Kembali jagat maya diramaikan dengan adanya video-video singkat yang berisikan keganasan zionis Israel yang membombardir rakyat Palestina. Hal itu pun tak ayal memakan korban jiwa, bukan hanya ornag dewasa melainkan anak-anak dan perempuan tak bersalah menjadi korbannya. Rumah-rumah hancur porak poranda, tepat di malam ketika esoknya kaum muslim melakukan hari raya. Sungguh perbuatan yang biadab! Bahkan tidak harus menjadi seorang muslim untuk merasakan kebiadaban mereka.
Sebelumnya, kekerasan kembali terjadi pasca penyerbuan di komplek Masjid Al-Aqsa dua pekan lalu. Ini akibat konflik pendudukan tanah warga Palestina oleh Israel untuk pemukiman Yahudi di Yerussalem Timur. Israel mengusir warga Palestina yang tengah salat di bulan Ramadhan di area situs suci umat Muslim itu.
Lantas bagaimana tanggapan tokoh terkait konfik Palestina-Zionis Israel? Kali ini Muslimah Jakarta mewawancarai seorang tokoh aktivitis dakwah yang tentu konsen terhadap peristiwa ini, beliau adalah ustadzah Estyningtias P. Berikut hasil wawancaranya.
Tanya: Ustdzah Esty bagaimana perasaan ustadzah terkait kondisi terakhir saudara-saudara kita di Palestina yang mendapatkan serangan dari zionis Israel?
Jawab: Kalau bicara perasaan, jelas ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan. Antara pilu, ngilu, sedih, iba, ga tega, geram, marah semua campur aduk jadi satu. Sebab semua yang terjadi menurut saya sudah sangat melampaui batas-batas kemanusiaan, sangat tidak manusiawi. Orang-orang Israel itu tega sekali mereka membunuh orang-orang yang sedang beribadah. Tak ada kesalahan yang dilakukan, sama sekali tak ada. Tapi mengapa mereka memberondongnya dengan senjata, menembakinya tanpa belas kasihan, masuk dengan pongahnya ke dalam masjid dan memborbardir pemukiman warga? Jelas ini kan bentuk kedzaliman, bentuk ketidakadilan untuk warga Palestina.
Tanya: Melihat konflik antara Palestina-Israel yang tak kunjung reda sebenarnya apa yang terjadi ustadzah? Apa benar hanya konflik perebutan wilayah?
Jawab: Kalau mau melihat sejarah dengan jernih kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini bukan konflik perebutan wilayah, bukan sekadar konflik territorial. Bukan. Bukan itu. Jauh sebelum terjadi konflik, Palestina dan berbagai negara di sekitarnya yang dulu dikenal dengan istilah Syam, adalah bagian dari negara Khilafah Islamiyah. Saat itu Palestina tidak ada masalah dan Palestina adalah tanah milik kaum muslimin. Berada dalam wilayah kekuasaan Islam.
Namun pasca kekalahan Khilafah Islamiyah dalam Perang Dunia I, mulailah nasib tragis menimpa kaum muslimin. Tahun 1916 itu terjadilah perjanjian Sykes Picot antara Inggris dan Perancis. Perjanjian ini berisi kesepakatan antara Inggris dan Perancis dalam melakukan kendali dan menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia Barat. Perjanjian ini secara efektif mampu membelah daerah-daerah Arab yang berada di luar jazirah Arab. Mereka membaginya mana yang berada dalam kendali dan pengaruh Inggris dan mana yang masuk di bawah Perancis.
Perjanjian ini salah satu yang paling bersejarah bagi Palestina. Karena perjanjian ini, Palestina jatuh ke tangan Inggris. Dan tahun berikutnya 1917, terbitlah deklarasi Balfour. Deklarasi Balfour adalah sebuah surat perjanjian yang ditulis Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour atas nama Kerajaan Inggris, berisi restu Inggris untuk mendirikan negara Yahudi di atas tanah Palestina. Nah inilah cikal bakal munculnya bangsa Yahudi (yang sekarang lebih sering disebut sebagai bangsa Israel) di tanah Palestina.
Jadi Israel bukanlah sekadar penjajah, tapi perampas tanah kaum muslimin. Israel itu didatangkan dari Eropa. Mereka bukan pemilik tanah Palestina. Mereka ga punya hak sejengkal pun atas tanah Palestina. Jadi bagaimna mungkin sekarang mereka menguasai wilayah itu dan mendeklarasikan sebuah negara di sana kemudian membunuh dan mengusir kaum muslimin yang jelas-jelas merpakan pemilik asli tanah tersebut? Sekali lagi ini bukan konflik perebutan wilayah atau masalah perbatasan. Ini perampasan, lebih tepatnya.
Tanya: Banyak yang meneriakkan "kemerdekaan" bagi Palestina, menurut ustadzah tepatkah? Kemerdekaan yang seperti apa yang benar ustadzah?
Jawab: Jelas bukan kemerdekaan yang dibutuhkan. Yang dibutuhkan adalah mengeluarkan Israel dari tanah Palestina, mengusir mereka seluruhnya dari bumi Palestina. Mereka ga punya hak apapun atas tanah itu.
Kalau ada yang menerikkan kemerdekaan atas negeri Palestina, maka sejarah yang dibaca terpotong. Ada bagian yang dihilangkan sehingga seolah-olah jika wilayah Palestina itu dibagi 2, lantas masalahnya selesai. Faktanya kan tidak. Yang terjadi saat ini Israel itu terus melanggar perjanjian dan kesepakatan. Israel terus berusaha menguasai seluruh wilayah Palestina. Bahkan upaya menghancurkan masjid Al Aqsha itu sudah berulang kali dilakukan. Jadi memberikan kemerdekaan pada Palestina itu bukan solusi yang tepat.
Tanya: Jadi apa ada solusi lain yang tuntas dan mendasar untuk menghentikan penderitaan di Palestina dan di negeri-negeri kaum mulimin lainnya?
Jawab: Ada. Yakni dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah. Ketika sudah tegak, khalifah dapat memberikan komando untuk mengerahkan segenap kemampuan membantu Palestina dan negeri-negeri lain seperti Uyghur, Kashmir, Poso dan lain-lain.
Mengusir Israel dari wilayah Palestina itu harus dilakukan. Dan kaum muslimin bisa melakukannya sebenarnya. Tapi saat ini seperti tidak bisa dilakukan. Mengapa? Karena tidak ada pihak yang memberikan komando kepada seluruh kaum muslimin untuk bergerak bersama. Mereka tersekat-sekat dalam berbagai nation-state. Tersandera di negerinya sendiri karena penguasa-penguasanya semuanya diam. Kalaulah ada sekelompok orang yang berangkat, itu juga dalam hitungan yang ga akan mampu mengalahkan Israel.
Coba kalau yang bergerak adalah negara yang memiliki persenjataan lengkap dan tentara yang handal. Dan bukan hanya satu negara, tapi semua negara kaum muslimin, tentu Israel sangat mudah dikalahkan. Masalahnya sekarang, siapa yang akan memberikan komando dan dipatuhi oleh seluruh negeri kaum muslimin? Ini hanya bisa dilakukan oleh institusi Khilafah Islamiyah.
Adanya Khilafah itu penting bagi kita, karena khilafahlah yang akan membela kehormatan kaum muslimin dan memuliakan Islam. Termasuk membebaskan negeri-negeri Islam dari penjajahan Barat. Karena itu, menurut saya, solusi yang paling mendasar dan hakiki untuk menyelesaikan konflik Palestina ini tidak lain adalah dengan berjuang sekuat tenaga untuk menyegerakan tegaknya Khilafah Islamiyah. Insya Allah. [] Wiwit_id
0 Komentar