Serangan Barat di Balik Narasi Toleransi


Barat sengaja melancarkan serangannya di balik narasi toleransi yang digerakan oleh pihak-pihak tertentu dengan menggunakan dalil Islam. Hal tersebut diungkap oleh Mubalighah Kota Depok, Ustazah Mumun S. Munawaroh, dalam Kajian Serial Tafsir Tematik, “Pluralisme vs Islam. Seri 3: Moderasi dalam Tinjauan Islam”, Jum’at (23/04/2021) via Zoom Meeting  di Depok. 

Menurutnya, serangan dengan menggunakan dalil Islam menunjukkan kebodohan terhadap Islam, syariat Islam dan Islam kaffah, adanya niat jahat di balik tuduhan itu dengan menggunakan senjata demokrasi dan HAM demi mencengkeramkan ideologi kapitalisme dan melanggengkan penjajahan terutama bagi negeri-negeri Muslim serta mengelabui kaum Muslimin agar tidak pernah mengenal indahnya kehidupan di bawah naungan Islam. 

Ustazah Mumun pun menegaskan, dalil yang sering digunakan salah satunya terdapat dalam Al-Qur’an Surah al-Hujurat ayat 13. 

Ia pun mengupasnya dengan menggunakan Tafsir Al Munir juz 13 (Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili). Kalimat, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan”,  berupa seruan yang merupakan kelanjutan ayat sebelumnya kepada orang yang beriman untuk berakhlak mulia dan dilanjutkan dengan ayat ini penegasan seruan kepada seluruh manusia secara mutlak untuk tidak mencela, menghina dan membeda-bedakan  dengan yang lainnya.

“Allah menciptakan manusia dari asal usul yang satu, jiwa yang satu yaitu Adam dan Hawa. Kalian adalah sama satu nasab, maka tidak ada tempat untuk membangga-banggakan dan mencela kepada yang lain,” terangnya di hadapan sekitar 94 Muslimah di Kota Depok.

Menurutnya, kalimat,’ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu' merupakan penegasan keutamaan di antara manusia adalah yang paling bertakwa. Barangsiapa menghias dirinya dengan takwa maka itu yang paling mulia, kemudian makna takwa adalah melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

“Dalam ‘Adaabun Nufuusy Ath Thabary’ Rasulullah menyampaikan khutbah di Mina pada pertengahan Hari Tasyrik dari atas Unta, dalam khutbahnya beliau bersabda: ‘Wahai manusia Tuhan kalian satu dan bapak kalian satu, ingatlah tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang ‘Ajm (non Arab). Tidak pula ada keutamaan orang ‘Ajm atas orang Arab,Tidak pula ada keutamaan orang berkulit hitam atas orang berkulit merah dan tidak ada keutamaan orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, melainkan dengan ketakwaan. Ketahuilah Bukankah aku telah menyampaikan?” Orang-orang pun menjawab, ‘Ya.’ Lalu beliau bersabda, ‘Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir (HR Ath Thabari)’, ” jelasnya.

Ia pun menegaskan dalil di atas bukan dalil nasionalisme dan pluralisme karena   nasionalisme membangkitkan sentimen fanatisme kebangsaan. “Ayat ini justru menentang segala upaya mengunggulkan kelompok manusia atas dasar kebangsaan, kesukuan dan keturunan, serta menjadikan perbedaan bangsa sebagai alasan untuk memecah belah bangsa di dunia. Maka Islam memerintahkan perbedaan bangsa, suku dan keragaman untuk saling mengenal,” pungkasnya.[] Siti Aisyah




Posting Komentar

0 Komentar