Indikator politik Indonesia telah merilis hasil survei mengenai isu sosial politik di tanah air yang dilaksanakan rentang 4-10 Maret 2021 lalu. Survei dilakukan kepada 1200 anak muda, indikator politik Indonesia menyatakan mayoritas anak muda menilai persoalan radikalisme mendesak untuk segera ditangani pemerintah.
Hasil survei indikator politik Indonesia menunjukkan, sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat dan sebanyak 25,7 persennya menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/3), sikap mereka tidak begitu yakin bahwa politisi mewakili aspirasi masyarakat. Hasil survei juga menunjukkan hanya 3 persen anak muda yang sangat percaya pada partai politik dan 7 persennya sama sekali tidak percaya. Sebanyak 54 persen anak muda masih percaya pada partai politik.
Berdasarkan data yang didapat dari survei indikator politik Indonesia terlihat anak-anak muda masih bingung bahkan tidak memahami bagaimana arah politik di negeri ini berjalan. Dapat terlihat masih banyaknya anak muda yang mendukung penyempurnaan penerapan praktik demokrasi di dalam sebuah pemerintahan dan ketatanegaraan, meskipun tak sedikit kekacauan yang terjadi akibat mempraktikan demokrasi.
Meski begitu bukan berarti tidak adanya alternatif sistem politik selain dari sistem politik demokrasi, hanya saja banyak dari anak muda masih merasa nyaman di zona nyamannya saat ini sehingga tidak pula memahami sistem politik Islam merupakan alternatif yang dapat diterapkan menyeluruh dalam sebuah pemerintahan. Ini dikarenakan sistem yang ditawarkan berasal dari agama Islam akan merampas hak-hak masyarakat non-Muslim yang menjadi sebuah pemahaman keliru, pemahaman keliru tersebut diakibatkan kurang pekanya anak muda dalam mengenal dan melek terhadap sistem politik Islam.
Kemudian generasi muda saat ini menilai bahwa politik Islam merupakan perintah dari agama. Sedangkan demokrasi merupakan sistem yang dibawa Barat dengan mengusung kebebasan. Berangkat dari problem di atas, betapa peran anak muda begitu penting untuk membawa perubahan besar dalam sebuah negara atau bangsa.
Karena itu semangat politik haruslah melekat pada setiap anak muda termasuk juga semangat untuk terlibat aktif dalam politik, sebab politik merupakan arena untuk menyalurkan aspirasi dan pemperjuangkan aspirasi tersebut agar terwujud dalam bentuk kebijakan pemerintah yang berdasarkan kepada sistem politik Islam. Salah satu instrumen dalam menciptakan perubahan dan membangun peradaban melalui jalur politik. Sudah tentu berpolitik tidak selalu harus terjun dalam politik praktis atau tergabung dalam parpol melainkan menjadi generasi muda yang tidak lagi apatis terhadap politik.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya bagaimana cara agar generasi muda dapat melek terhadap politik Islam? Sebab suka atau tidak kita tetap membutuhkan politik dalam menjalankan aktivitas keseharian. Inilah yang menjadikannya wajib bagi setiap anak muda untuk memahami politik Islam karena bukan tidak mungkin kita dapat terarus oleh pemahaman yang bukan berdasarkan hukum-hukum Allah. Kini begitu banyak pemahaman-pemahaman yang mencoba memelintir pemikiran generasi muda mengenai Islam sehingga mengalihkan mereka dari tujuan semula dalam membangun perubahan yang hakiki dan tersibukkan menangani isu-isu yang sebetulnya tidak lagi menjadi perdebatan antar umat. Dengan melek politik Islam anak muda tidak lagi mengalami kegalauan terhadap sebuah gejolak politik.[]
Oleh Nora Trisna Tumewa, Mahasiswa Universitas Gunadarma
0 Komentar