Kasus Pembuangan Bayi di Bekasi: Hilangnya Naluri Kasih Sayang Tanpa Aturan Islam

Posisi ibu yang mendapat tempat terhormat di hadapan Allah SWT hingga disematkan dalam hadits mahsyur “Dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’.”

Nampaknya kini telah bergeser. Ibu yang semestinya penuh cinta pada buah hatinya berubah seperti monster. Fitrah kasih sayang itu tercabik-cabik sejak sekulerisme berhasil merusak tatanan sosial hampir setengah abad lebih lamanya.

Hingga seorang ibu tega membuang buah hatinya. Kejadian ini menimpa seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan di halaman rumah warga di kampung Srengseng Jaya RT 02/02 Desa Sukadarma, Kecamatan Sukatani, Jum’at (26/03) pagi. (https://beritacikarang.com/)

kasus pembuangan bayi yang tak berdosa akibat orang tua yang tak bertanggung jawab terjadi pula di Cikarang Selatan. Warga digegerkan penemuan mayat bayi berjenis kelamin laki-laki dalam kardus dan ditutup kain warna biru di atas tumpukan sampah

di samping Cluster Ivory, Perumahan Villa Mutiara Cikarang, Desa Ciantra, Rabu (24/3/2021) sekitar pukul 08.00 WIB. (https://metro.sindonews.com/read/)

Kasus pembuangan bayi memang kerap terjadi. Mengingat tak ada aturan yang jelas bagaimana seharusnya memuliakan sesama makhluk Allah. Pun hukum sekuler yang diterapkan di negeri ini memang tak berhasil memberikan syok terapi. Hanya sebatas dibina bahkan dipenjara. Dampaknya orang tak akan pernah memiliki rasa takut untuk melakukan dosa. Kondisi ini diperparah lepas tangannya penguasa dari kewajiban melakukan riayah kepada umat. 

Seperti memberlakukan hukum rajam pada pelaku zina apabila ia sudah menikah dan hukum cambuk serta diasingkan bagi yang belum menikah. Menjamin kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat. Sebab fenomena buang bayi bukan tanpa latar belakang jika bukan karena hasil hubungan gelap diluar nikah atau karena himpitan ekonomi. 

Sistem fasad yang menyelimuti bangsa ini sukses mengikis ketaqwaan individu pada pemahaman sekuler. Padahal ketaqwaan individu sangat diperlukan untuk pencegahan kerusakan. Ia akan bersungguh-sungguh mengemban amanah mencetak generasi khairu ummah dengan mengkaji ilmu Islam dan menyebarkan dakwah di tengah-tengah umat.

Kondisi ini hanya bisa direalisasikan ketika Daulah Islam tegak. Kedudukan mulia seorang ibu tidak akan pernah bergeser sedikit pun bahkan melebihi seorang ayah. Tanpa diragukan lagi Islam akan senantiasa menjaga setiap jiwa sesuai fitrahnya melalui seperangkat aturan yang terpancar dari aqidahnya. Wallahu'alam.

Oleh Mia Annisa 

Posting Komentar

0 Komentar