Kumandang takbir bersahutan menyambut kemenangan hari Raya Idul Fitri baru saja berlalu. Tetapi masih ada kumandang takbir lainnya yang tidak akan pernah berhenti untuk digemakan, pekik takbir yang menggelorakan semangat perjuangan. Perjuangan yang dilakukan demi kebebasan, untuk membebaskan sebuah negeri yang diberkahi Illahi Robbi. Negeri yang menjadi kiblat pertama bagi umat Islam, negeri yang di dalamnya banyak diutus para nabi dan rasul, negeri yang menjadi persinggahan Rasulullah Saw dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 1:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Kesucian dan keberkahan yang diberikan oleh Allah Swt untuk negeri Palestina pun disebutkan di dalam Alquran, beberapa surat di dalam Alquran pun menjadi bukti akan hal tersebut.
Allah Azza wa Jalla berfirman di dalam Alquranul karim :
وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia."
(QS. Al-Anbiya: 71)
Di dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Quran dituliskan makna dari ayat tersebut adalah Dan Kami telah menyelamatkan dia, Ibrahim, dari kejahatan warga kota Ur yang membakarnya hidup-hidup. Lalu dia hijrah ke Haraan, kemudian ke Palestina. Dan Kami juga telah menyelamatkan Luth dari bencana alam yang menimpa kota Sodom dan Gomorah. Keduanya Ibrahim dan Luth pergi ke Palestina, sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. Palestina adalah tanah kelahiran para nabi, kelahiran nabi Ismail yang melahirkan Rasulullah Saw dan nabi Ishak yang melahirkan Bani Israel; dan Yerussalem, kota penting di Palestina menjadi kota suci tiga agama, Yahudi, Nasrani, dan Islam; dan menjadi tempat Rasulullah Mi’raj.
Dijelaskan pula di dalam Tafsir as-Sa’di makna Surat Al Anbiya ayat 71, oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di. Diantara kaum Ibrahim, yang beriman kepadanya hanyalah Luth. Beliau (Luth) adalah putera saudara Ibrahim. Allah menyelamatkan Ibrahim dan Luth dari raja Babil Namrud dan kaumnya. Kemudian keduanya berhijrah ke Syam meninggalkan kaumnya di Babil, salah satu daerah di Irak. Yang dimaksud dengan negeri disini ialah negeri Syam, termasuknya di dalamnya Palestina, Allah memberkahi negeri itu artinya kebanyakan nabi berasal dari negeri itu dan tanahnya pun subur.
Keberkahan yang diberikan Allah Swt untuk tanah Palestina selain negeri lainnya yang berada di Syam dan tanah suci Mekah diabadikan di dalam surat At-Tin ayat 1-3:
وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ
dan demi bukit Sinai,
وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ
dan demi kota (Mekah) ini yang aman.
Ibnu Abbas berkata, At-Tin adalah negeri Syam, Az-Zaitun negeri Palestina, bukit Sinai adalah gunung dimana Allah berbicara kepada Musa AS di Mesir, dan Al-Balad al-Amin adalah Mekah Al-Mukarramah. Dalam sebuah hadis yang disepakati kesahihannya berbunyi, “Tidak ditekankan bepergian kecuali kepada tiga Masjid: Masjidilharam, Masjid Al-Aqsa dan Masjid Nabawi.” (HR. Bukhari & Muslim).
Palestina adalah nama untuk wilayah barat daya negeri Syam, yaitu wilayah yang terletak di bagian barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Disebutkan bahwa nama klasik wilayah Palestina adalah Kan’an karena tercatat dalam sejarah bangsa yang pertama kali bermukim di Palestina adalah Bangsa Kan’an yang datang dari Jazirah Arab sekitar 2500 tahun SM . Al Ghadiry menyatakan bahwa Palestina dalam sejarah kuno disebutkan sebagai tanah Kan’an dalam laporan pemimpin tentara King Mary. Asal kata Palestina disebutkan dalam catatan Asiria selama masa Raja Assyria sekitar tahun 800 SM, dari kata philsta.
Seperti yang diketahui bahwa sejarah Palestina tidak terlepas dari sejarah para nabi. Secara singkat kedatangan nabi di Palestina diawali dengan kedatangan Nabi Ibrahim sekitar tahun 1900 SM, yang pada saat itu kekuasaan Palestina (Al Quds) dipegang oleh Malki Shadiq. Kemudian nabi Ya’qub yang mempunyai anak sebanyak dua belas orang.
Keturunan Nabi Ya’qub kemudian dinamakan sebagai bani Israel (Israel adalah julukan bagi Nabi Ya’qub a.s). Kekejaman Firaun pada saat itu memaksa bani Israel keluar dari Palestina dan mendiami wilayah Mesir. Nabi Musa pada Abad ke 13 SM datang untuk menyelamatkan Bani Israel dari kekejaman Fir’aun, tetapi Nabi Musa berpulang sebelum membawa kembali Bani Israel ke wilayah Palestina. Hingga terus berlanjut pada masa diutusnya nabi Daud a.s dan nabi Sulaiman a.s.
Demikianlah peristiwa demi peristiwa yang menceritakan tentang bergantinya kepemilikan Palestina dari zaman ke zaman. Hingga terjadinya ekpansi Islam yang dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. Pada 15 H (636 M). Perebutan wilayah Palestina ditandai dengan perang Ajnadid. Haekal mengungkapkan perang Ajnadid serupa dengan perang Yarmuk yang memakan banyak korban dari tentara muslim dan Romawi, dan dalam jangka waktu yang lama. Namun, pasukan muslim di bawah panglima perang Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid memenangkan peperangan tersebut dan pasukan Romawi menarik diri ke Yerusalem. Kejadian Ajnadid membuat pasukan Romawi ketakutan, Atrabun menarik pasukannya ke Mesir dan meninggalkan Yerusalem di bawah kepemimpinan Uskup Agung Severinus.
Ketakutan Romawi dikarenakan dengan jumlah yang seperempat dari pasukan Romawi, pasukan muslim dapat memenangkan perang Ajnadid. Orang Yerusalem (Uskup Agung Severinus) tidak mau menyerah kepada Abu Ubaidah bin Al-Jarrah dan meminta Umar bin Khattab yang membuka pintu gerbang Yerusalem, dan Umar pun menaklukkan Yerusalem dengan damai tanpa pertumpahan darah. Setelah dikuasai Islam, Palestina berada dalam kondisi pemerintahan yang damai dan makmur selama 1200 tahun.
Zaman pun berganti, Palestina selamanya akan tetap menjadi milik umat muslim, walaupun pada saat ini tanah Palestina berhasil dikuasai oleh zionis Israel. Klaim yang mereka anggap benar, bahwa mereka lah pemiliknya menjadikan mereka begitu serakah dan tidak memiliki hati nurani. Tabiat congkak dan merasa menjadi bangsa pilihan menutup mata hati dan nuraninya. Bisa dikatakan bahwa zionis Israel adalah perampok, yang merampas tanah umat muslim dengan cara yang keji dan tidak tahu malu.
Memerangi dan mengusir penjajah zionis Israel dari tanah yang suci dan diberkahi Palestina adalah sebuah kewajiban semua umat Islam. Tidak terbatas dan hanya berlaku untuk umat muslim yang tinggal dan bermukim disana, semua muslim memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk menghentikan segala macam bentuk penindasan dan penjajahan dari muka bumi.
Semoga kita semua termasuk yang selalu berusaha dan mengupayakan dengan maksimal untuk kebebasan Baitul Maqdis, Palestina. Sehingga kita bisa menghadap dan memberikan hujjah kita di hadapan Allah Azza wa Jalla. []
Oleh Anjar Rositawati
0 Komentar