Dunia menyaksikan bahwa pada tanggal 3 Maret 1924 adalah kaum
muslimin kehilangan institusi terpenting dalam kehidupan mereka, yakni Daulah
Khilafah Islamiyah. Refi Oktafianti, salah seorang aktivis dakwah kampus di
Jakarta menggambarkan buruknya kondisi kaum muslimin saat tak ada lagi
Khilafah. “Tidak terasa sudah 100 tahun umat tanpa Khilafah. Dan selama tidak
adanya Khilafah, umat Islam sudah seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Berjalan tanpa arah. Disamping itu juga banyak penindasan dari para musuh
islam. Keadilan sudah tidak lagi adil, negara kini sudah digenggam oleh para
penguasa yang rakus, sehingga banyak memakan hak rakyat sedangkan kewajibannya
terbelangkalai,” ungkapnya.
Terkait hubungan ketiadaan Khilafah dengan nasib
perempuan, Refi mengatakan, “Negara kini juga sudah tidak bisa melindungi kaum
wanita. Dalam Islam itu kaum wanita adalah kehormatan yang seharusnya dijaga.
Namun kini yang terjadi malah sebaliknya.”
Di
sisi lain, Refi juga menyayangkan minimnya tsaqofah Islam pada diri umat. Yang
ada, umat malah banyak mengadopsi pemikiran barat. “Ini membuat miris.Akibatnya
banyak umat yang terpapar islamofobia,” ujarnya. “Jadi sistem sekuler yang diterapkan
selama ini, telah banyak membuat kerusakan dibumi ini. Saatnya umat butuh
khilafah. Khilafah itu sangat dinantikan oleh umat, sebagai perisai umat yang
akan melindungi mereka,” imbuhnya lagi
Rep.: Kamilia M
0 Komentar