Di saat kondisi umat Islam sedang melaksanakan ibadah saum Ramadan, ternyata ujian itu terus ditimpakan pada sebagian saudara kita, Sekretaris Umum eks FPI Munarman. Ada sebuah rasa sakit yang menyeruak ketika terpaan kata "Terorisme" disematkan. Hal ini karena melihat selalu saja umat Islam yang selalu jadi pihak tertuduh. Sebab yang menimpa saudara-saudara kita banyak yang diciduk seolah mereka yang memang melakukan hal tersebut tanpa sebuah bukti yang jelas. Apalagi apa yang dilakukan kepada mantan FPI tersebut banyak terjadi kejanggalan. Hal ini yang kemudian mengusik Politikus Partai Keadilan Sejahtera, Aboe bakar Alhabsy, angkat bicara mengenai penangkapan mantan Juru Bicara eks Ormas Front Pembela Islam, Munarman, oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Selasa, 27 April 2021. Dia mengaku menghormati proses hukum yang sedang dijalankan.
(WE online,27/04/2021).
Bahkan menurut Kuasa hukum Munarman, Sugito Atmo Prawiro mengatakan kliennya tak terlibat tindak pidana terorisme sebagaimana tudingan Polri. Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror Polri, di kediamannya, Tangerang Selatan, Banten.
“Menurut saya tak pernah ada Munarman terlibat kasus terorisme. Saya enggak tahu ada maksud apa sehingga Munarman ditangkap,” kata Sugito.(Suaramerdeka.id)
Dari sini sudah jelas terkait penangkapan eks FPI Munarman membuka tabir ada apa sesungguhnya yang terjadi? Motif dan dalang dibalik penangkapan orang yang dulu berkecimpung di YLBHI ini? Jika melihat kondisi yang terjadi dengan umat Islam saat ini sesungguhnya ada agenda terselubung yang sengaja menyasar para aktivis dakwah Islam. Berbagai motif sengaja di jerat setelah sebelumnya menjerat Ormas HTI yang kini BHP-nya dicabut.
Banyak pihak menyebut bahwa narasi terorisme yang disematkan sesungguhnya merupakan ada agenda Barat yang terus menyasar para aktivis dakwah, yang getol mengkritisi kebijakan pemerintah terutama yang mengganggu kepentingan para kapitalis yang bermain dibalik layar para pejabat di negeri ini setelah sebelumnya Ketua FPI pun ditangkap. Hal ini menambah deret panjang bahwa penguasa negeri ini memang diktator, antikritik.
Ironisnya justru apa yang menimpa para aktivis dakwah Islam yang ditangkap justru langsung ditetapkan sebagai tersangka. Azas praduga tak bersalah hanyalah basa basi belaka. Lain halnya dengan para penista agama cukup minta maaf selesai urusan. Bahkan kasus KKB di Papua tidak ditetapkan secara cepat sebagai tindakan terorisme. Padahal korban sudah banyak berjatuhan dari warga sipil hingga aparat TNI, Polisi karena rasa cinta terhadap negara tercinta ini.
Hal ini pula yang disampaikan Waketum PAN Viva,Yoga Mauladi kepada wartawan, ucapan bela sungkawa kepada Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya. Partai Amanat Nasional (PAN) meminta pemerintah dan seluruh jajarannya tak lembek terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua (29/4/2021).
Saat ini memang terorisme menjadi sebuah alat untuk menghadang para aktivis dakwah terutama yang dianggap radikal versi pemerintah. Radikal, terorisme sebuah kata yang terus digoreng oleh Barat yang disebarkan ke negeri-negeri muslim tak terkecuali Indonesia. Tujuan nya tiada lain adalah penegakkan hukum-hukum Islam tidak terjadi.
Barat memahami bahwa dengan sistem Islam jika tegak, maka akan mengganggu kepentingan mereka. Dendam kesumat di masa lalu saat Islam masih tegak membuat para kapitalis terus menerus tiada lelah menghambat kebangkitan Islam.
Isu-isu yang terus diarusutamakan adalah terorisme, radikalisme dengan mengaitkan kasus ISIS di Suriah. Sebuah monsterisasi yang menyasar umat Islam. Akibatnya umat akan semakin menjadi pihak tertuduh, jauh dan benci terhadap simbol-simbol Islam seperti kata jihad, dakwah dan khilafah. Padahal sesungguhnya kata-kata tersebut ada di dalam kitab Al Quran dan Sunah Rasulullah saw.
Inilah yang seharusnya disadari oleh seluruh kaum muslimin. Bahwa mereka para pembenci Islam beserta antek-anteknya melalui berbagai lembaga internasional berjuang sekuat tenaga untuk menghancurkan ajaran Islam. Mereka berusaha mengadu domba umat Islam, menceraiberaikan persatuan Umat Islam agar kebangkitan khilafah yang dijanjikan terhambat dengan usaha mereka.
Pandangan Islam Tentang Terorisme
Islam sebagai agama paripurna justru mengharamkan terkait terorisme.
Arti térorisme menurut KBBI adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror;
Berbagai dalil dan hadis menjelaskan tindakan tersebut. Islam mengajarkan kebaikan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Hal ini berdasarkan firman Allah Swt antara lain: “Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan berusaha melakukan kerusakan di muka bumi, yaitu mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang. Yang demikian itu suatu kehinaan bagi mereka di dunia sedangkan di akhirat mereka mendapat siksa yang pedih.” (QS Al-Maidah: 33).
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada kamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar dan dianiaya maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS An-Nisa’: 29-30)
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh
orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya…” (QS. Al-Maidah: 32)
Adapun dalil-dalil yang berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw antara lain: “Tidak halal bagi seorang Muslim menakut-nakuti orang Muslim lainnya.” (HR Abu Dawud).
“Barangsiapa mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya (Muslim) maka Malaikat akan melaknatnya sehingga ia berhenti.” (HR Muslim)
Lantas apa yang harus dilakukan oleh kaum muslimin saat ini saat terorisme menyasar tubuh kaum muslimin?
Pertama, menjelaskan bahwa tindakan terorisme adalah terlarang
Kedua, memberikan pemahaman bahwa terorisme adalah agenda Barat yang bertujuan untuk menghancurkan Islam yang menghendaki agar kebangkitan Islam tidak segera tegak.
Ketiga, Barat menghendaki agar umat Islam menjadi pihak tertuduh ketika ada sebagian kaum muslimin yang melakukan pemboman atau bunuh diri.
Keempat, Memilih zona nyaman dengan ikut aturan Barat dalam paham moderasi adalah kesalahan besar sama artinya menghancurkan Islam dari dalam. Kelima, istikamah dalam memperjuangkan syariah dan khilafah sebagai solusi permasalahan umat manusia.
Keenam, patut dipahami bahwa ketika ada saudara kita di negeri-negeri muslim yang melakukan perlawanan akibat perlakuan orang-orang kafir seperti di Palestina, di Irak, Afganistan tidak mengenalisir sebagai tindakan terorisme. Karena sejatinya mereka tengah berjuang dalam membebaskan negeri mereka dari penjajah yang telah menduduki, membunuh penduduk negerinya.
Terakhir semoga Allah Swt memberikan keistikamahan kepada para pejuang Islam dan senantiasa ikhlas dalam berjuang. Berdoa dan berjuang tiada lelah agar khilafah yang dijanjikan segera tiba. []
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati umat
0 Komentar