Ketahanan pangan dalam negeri pada masa wabah Covid-19 ini memang sangat terpukul. Sehingga pemerintah menggunakan segala cara agar sektor pertanian bisa bangkit kembali. Terakhir, Perum Bulog menjalin kerjasama dengan TaniHub Group dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) (CNN Indonesia.com 25/5/2021).
TaniHub ini bukan pemain baru dalam sector pertanian. Perusahaan rintisan ini mencatat pertumbuhan bisnis dengan peningkatan pendapatan sebesar 639 persen sepanjang tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya. CEO TaniHub menyatakan hal tersebut dikarenakan kecepatan dan ketepatan langkah dalam menyiasati pandemic Covid-19 (Antaranews.com 21/1/2021).
Dalam nota kesepahaman yang dilakukan olah Bulog dan TaniHub disebutkan bahwa kedua belah pihak bekerjasama menciptakan “competitive advantages” yang sangat besar bagi ekosistem ketahanan pangan nasional. BULOG memiliki jaringan dan sistem pergudangan dengan cakupan yang sangat luas di seluruh Indonesia, sementara TaniHub Group memiliki pengalaman dan kemampuan teknologi terdepan di bidang agritech.
Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita mengatakan, kolaborasi juga menyangkut kerjasama dalam bentuk pembiayaan bagi petani binaan BULOG, penyerapan dan pemasaran produk-produk petani binaan BULOG. Selain menyerap hasil petani BULOG, TaniHub Group juga akan memasok produk segar untuk seluruh gerai milik BULOG (Bulog.co.id 25/5/2021).
Keunggulan Kompetitif
Competitive advantages atau keunggulan kompetitif adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama. Hal ini merupakan faktor penting dalam kesuksesan bisnis jangka panjang.
Ketika sebuah bisnis dapat mengungguli pesaingnya, potensi pendapatan dan pertumbuhan bisnis dapat meningkat. Ini karena competitive advantage dapat mendatangkan pelanggan baru, mempertahankan pelanggan setia, dan menemukan cara untuk melayani pasar sasaran serta menghemat biaya, sekaligus menghasilkan pendapatan yang besar (accurate.co.id).
Dalam meningkatkan pelaku pasar untuk berperan meningkatkan bisnis dan mengembangkan keunggulan kompetitif, ada tiga kunci yang dapat dilakukan. Pertama, menganalisis pasar sasaran, kedua, penerapan strategi. Terakhir pemantauan kemajuan dan kinerja.
Ketiga hal ini sesungguhnya merupakan wujud dari keseriusan dalam melakukan suatu bisnis. Namun perlu diingat bahwa Bulog merupakan lembaga milik pemerintah yang segala hal dilakukan harus berorientasi mensejahterakan rakyat.
Sebagai institusi di bawah Pemerintah yang menangani urusan publik, stabilisasi harga dan pasokan berbagai komoditas pangan dari hulu hingga ke hilir di seluruh wilayah Indonesia merupakan urusannya.
Lembaga unggulan yang membawahi urusan sembilan bahan pokok ini, selalu dinanti kebijakannya agar pendistribusiannya merata ke seluruh pelosok nusantara. Dalam hal ini, lembaga apapun di bawah ayoman pemerintah tak layak untuk mengambil keuntungan untuk kantongnya sendiri. Apalagi diketahui bahwa Pebruari lalu Bulog mengorietasikan lembaganya untuk fokus terhadap bisnis dalam rangka meraih pasar dan keuntungan (CNN Indonesia, 3/2/2021).
Fungsi Pemerintah
Kapitalisasi sudah merambah semua sektor termasuk dalam penyelenggaraan negara. Lembaga di bawahnya pun tak berbeda, pasti mempunyai arah pandang yang sama yaitu berotientasikan keuntungan segelintir kelompok. Termasuk Bulog yang membawahi sektor strategis.
Fungsi awal Bulog adalah untuk mendistribusikan pangan dari hulu ke hilir, bukan untuk mengambil keuntungan dari pekerjaannya itu. Karena kerja pemerintah seharusnya tidak mengadakan jual beli kepada rakyatnya, namun tugasnya adalah mengayomi mereka.
Seperti dikatakan dalam sebuah hadis, bahwa “Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya” (HR Muslim). Sehingga pengayoman pemerintah sangat diperlukan oleh rakyat terutama di masa pendemi, di mana banyak masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan dari pemimpinnya.
Dalam Islam, kebutuhan pokok rakyat dijamin oleh negara. Negara berupaya sekuat tenaga agar tak ada seorang pun dari warga negaranya yang kelaparan. Sehingga distribusi di sini jelas maknanya, yaitu sampainya barang kepada tiap kepala. Bukan hanya disebar ke pasar-pasar saja.
Bisalah pandangan diarahkan pada Umar ra, diceritakan bahwa Umar selalu ‘blusukan’ untuk memperhatikan adakah rakyatnya tidak sejahtera di bawah pemerintahannya. Sejarah mencatat bahwa malam itu Umar mendengar tangisan anak-anak yang menjerit kelaparan. Ibu mereka sedang memasak namun tak jua makanan tersebut matang.
Dengan penasaran, Umar bertanya makanan apa yang gerangan tengah dimasak oleh sang ibu. Betapa terkejutnya Umar demi mengetahui yang sedang direbus adalah sebuah batu. Melihat hal tersebut, dengan terburu-buru ia langsung menuju batul maal untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil itu. Sambil mulutnya selalu beristighfar, meminta ampunan Yang Kuasa bahwa ada keluarga yang luput dari perhatiannya.
Perhatian atas dasar iman itulah yang hari ini tak terjadi. Masyarakat dibiarkan dengan kemiskinan dan meyelesaikan persoalan hidupnya sendiri tanpa arahan dan ayoman yang berarti. Di sanalah fungsi pemerintah untuk masuk ke dalam ruang kosong yang saat ini tak ada yang menempati. Oleh sebab itu kesejahteraan rakyat merupakan hal utama yang harus menjadi prioritas negara. Pengayoman tanpa pamrih bukan berorientasi bisnis. []
Wallahu’alam.
Oleh Ruruh Hapsari
0 Komentar