Meraih Keutamaan Ramadan Melalui Tempaan di Bulan Sya'ban



Bulan Rajab sudah berlalu meninggalkan sejuta kenangan indah dan mimpi-mimpi umat yang kuat. Tegaknya syariat Islam di muka bumi, yaitu khilafah yang dinanti. Memasuki bulan istimewa yakni Sya'ban sebagai jembatan tempaan bagi umat saat Ramadhan tiba. Sya'ban merupakan bulan istimewa karena muncul diantara Rajab dan Ramadhan. Di bulan ini banyak peristiwa penting yang sering dilupakan umat Islam. Umat Islam saat ini mulai dikaburkan dengan ajaran Islam kafah. Gencarnya serangan Barat dengan pemikiran rusaknya telah mampu mengoyak-ngoyak akidah hingga terpuruk di semua lini. 

Jika di masa Islam tegak (khilafah) para sahabat begitu gembira menyambut bulan-bulan istimewa ini. Namun di masa kini justru hanya sebagian saja yang merasakannya. Sisanya justru melihat momentum Rajab, Sya'ban, Ramadhan hanya euforia dan nihil dari nilai-nilai ruh ketaatan mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mirisnya hanya selebrasi peringatan semata, enggan berjuang dalam menerapkan hukum-hukum Allah yang merupakan konsekuensi ketakwaan total kepada-Nya. 

Sejatinya bulan Sya'ban disikapi oleh seluruh umat Islam adalah dengan menempa hidup lebih memperbanyak amal-amal shalih. Karena Sya'ban adalah terpancarnya kebaikan bercabang-cabang kebaikan yang banyak. Senantiasa bagi umat Islam untuk merenungi apa saja yang dilakukan selama ini. Betapa saat ini umat Islam dizalimi, dipersekusi hingga banyak dari kalangan aktivis dakwah yang menjemput ajal demi kemuliaan Islam.

Umat Islam harusnya menyadari pada bulan-bulan ini banyak di penjuru dunia ditumpahkan darah yang sia-sia oleh musuh Islam. Mereka menginjak-injak, menghina hukum-hukum Islam dengan segala kepongahannya. Ironisnya, penguas-penguasa di negeri muslim diam seribu bahasa dan membiarkan pertumpahan darah di bulan-bulan yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya (Rajab, Sya'ban dan Ramadhan).

Bulan ini banyak ternodai oleh kebrutalan orang-orang munafik yang mengais rezeki dengan menjual ayat suci. Mengobok-ngobok hukum Allah dengan dalih moderasi. Padahal sejatinya bulan-bulan ini menjadi tempaan untuk semakin taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Berjuang sepenuh hati untuk tidak terus dalam kungkungan demokrasi yang menjauhkan umat dari ketaatan. 

Di bulan Sya'ban ini seharusnya umat Islam mengingat peristiwa penting yang akan memotivasi dirinya semakin taat kepada syariat. Di antara peristiwa penting itu yaitu:

1. Perubahan Arah Kiblat Umat Islam

كَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا ٱلْقِبْلَةَ ٱلَّتِى كُنتَ عَلَيْهَآ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ

"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia". 

Umat Islam sejak sekitar 622-623 masehi mulai menggunakan Kabah sebagai kiblat hingga kini. Ketetapan ini tidak berubah meski mengalami verifikasi karena peristiwa astronomis. Pengecekan arah Kabah menjamin wajah muslim sepenuhnya menghadap kiblat saat salat.

Dijelaskan dalam banyak tafsir ketika ayat ini turun kaum muslimin sedang dalam menunaikan shalat. Karena ketaatan total kepada Allah, Rasulullah saw memindahkan arah Kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram. 

Dari peristiwa tersebut menjadi ibrah penting bagi kita bahwa tidak menunda-nunda dalam ketaatan kepada Allah Swt. Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini banyak kaum muslimin yang nyinyir terhadap tegaknya perintah Allah dalam ketaatan total yaitu khilafah. Bahkan dari pihak penguasa pintu berlomba-lomba mengoyak-ngoyak ajaran Islam tanpa mereka sadari hal tersebut menjerumuskan ke dalam api neraka. Justru mereka lebih taat dan tunduk terhadap hukum-hukum yang berasal dari manusia yang sudah jelas terbatas serta menyengsarakan manusia itu sendiri. 

2. Diangkatnya Amal Manusia

Usamah bingung Zaid berkata, Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu pada bulan Sya'ban. Beliau bersabda, "Itulah bulan yang manusia lalai darinya, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Sya'ban adalah bulan yang didalamnya diangkat amalan -amalan kepada Rabbul a'lamin . Saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam kondisi berpuasa. (HR an -Nasai) 

3. Keutamaan Puasa di bulan Sya'ban

Sejatinya kita melatih diri di bulan Sya'ban ini dengan banyak melaksanakan puasa sunah di bulan Sya'ban sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw. Menjalaninya seperti kota melaksanakan sunnah nafilah lainnya. 

4. Turunnya Ayat Tentang Shalawat kepada Nabi saw. 

Ketika kita memahami bahwa sebagai umat Nabi yang mencintai nya segenap jiwa raga maka yang harus dipahami dan dilaksanakan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah. Manusia pilihan Allah yang semestinya kita di bulan Sya'ban ini memperbanyak shalawat. Bukan hanya shalawat tetapi juga berusaha melaksanakan sunah Nabi dengan berusaha meneladani beliau secara utuh. Bukan hanya sekadar pencitraan untuk menarik perhatian umat tetapi justru ketaatan total kepada-Nya. 

5. Memperbanyak baca Alquran

6. Malam Nishfu Sya'ban

Malam tersebut diisi dengan berbagai amalan salih yang semakin mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memperbanyak amalan salih menjadi pintu terbaik untuk menyambut bulan Ramadan. 

Selayaknya bagi kita tunduk dan taat kepada Allah Swt serta mencintai Nabi Muhammad saw tentu berusaha menjalankan perintah dan larangan-Nya. Membumikan syariat Islam di muka bumi tanpa menunda-nunda bahkan menolaknya. 

Memperbanyak tsaqafah Islam dengan mempelajari sejarah Islam secara utuh maka akan membangkitkan kerinduan akan tegaknya hukum-hukum Allah dalam bentuk institusi negara yaitu khilafah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. []

Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh Heni Ummu Faiz

Ibu Pemerhati Umat

Posting Komentar

0 Komentar