Masih di tengah pandemik, isu radikalisme, intoleransi, ujaran kebencian nyatanya belum surut di negeri ini. Tentu kita jua masih ingat dengan pernyataan dari salah satu menteri yang begitu semangat dalam memberantas radikalisme. Bahkan ada yang menganggap radikalisme sama bahayanya dengan virus corona.
Seolah tak ada permasalahan lain yang lebih penting untuk diatasi, isu radikalisme dijadikan kambing hitam yang mengganggu kehidupan di masyarakat, sehingga perlu untuk ditangani secara konsisten dan massif oleh semua lini.
Tak ketinggalan Polda Metro Jaya menggandeng 31 dai sebagai dai kamtibmas yang bertugas melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan hingga ceramah ke masjid-masjid untuk memerangi radikalisme. (news.detik.com/03/03/21).
Pelantikan Dai Kamtibmas sekaligus ceramah wawasan kebangsaan ini berlangsung di Kantor Polres Metro Bekasi Kota, yang dihadiri oleh Wali Kota Bekasi, Kapolres Metro Bekasi Kota, Kapolda Metro Jaya, dan Ketua Umum Pengurus NU.
Kapolda berharap Wali Kota, Dandim, Kapolres, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri bergandengan tangan dengan seluruh ulama Kota Bekasi sampai ke kampung-kampung, bersinergi bersama Dai Kamtibmas untuk menangani masalah Covid-19, fenomena- fenomena seperti hoax, hate speech, intoleransi, radikalisme, bisa di selesaikan. (bekasikota.go.id/05/01/21)
Ketua PBNU Said Aqil Siroj, yang turut menjadi bagian dari program dai kamtibmas, menyambut terbuka program tersebut. Said Aqil mengaku para tokoh agama yang terlibat dalam program dai kamtibmas akan berusaha mewujudkan masyarakat yang beradat, bermartabat, santun, berakhlak jauh dari radikalisme, dari ekstremisme, apalagi terorisme. (news.detik.com/03/03/21)
Polisi menggandeng para tokoh ulama untuk melakukan pendekatan atau edukasi kepada masyarakat terkait protocol kesehatan (prokes) yang banyak dilanggar oleh masyarakat, menangkal isu-isu intoleransi, hoax, ujaran kebencian dan radikalisme. Harapannya masyarakat bisa tertib dan patuh dengan aturan yang ada.
Terkait masalah pelanggaran prokes Covid-19, seharusnya pemerintah bercermin alias melakukan evaluasi mengapa masyarakat mengindahkan aturan yang ada?
Ketidakjelasan aturan, bantuan tak merata, dana bansos dikorup, sulitnya lapangan kerja, meningkatnya PHK, sementara biaya hidup semakin sulit, sementara kebijakan yang ada tak dirasakan mengcover kebutuhan masyarakat saat pandemic seperti ini. Lantas apakah Dai Kamtibmas menjadi solusi ditengah pandemi? Tetap saja, bila pemerintah tidak adil dan tidak bijaksana dalam menjalankan tugasnya maka kepercayaan masyarakat akan rusak. Yang ada akan terjadi distrust yang tajam antara rakyat dengan peguasa.
Jadi penyebab rusaknya kondusivitas kehidupan masyarakat bukanlah isu-isu intoleransi atau radikalisme yang selama ini dianggap mengancam kekuasaan pemerintah, tetapi sikap pemerintah yang terkesan arogan dalam kepengurusan rakyatnya serta sifat antikritik.
Jika kita cermati satu persatu persoalan negeri ini, dapat kita katakan bahwa masalahnya adalah multidimensional.
Ketidakadilan, ketidaksejahteraan, ketidakdamaian adalah penyebab dari kegaduhan negeri ini yang lahir dari sikap pemerintah itu sendiri.
Dalam tugasnya dai kamtibmas terselip pesan untuk merdam isu intoleransi, radikalisme, hate speech, penyebaran hoax beredar di masyarakat. Yang justru hal ini membuat masyarakat semakin fobia atau anti terhadap dakwah dan semakin terpecah dalam memahami islam.
Islamphobia sepertinya terus ditumbuhkan di negeri yang mayoritas muslim ini terutama fobia akan kebangkitan Islam.
Faktanya sudah terang benderang di indra oleh ummat, bahwa sudah kerap terjadi penghinaan terhadap ulama, simbol-simbol islam, ajaran Islam, stigma negative tentang dakwah, jihad, khilafah bahkan bendera tauhid sendiri dianggap berbahaya.
Ummat harus cerdas, jangan sampai menyetujui kebijakan yang bisa mereduksi aktivitas amar ma’ruf nahiy munkar dan memandulkan fungsi ulama/penceramah sebagai bagian dari umat yang terdepan dalam melakukan amar ma’ruf nahiy munkar, apalagi sampai menutupi kebenaran Islam yang sesungguhnya.
Sudah saatnya ummat bersatu untuk melawan kedzaliman, memperkuat aqidah dan memperjuangkan syariat agar diterapkan dalam semua lini kehidupan. Dengan begitu, ummat akan hidup mulia dibawah syariatNya. Masalah pandemic akan terselesaikan dan umat akan jauh dari fitnah dan para pembenci Islam. Wallahu’alam.
Oleh Weni Anggraeni
0 Komentar