Ancaman Baru, Demam Berdarah Mengintai Warga Bekasi

 


Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 730 kasus dalam empat bulan, dari Januari-April 2021. Kasus tertinggi terjadi pada April saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Sukrawaty bahwa kasus DBD tahun ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 900-an kasus. Namun, pemerintah tetap meminta masyarakat waspada dengan mengantisipasi munculnya kasus baru. (metrotempo.co, 28/5/2021)


Sama halnya dengan yang terjadi di Kabupaten Bekasi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti mengatakan jumlah kasus DBD di kabupaten Bekasi mengalami penurunan sebanyak 44 persen dibandingkan tahun lalu. Pada kuartal pertama tahun ini ada 98 kasus, sedangkan tahun lalu di periode yang sama ada 176 kasus. Menurut data hingga April 2021 Dinas Kabupaten Bekasi mencatat ada tiga orang yang meninggal dunia karena DBD. Dua kasus di kecamatan Kedungwaringin dan satu lagi di kecamatan Tambun Selatan. (tribunnews, 6/6/2021).


Tingginya kasus DBD di wilayah Bekasi tidak terlepas dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya. Ditambah lagi sistem drainase yang tidak memadai dan sampah-sampah pun banyak yang memenuhi saluran-saluran  air.Sehingga menyebabkan air tidak mengalir dengan baik.


Sistem drainase yang buruk di Bekasi disebabkan selama ini banyak wilayah yang mengalami perubahan alih fungsi. Ada beberapa titik yang semula menjadi tandon air secara alami, kemudian berubah peruntukkannya menjadi perumahan. Tidak sedikit pula perumahan yang memperkecil ruas drainase yang ada, sehingga aliran air tidak tertampung dan meluber ke jalan. Akibatnya akan menyebabkan banjir pada musim penghujan dan genangan air di musim kemarau.


Cukupkah dengan Fogging?


Fogging (pengasapan) adalah salah satu metode untuk membunuh nyamuk terutama efektif terhadap nyamuk dewasa. Lalu bagaimana dengan nyamuk yang belum dewasa yaitu yang masih berbentuk jentik (larva)? Sudah pasti tidak akan efektif ditangani dengan cara ini, karena jentik hidup di air yang berlindung dari asap. Ketika dewasa maka nyamuk akan kembali berbahaya dengan menularkan virus dengue. Jelas cara fogging ini tidak akan efektif dalam menanggulangi DBD.


Fungsi utama dari fogging adalah untuk memutuskan mata rantai pertama,  resiko penularan DBD dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk. Artinya, fogging hanya solusi sementara, bukan solusi jangka panjang untuk memghentikan wabah.


Diperlukan solusi yang komprehensif yang bukan hanya menurunkan jumlah kasus DBD, tetapi juga menuntaskan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. 


Cara Khilafah Mengatasi Wabah


Solusi Islam dalam mengatasi wabah tidak bisa dilepaskan dari komprehensivitas ajaran Islam. Berikut ini adalah beberapa paradigma Islam dalam menangani wabah:

1. Ri'ayah

Negara harus dengan cepat melakukan tes dan tracing.  Hal ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran wabah. 


2. Wajib menjaga nyawa manusia. Islam mengajarkan bahwa nyawa manusia harus dinomorsatukan. Berbagai usaha akan dilakukan untuk menekan jumlah korban akibat wabah. 


3. Mekanisme anggaran yang fleksibel dan cepat dalam penanganan wabah. 

Dalam Islam urusan birokrasi dan administrasi sangat fleksibel, sehingga untuk menangani wabah atau lainnya dapat dikerjakan dengan cepat. Misalnya anggaran di bidang kesehatan yang telah disediakan untuk seluruh warga negara. Sehingga bagi warga nasyarakat yang terkena wabah atau penyakit lainnya akan sangat mudah berobat ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang ada tanpa dipungut biaya.


Anggaran juga disediakan untuk penanganan wabah jangka panjang. Misalnya untuk memperbaiki sistem drainase dan masalah pengelolaan sampah, agar tidak terjadi lagi bencana ataupun wabah yang disebabkan buruknya kedua sistem tersebut.


Negara juga mengedukasi masyarakat akan bahaya wabah dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dengan begitu tumbuh kesadaran di tengah masyarakat untuk hidup bersih. Dengan demikian terjadi usaha yang saling bersinergi antara negara dan maysrakat dalam menangani wabah.


Oleh Diyani Aqorib S.Si.


Posting Komentar

0 Komentar