Islamophobia Terus Menghantui Umat Muslim di Dunia


Dunia kaum Muslimin kali ini dikejutkan kembali dengan berita duka. Beberapa waktu lalu, umat Muslim di Kanada berduka karena ada satu keluarga yang mengalami kecelakaan, ditabrak oleh sebuah truck pick up yang dikendarai oleh seorang laki-laki berusia 20 tahun. Setelah diketahui alasannya ternyata insiden ini dilakukan dengan sengaja hanya karena mereka adalah keluarga Muslim. 

Empat orang dari satu keluarga Muslim di Kanada tewas akibat serangan truk yang sudah direncanakan sebelumnya di Kota London, Ontario, pada Minggu (6/6). Seorang detektif kepolisian Kanada, Paul Waight, mengatakan bahwa pihaknya meyakini insiden ini terjadi atas dasar kebencian. "Ada bukti bahwa tabrakan ini direncanakan, dipicu oleh kebencian. Diyakini bahwa korban ini menjadi target karena mereka Muslim," ujar Waight seperti dikutip AFP, Senin (7/6). (cnnindonesia.com 8/6/20).

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan serangan tabrakan ini sebagai serangan teroris, brutal, keji dan pengecut. Ia mengatakan, Kanada tidak bisa hanya mengatakan “cukup sudah” karena akan membiarkan bentuk kebencian menyebar dan mengakar di Kanada dan tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga harus ditindak tegas. 

Dalam Islam pun jelas, haram hukumnya membunuh seseorang yang tidak bersalah dan tanpa alasan yang jelas. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga sebab: (1) orang yang telah menikah yang berzina, (2) jiwa dengan jiwa (membunuh), (3) orang yang meninggalkan agamanya (murtad), lagi memisahkan diri dari jemaah kaum Muslimin” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedangkan di Indonesia, dihebohkan dengan pernyataan Eko Kunthadi melalui cuitan Twitter-nya. Ia mengomentari animasi anak, Nussa Rara yang baru-baru ini memang berhasil tayang di Korea Selatan. "Apakah ini foto anak Indonesia? Bukan. Pakaian lelaki sangat khas Taliban. Anak Afganistan. Tapi film Nusa Rara mau dipromosikan ke seluruh dunia. Agar dunia mengira, Indonesia adalah cabang khilafah. Atau bagian dari kekuasaan Taliban. Promosi yang merusak!" tulis Eko Kuntadhi dikutip dari Twitter, Minggu (20/6/2021). (wartakota.tribunnews.com 20/6/2021). 

Pernyataan ini pun dibalas dengan tenang oleh Angga Dwimas Sasongko selaku CEO dan Founder Visinema Pictures, dikutip dari detik.com, film ini bukan dipromosikan ke luar negeri tetapi filmnya dipilih pihak Bucheon International Fantastic Film Festival, dipilih oleh kurator festivalnya.

Islamophobia terus mengganggu ketenangan kamum Muslimin di seluruh dunia, dimulai dari isu yang receh sampai dengan isu yang berat seperti kejadian pembunuhan di Kanada. Animasi anak-anak yang disangkutpautkan dengan ide khilafah, Taliban di Afghanistan sampai dengan teroris, sungguh mengherankan kaum Muslim. Apalah yang ada di dalam film animasi tersebut? Hanya nilai-nilai positif, nilai-nilai Islam yang ada di dalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW yang memang dikemas sedemikian rupa agar menarik keinginan anak-anak untuk belajar dan mengenal Islam. Tapi jika berita pembunuhan kaum Muslimin, pembantaian kaum Muslimin dan semisalnya, tidak ada yang mengatakan atau bersuara sedemikian lantangnya seperti mereka menakut-nakuti kaum Muslimin dengan isu terorisme.

Beginilah situasi kaum Muslimin saat ini, yang terus diserang dengan isu-isu Islamophobia, ditakut-takuti dengan ajaran agamanya sendiri dan terus dijauhkan dengan ajaran agamanya sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem kapitalisme-sekularisme memang sudah mengakar di tengah-tengah kehidupan kaum Muslimin saat ini. Umat Muslim mudah teraruskan dengan opini-opini yang demikian, yang mengakibatkan tidak peduli dengan saudara seakidahnya dan tidak peduli dengan ajaran agamanya sendiri. Bukti-bukti kebencian terhadap Islam terus ditunjukan dan terus dihembuskan agar umat tidak lagi penasaran terhadap apa-apa yang memang telah diatur dalam Islam. 

Kecaman demi kecaman dilakukan para pemimpin negara mayoritas Muslim, tapi apalah arti sebuah kecaman yang tidak membuahkan hasil yang berarti, tidak mampu memberhentikan kebencian kaum kafir terhadap Islam, tidak mampu melindungi kaum Muslim yang terancam nyawanya di negara-negara konflik saat ini. Umat Muslim saat ini bukan sekadar membutuhkan kecaman dan bantuan materi saja, tapi sesungguhnya kita membutuhkan perlindungan yang nyata, yang benar-benar bisa melindungi nyawa, harta, harkat dan martabat kaum Muslimin, agar tidak ada lagi yang berani mengganggu umat Muslim. 

Demokrasi menjadikan rakyat layaknya sebagai Tuhan, yang berhak membuat hukum dan undang-undang. Hukum dan undang-undang ini digunakan dan diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Padahal manusia hanyalah makhluk yang lemah, yang isi kepalanya memiliki banyak perbedaan antara satu dan lainnya. Hukum buatan manusia hanya akan menimbulkan masalah baru, perpecahan serta perdebatan di tengah-tengah masyarakat, karena sistem ini hanya akan senantiasa pincang dan tambal sulam. 

Ideologi kapitalisme bagi mereka yang tidak paham hanyalah sekadar opini dan pendapat biasa, karena kebebasan berpendapat saat ini memang dilindungi. Padahal ideologi ini adalah ideologi yang merusak akidah umat Muslim. Kegelapan mereka akan terus menutupi cahaya Islam dengan cara apapun dan dengan kendaraan apapun, salah satunya adalah isu Islamophobia ini yang begitu deras dialirkan agar menutupi kebaikan-kebaikan ajaran Islam dan menghambat umat Muslim untuk melihat keindahan Islam itu sendiri. 

Kerusakan secara sistematis akibat diterapkan ideologi kapitalisme ini haruslah dilawan dengan kekuatan ideologi pula, tidak bisa hanya dilakukan dengan kecaman, sebatas hashtag, boikot dan usaha-usaha yang menyerang “kulit”nya saja. Maka dari itu, Islam sebagai ideologi harus dipahamkan di tengah-tengah umat bahwa inilah yang mampu menjaga dan melindungi umat serta menghapus dan menghilangkan kerusakan yang ditimbulkan oleh ideologi kapitalisme-sekuler. 

Islam lahir dari Sang Pemilik Alam Semesta, maka tidak ada lagi yang bisa menandinginya. Manusia pun diciptakan oleh-Nya semata-mata memang untuk tunduk kepada-Nya, bukannya malah semena-mena terhadap kehidupannya, mengesampingkan perintah serta larangan-Nya, seolah-olah dunia ini milik manusia saja. Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripada Islam” (HR Baihaqi). 

Sehingga jelas, naungan Islam dengan Khilafah Islamiyah adalah solusi yang tepat untuk menghapus Islamophobia yang terus dihembuskan di tengah-tengah kaum Muslimin. Khilafah bukan sekadar keinginan dari umat Muslim saja, tapi ini adalah kebutuhan umat yang harus dipenuhi demi terjaganya akidah umat Islam dan manusia dari ancaman ideologi kapitalisme-sekuler. Wallahu’alam. []

Oleh Albayyinah Putri,

Alumnus Politeknik Negeri Jakarta


Posting Komentar

0 Komentar