Merawat Ketaatan Ramadan dan Idul Fitri



Ramadan sudah berlalu, Lebaran Idul Fitri pun rasanya kian hilang begitulah kondisi yang terjadi di masyarakat. Rutinitas salat malam seperti tarawih, tilawah, sedekah seolah mulai luntur. Aktivitas yang bernuansa ibadah dan berbagai hal yang menuju ketaatan seolah tak lagi menjadi acuan. Semua berubah kembali semula seolah tidak meninggalkan efek dan bekas apa-apa dalam jiwa. Jika saat Ramadan setiap muslim berusaha membersihkan diri dengan banyak aktivitas ibadah dan amaliah shalih. Ironisnya justru Ramadan berlalu semua berubah kembali.

Jika pada bulan Ramadan para muslimah berusaha menutup aurat kini justru mengumbar aurat lagi. Jika pada bulan Ramadan aktivitas tipu-tipu muslihat senantiasa dihindari justru kini kembali dilakukan lagi.

Saat Ramadan lebih peduli kepada sesama namun setelah Ramadan anehnya justru banyak pejabat di negeri ini malah nyinyir kepada mereka yang peduli kepada saudara nya di Palestina. Sungguh ironis bukan? Seharusnya bulan Ramadan bahkan diluar Ramadan kepekaan terhadap sesama harus lebih ditingkatkan terlebih dia saudara seakidah.

Ya inilah gambaran hidup di alam demokrasi sekularisme telah banyak mengikis ketaatan dan kepedulian terhadap sesama. Seolah Ramadan dan Idul Fitri diartikan sebagai bulan pencucian jiwa kemudian setelah itu bebas, sebebas-bebasnya untuk berbuat  kemaksiatan.

Padahal sesungguhnya menjaga ketaatan merupakan sebuah urgensi bagi setiap muslim agar menjadi hamba yang bertakwa. Dengan ketakwaan ini akan mendorong kesadaran seseorang dalam menjalankan seluruh syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan ketakwaan yang tertancap dalam diri akan mendorong seseorang terutama umat Islam mewujudkan persatuan dan persaudaraan akidah dalam satu bendera laa Ilaha illah. Dengan kalimat tersebut tidak akan ada lagi muslim yang individualis, egois dan masa bodoh terhadap penderitaan saudaranya. Bahkan jika ada muslim seperti itu perlu dipertanyakan akidahnya.

Merawat ketaatan Ramadan dan Idul Fitri ini harus terus dilakukan secara kolektif di tengah-tengah masyarakat. Hal ini agar tumbuh kesadaran dan ketundukan secara menyeluruh agar tegaknya hukum-hukum Allah dalam bingkai khilafah segera terwujud.

Karena sebagaimana kita pahami, bahwa umat Islam adalah umat terbaik tentu hal tersebut akan terjadi saat ketaatan tumbuh secara kafah. Hal ini pula akan memudahkan setiap orang dalam lindungan keberkahan Allah Swt.

Jangan sampai Ramadan hanya seremonial semata.Jika hal ini terjadi maka perlu perombakan secara total dan menata akidah dan iman agar lebih terjaga.

Ada beberapa tips agar senantiasa dalam kondisi taat sekalipun Ramadan dan Idul Fitri berlalu di antaranya:

1. Menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah Swt, berusaha semaksimal mungkin menjauhi perkara-perkara yang haram dan syubhat. Senantiasa saling mengingatkan satu sama lain agar dalam jalur yang di ridai Allah.

Namun sayangnya dengan masyarakat yang masih sekuler perlu kekuatan yang luar biasa agar tidak terkontaminasi virus-virus fasad. Serangan kemaksiatan begitu gencar maka diperlukan bagi kita untuk mencari komunitas yang senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan dari luar.

2. Ketika kita tidak mampu menjaga diri kita dalam ketaatan maka yang harus dilakukan adalah mengikuti komunitas atau jamaah dakwah yang sahih. Jamaah yang memperjuangkan tegaknya syariah Islam agar ketaatan secara kolektif terus tumbuh. Oleh karena itu kita harus menjauhi kelompok atau organisasi yang menjerumuskan kita kepada kerusakan baik secara fisik maupun akidah. Merekalah yang menjaga sistem kufur bukan sistem Islam.

3. Seorang muslim harus menyadari bahwa ketaatan individu sangat sulit terjaga jika masyarakat dan negara belum mendukung. Oleh karenanya seorang muslim harus terus berjuang agar kesadaran di tengah-tengah masyarakat dan negara segera terwujud yaitu dalam bingkai khilafah.


Dakwah tanpa kekerasan baik kepada sesama, individu dan negara merupakan sebuah perkara yang wajib. 

Hal ini bahwa berjuang untuk mengubah masyarakat dengan metode syar'i akan memudahkan menciptakan ketakwaan secara kolektif. Ketakwaan kolektif hanya bisa diwujudkan jika syariah dan khilafah diterapkan.

Jika hal ini terjadi ketaatan Ramadan dan Idul Fitri akan senantiasa terpatri dalam setiap diri pribadi muslim. []

Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh Heni Andriani

Ibu Pemerhati Umat

Posting Komentar

0 Komentar