Covid- 19 kembali. Pasca Lebaran setidaknya ada beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus, diantaranya Kudus, Bangkalan dan DKI Jakarta. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masuknya varian corona B.1.617 ke Indonesia disebabkan karena banyaknya para pekerja migran yang kembali ke tanah air melalui pelabuhan-pelabuhan laut. Berbeda dari pelabuhan udara yang penjagaannya sudah cukup ketat, pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India. "Sehingga masuk dari sana varian-varian baru," ujarnya sebagaimana dilansir Kompas,com (14/06/21)
Melihat fenomena peningkatan covid 19 saat ini ada beberapa pertanyaan yang membuat penasaran dan dirasa perlu untuk dijawab. Di rubrik Suara Muslimah kali ini kami berhasil mewawancarai seorang praktisi kesehatan dr. Rahma Ayu Larasati, M.Biomed, yang juga sekaligus seorang dosen imunologi. Berikut hasil wawancara tim redaksi Muslimah Jakarta dengan dr. Rahma.
Tanya: Apa sebenarnya yang menyebabkan angka covid kembali tinggi di indonesia khusus nya di beberapa kota termasuk Jakarta?
Jawab: Sebenarnya kita tidak bisa katakana kembali tingggi, karena kalau kita lihat pada kurva di "website kawalcovid" kurva kita tidak pernah melandai curam atau belum pernah diangka 0. Nah, tapi memang yang sekarang gelombangnya terlihat tinggi, trennya mulai terlihat. Awalnya di kudus Jateng, terjadi peningkatan sekitar 30 kali lipat, setelah libur lebaran.
Kata kunci penyebab peningkatan covid ini adalah lalainya protokol Kesehatan dari masyarakat, walaupun masyarakat saat ini sudah terbiasa menggunakan masker, tapi sebagian masyarakat juga masih sering berkumpul, masih bersalam-salaman, makan-makan bareng, acara bareng, family gathering, jalan-jalan, sewa hotel bareng, hal-hal itu yang juga menjadi penyebab covid semakin meningkat.
Ditambah lagi adanya varian baru atau varian delta, namun itu bukan masalah utama, karena sebenarnya mutasi terjadi sejak awal. Pada dasarnya virus seperti makhuk hidup yang bisa beradaptasi dan bermutasi ketika tertekan. Sepertai varian baru yang berasal dari india, yang dikhawatirkan masuk dan ternyata benar-benar masuk ke Indonesia. Varian baru ini lebih mudah menginfeksi manusia karena dia lebih mudah terikat pada sel manusia. Selain itu, dia mampu melepakan diri atau melarikan diri dari sel-sel imun, dan penyebarannya sangan cepat. Walaupun gejalanya itu terbilang moderat, kecuali jika menyerang pada orang yang memiliki komorbite.
Tanya: Bagaimana menurut ibu terkait sikap pemerintah dalam menghadapi lonjakan covid sejauh ini?
Jawab: Pemerintah memberlakukan peraturan baru soal PSBB, misal yang dikeluarkan gubernur Jakarta ada 7 poin; yang pertama, WFH 75%, WFH ini naik turunnya sedikit 50%,70%, 25% tapi sejauh ini apakah pernah hal tersebut didata dan dikaji keberhasilannya, apakah pernah absen-absen kantor dicek? Apakah pernah kantor-kantor tersebut melaporkan atau mungkin pernahkah ada sanksi jika terdapat pelanggaran? Jadi menurut saya itu tidak jelas. WFH berapa persen pun saya lihat jalan di Jakarta tetap ramai. Jadi ini tidak efektif. Yang kedua, ruas jalan ditutup jam 21.00-04.00, ini saya menggelikan karena di pukul tersebut biasanya masyarakat sudah ada di rumah masing-masing, mobilitas tidak tinggi. Yang dibatasi jadi tidak signifikan, kenapa tidak berani membatasi mobilisasi pada jam-jam kantor? sehingga tidak ada yang berani keluar rumah.
Yang ketiga, aktivitas dihentikan pada jam 21.00, sama seperti poin sebelumnya ini tidak signifikan, karena pada jam segitu kita sudah tidak ada kegiatan dan sudah istirahat. Yang keempat, rapid tes acak di KRL, ini saya sangat setuju hanya saja saya pikir cukup terlambat dimulainya kenapa tidak sejak awal dilakukan? Dan malah yang digaungkan bahkan sampai ada iklan di mana-mana yang Genos 19, padahal Genos 19 belum jelas visifisitas dan sensitifitasnya, tetap boleh berpergian asal Genos 19 lolos. Bahkan ada beberapa dokter yang meragukan.
Yang kelima, uji coba sekolah tatapmuka dihentikan, lagi-lagi pelajar yang menjadi imbasnya jadi harus dihentikan padahal mereka sangat membutuhkan didikan secara langsung krn jelas bedanya antara belajar online atau offline, karena tidak bisa dipungkiri pembentukan karakter tidak bisa didapatkan secara daring. Kemudian yang keenam, terkait transportasi dibatasi hal ini dianggap kurang signifikan. Dan yang terakhir, yang ketujuh, membatsi mobilisasi, mebatasi mobilasi disini pak Anies hanya menganjurkan msyarakat tetap di rumah, jadi hanya bersifat anjuran saja tidak ada ketentuan dan sanksi yang tegas. Ini semua sperti PSBB biasa dan tidak begitu maksimal.
Tanya: Lantas apa kira2 yang perlu dilakukan lagi oleh kita khususnya pemerintah dalam hal ini?
Jawab: Dari awal banyak sakali yang meminta lockdown khususnya dari kalangan dokter, namun dimentahkan oleh pemerintah. Ditambah lagi pemerintah sangat berbeli-belit dalam menetapkan kebijakan. Sebagai contoh ada daerah yang ingin lockdown seperti Jogja namun dimentahkan juga oleh pemerintah pusat, karena katanya untuk menetapkan lockdown harus ada pengkajian lanjutan terkait ekonomi, pariwisata, agama, budaya, sehingga lockdown tidak ditetapkan.
Alih-alih melakukan lockdown pemerintah justru membuka lebar keran pariwisata bahkan hingga membayar influencer sebagai media promosi, ini contoh kecil dari kebijakan pemerintah yang tidak tepat, sehingga masyarakat pun dibuat bingung dengan kebijakan yang inkosisten. Contoh lain kebijakan larangan mudik kemarin, mudik dilarang namun tak ada pengawasan ketat atau sanksi bagi masyarakat yang nekat mudik. Di sisi lain masyarakat dianjurkan untuk berwisata dalam menghabiskan waktu libur lebarannya. Walhasil ini juga menjadi faktor kenapa covid meningkat.
Tanya: Menyinggung soal penangan dari pemerintah apakah cukup dengan vaksin saja untuk menanggulangi pandemi ini?
Jawab: Tentu tidak cukup, karena vaksin sendiri menyuntikkan anti gen yang dilemahkan, bukan atigen atau virus yang infeksius seperti yang kita hadapi. Sehingga orang yang sudah divaksin akan terbentuk atibodi baru yang siap melawan virus, tapi jika kita dalam kondisi tidak prima lalu melalaikan prokes maka masih bisa terinfeksi.
Dan kita belum mencapai herd imunity, belum 50% yang melakukan vaksinasi. Sehingga belum cukup populasi di Indonesia yang divaksin jadi belum ada kekebalan secara herd imunity. Maksudnya apabila populasi sudah mencapai 80% (yang divaksin) baru bisa mencapai herd imunity. Vaksin itu perlu dalam konsisi wabah seperti ini, terlebih jika memang vaksin tersebut dijamin kehalalannya dan kefektifannya, walau bukan jalan satu-satunya. Nah salahnya pemerintah mereka sudah koar-koar vaksin bahkan ditayangkan secara live di media massa, namun disisi lain pilkada dilakukan, menghadiri undangan pernikahan, bahkan perayaan ulangtahun tokoh politis juga dilaksanakan. Hal ini jelas menihilkan keteladanan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Ini jugalah yang membuat rakyat merasa pemerintah kita inkonsisten terhadap aturan yang telah dibuat. Idealnya Ketika sudah memaksimalkan vaksinasi tetap harus ada usaha lain yang dilakukan, misal dengan cara tetap melakukan prokes ketat dan pembatasan aktifitas.
Tanya: Adanya prilaku abai dari sebagian masyarakat Indonesia apakah ini akibat dari menurunnya rasa percaya masyarakat thp pemerintah?
Tanya: Abainya masyarakat yang terjadi tak bisa dipungkiri lahir dari rasa jenuh dan Lelah yang muncul di tengah wabah, sekalipun masyarakat sudah pakai masker,tetap di rumah dan menahan diri untuk tidak kemana-mana, namun covid tetap melonjak. Ditambah adanya informasi yang tersebar di media sosial terkait banyaknya TKA asal Cina yang masuk ke Indonesia tanpa prokes sama sekali, tanpa karantina, tanpa pemeriksaan, justru melukai hati masyarakat, sehingga timbul konspirasi di tengah masyarakat, terlebih bagi masyarakat yang kurang edukasi menganggap sepele wabah ini. Lagi-lagi karena disebabkan ketidaktegasan pemerintah dalam menanggulangi pandemi ini menjadikan masyarakat semakin abai dan membuat rasa percaya masyarakat berkurang terhadap pemerintah.
Tanya: Jika memang terjadi penurunan kepercayaan dari masyarakat thp pemerintah lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah guna mengembalikan kepercayaan tsb?
Jawab: Tentu seharusnya pemerintah membuat kebijakan yang baru yang lebih tegas, jelas dan tuntas. Bukan hanya mengulang kebijakan yang sudah ada, atau sekedar perubahan istilah, misal dari istilah PSBB ke PPKM itukan hanya perubahan istilah ya. PPKM sendiri kurang lebih sama dengan PSBB. Dan akhirnya masyarakat sudah keburu tidak percaya. Ditambah kebijakan pemerintah di masa pandemi ini lebih cenderung pada keberlangsungan ekonomi, bukan nyawa manusia. Sedang kami (dokter dan para nakes) yang menghadapi langsung para pasien, sangat menyayangkan sekali jika ada 1 nyawa yang melayang akibat wabah ini. Dan logikanya jika saat ini pemerintah lebih mengutamakan ekonomi dan mengorbankan nyawa rakyat, lantas siapa nanti yang akan menikmati keberhasilan ekonomi tersebut sedangkan banyak nyawa yang melayang, disini jelas sekali di mana posisi pemerintah berdiri.
Tanya: Adakah solusi alternatif lebih solutif dibanding yang ditawarkan dari pemerintah yang sekuler spt saat ini?
Jawab: Adapun jika ditanya solusi alternatif, sejak awal banyak yang menyuarakan solusi Islam dalam menghadapi dan menanggulangi wabah, karena secara empiris Islam telah mampu untuk itu. Memisahkan yang sehat dengan yang sakit jelas ini dicontohkan dalam Islam. Dan dengan karantina wilayah secara total ini akan meminimalisir penyebaran virus, karena memang virus itu tidak bisa berjalan, melainkan manusialah yang bergerak sehingga dengan adanya karantina wilayah total ini akan terasa efektif dalam mengurangi penularan. Selain itu juga pemerintah harus siap dengan pembiayaan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya selama diberlakukan karantina tersebut.
0 Komentar