bisa dikatakan mustahil terwujud. Harus dipastikan aktivitas dakwah hanya bertujuan untuk Islam, membawa ajaran-ajaran Islam secara murni dan tidak tercampur dengan ide lain, serta terus berusaha menapaki metode dakwah Rasulullah secara sempurna. []


Oleh Retnaning Putri, S.S.


Posting Komentar

0 Komentar