Anak Pejabat Bejat, Akankah Hukum Menjerat?



Kota Bekasi Jawa Barat dihebohkan oleh pemberitaan tentang seorang gadis SMP  berinisial PU (15 tahun) yang mendapat tindakan asusila, kekerasan, disekap disebuah kontrakan, hingga dijajakan kepada lelaki hidung belang. Mirisnya, pelakunya adalah pria beristri sekaligus pacar korban sendiri berinisial AT (21 tahun) dan merupakan anak anggota DPRD kota Bekasi.


Seperti yang diberitakan wartakota.tribunnews.com (20/4/2021) orang tua korban LF (47 tahun) telah melaporkan tindakan tersebut kepada pihak kepolisian. Hingga kasus ini bergulir, terdapat beberapa fakta baru yang diharapkan bisa dituangkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Hal ini ditengarai mampu menjerat pelaku AT dengan pasal berlapis. Sebagaimana diungkapkan oleh Novrian, Komisioner KPAD Kota Bekasi,"Mungkin nanti di BAP (berita acara pemeriksaan) lanjutan sehingga penanganannya lebih komprehensif," tuturnya. (jakarta.tribunnews.com,19/4/2021).


Terkait kasus ini, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi merespon dengan mendatangi Mapolres Metro Bekasi Kota. Beliau meminta  petugas kepolisian bertindak tegas sekalipun pelakunya adalah putra anggota DPRD. (megapolitan.kompas.com, 22/4/2021).


Demikian juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti menyayangkan adanya permintaan orang tua pelaku kepada orang tua korban untuk menikahkan keduanya guna menggugurkan pidananya. (bekasi.pojoksatu.id, 26/4/ 2021).


Inilah potret buram kehidupan remaja serta hukum, buah dari sistem sekularisme- liberalisme. Campur baur kehidupan laki-laki dan perempuan tak terelakkan. Pacaran penyebab jalan menuju zina terus berkembang di negara sekuler ini. Seolah tak kenal malu, kehidupan liar kaum remaja terang benderang terekspos dalam kehidupan nyata maupun dalam sosial media. 


Namun sayang, dampak kehidupan bebas mereka tak sejalan dengan risiko yang harus ditanggung. Banyaknya lembaga perlindungan tidak mampu berkutik dalam sistem terkutuk ini. Terlebih lagi, hukum yang sering terlihat tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Seringkali mempertontonkan keberpihakannya kepada penguasa dan pemilik modal. Rakyat jelata hanya sebagai objek penderita yang harus memikul permasalahannya sendiri.


Islam Menjaga Harga Diri Melalui Sistem Pergaulan

Sistem pergaulan antar laki-laki dan perempuan terpisah kecuali keperluan ekonomi ( transaksi jual beli), pendidikan serta alasan kesehatan. Hal ini bukan bertujuan untuk mengekang manusia, namun untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan mereka. 


Rasullullah saw. dengan tegas melarang laki laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) bukan mahram, sebagaimana sabda Rasulullah saw. “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki dan perempuan berkhalwat, kecuali jika perempuan tersebut disertai mahramnya.” (HR. Bukhari). Larangan ini menegaskan untuk tidak pacaran sebagaimana telah menjamur di negara ini.


*Sanksi Tegas Dalam Islam Tak Pandang Bulu*


Islam sempurna dengan adanya aqidah dan peraturan yang mengikat. Demikian juga sanksi tegas yang membuat jera para pelaku kejahatan. Bahkan Rasulullah Saw, akan memotong tangan putri tercintanya Fatimah r.a apabila terbukti melakukan tindakan pencurian. Sabda Rasulullah Saw "Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya" (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688).


Inilah penegakan hukum yang dicontohkan oleh  Rasulullah saw. Penguasa wajib menegakkan hukum tanpa pandang bulu, tanpa ada perbedaan antara pejabat dan rakyat biasa, antara si kaya dan si miskin. Kedudukan hukum warga negara adalah sama. Dengan demikian keadilan akan dirasakan oleh semua warga yang akan berdampak kepada ketentraman, kedamaian dan ketertiban hidup.


Namun tentu saja, penegakan hukum dan sistem pergaulan  yang layak butuh tempat yang kondusif untuk diterapkan secara menyeluruh. Mustahil kehidupan ideal seperti yang dijabarkan di atas berjalan dalam sistem sekuler liberal kapitalis ini. Umat butuh sistem Islam, yang menerapkan segala hukum Islam secara kaffah. Maka sebagaimana kebutuhan kita terhadap kehidupan yang nyaman dan berkah, kita wajib menegakkan sistem kehidupan di bawah naungan sistem Islam.


Oleh Hessy Elviyah, S.S


Posting Komentar

0 Komentar