Menu baru yang ditawarkan Mcd beberapa hari lalu disambut meriah oleh segenap Army (Fandom BTS) di Indonesia, pasalnya menu ini adalah menu ekslusif juga terbatas yang diluncurkan oleh seluruh gerai-gerai Mcd di 50 negara termasuk salah satunya yaitu Indonesia.
Menu tersebut launching pada hari rabu, 09 juni 2021, tepatnya pada pukul 11.00 siang, selain fakta bahwa menu ini ekslusif, namun yang menjadi faktor utama membludaknya konsumen menu terbaru ini ialah karena menu tersebut merupakan produk dari kerja sama antara pihak Mcd dengan salah satu boyband ternama di Korea Selatan yaitu BTS (Bangtan Boys).
Sebetulnya tidak jauh berbeda dengan menu Paket Mcd pada umumnya, BTS meal ini berisi beberapa makanan olahan seperti nuget, kentang goreng, dan minuman bersoda, hanya bertambah varian saus terbaru yaitu kajun saus yang merupakan salah satu saus khas Korea Selatan.
Namun kerumunan pembeli yang beragam dari mulai ojek online berseragam hingga para remaja mengantri memenuhi seluruh gerai-gerai Mcd diberbagai daerah di Indonesia, fakta ini menunjukkan bahwa fenomena antusiasme tidak dapat dihindari pasalnya demi mencoba menu baru, konsumen rela 2-3 jam waktu nya dihabiskan untuk mengantri, tentu saja antrian dipenuhi oleh sebagian besar penggemar BTS, namun dengan kecanggihan era digital, rasa malas pun tak dapat membendung rasa keinginan untuk mencoba produk baru Mcd yang viral ini, mereka bisa dengan mudah menggerakkan jari diatas smartphone untuk memesan lewat ojek online sehingga tak sedikit pula di antara mereka yang megantri adalah ojek online, bahkan mereka mengaku harus mengantri berjam-jam demi memperoleh menu yang dipesan oleh pelanggannya, yaitu BTS Meal. Bahkan, ada pula yang berbalik dengan tangan hampa karena paketnya habis atau gerainya ditutup.
Kerumunan yang terjadi di sejumlah gerai-gerai Mcd pun tak ayal menuai konflik, pasalnya ada kesenjangan hukum yang terjadi terkait praktek protokol kesehatan. Meskipun dikabarkan bahwa Pihak manajemen restoran cepat saji itu sudah dipanggil Polda Metro Jaya dan pihak Manajemen menyatakan minta maaf dan akan memperbaiki sistem yang ada, namun nampaknya tidak ada kelanjutan hukum yang terjadi setelah permintaan maaf yang dilontarkan oleh pihak terkait, berbeda halnya dengan kasus kerumunan di petamburan yang merupakan sebuah peristiwa pelanggaran protokol kesehatan yang melibatkan imam besar habib Rizieq Shihab, beliau dikenakan denda sebesar 50 juta rupiah sekaligus permintaan maaf dari pihak terkait, namun tetap saja hal tersebut berujung jeruji berdasarkan keputusan hakim yang terbaru yaitu tuntutan 8 bulan penjara setelah 6 bulan sebelum nya ditahan di rumah tahanan.
Menyaksikan adanya paradoks hukum tersebut, tentu saja mengusik jiwa keadilan para netizen, komentar dan cuitan gemes pun kerap memenuhi sejumlah platform media sosial.
Selain terjadinya paradoks hukum, fenomena launching nya produk terbaru Mcd pun dimanfaatkan oleh segilintir orang, ada yang membeli paket BTS meal kemudian menjual kembali lewat platform online shope, ada pula yang menjual bungkus BTS mealnya saja dengan harga yang selangit. Sebetulnya fenomenal ini menunjukkan kekonyolan, sebab hal ini secara tidak langsung menunjukkan adanya kemerosotan standar permintaan pasar yang dimiliki oleh anak bangsa, sistem ekonomi liberal ini mengizinkan pelaku pasar yang tidak berkapasitas membuka peluang lapak bisnis dengan memanfaatkan keadaan yaitu viralnya menu baru BTS meal ini. Namun dalam sistem kapitalisme tidak boleh ada secuilpun yang terlewat untuk dijadikan sebagai papan selancar keuntungan, selagi ada permintaan, maka tangan tangan para kapitalis bermain memainkan tawaran ulung mengincar manusia budak materi, yang merupakan korban sistem kapitalisme.
Selain itu, patut disadari bahwa fenomena ini pun merupakan manifestasi dan ilustrasi betapa terombang-ambing nya negeri dengan asimilasi budaya asing, culture pop yang mecorak fanatisme yang diiringi gejala antusiasme bukanlah perkara sepele dalam upaya pembangunan karakter anak bangsa, menyaksikan betapa mudahnya anak bangsa menjadi objek empuk pasar liberal, dimana minat lebih berharga dalam sistem ekonomi liberal ketimbang esensi dan subtansi, menjadikan permintaan adalah sumber daya pasar, dimana ada permintaan, disanalah sistem pasar beroperasi, namun mirisnya sebagian besar anak muda di Indonesia menjadi korban kerasnya racun muslihat sistem ekonomi Kapitalisme, yang menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Bagaimana tidak? Yang ditawarkan dari produk tersebut tidaklah begitu istimewa, menu dengan varian yang biasa, namun bisa begitu sangat menarik banyak orang bahkan mereka rela menyambut meriah dengan perjuangan yang dramatis seperti yang dikisahkan yang kemudian viral di sejumlah media sosial.
Sehingga inilah yang terjadi dalam sistem kapitalisme, ketika nafsu adalah standar dalam bertindak dan terpenuhinya nafsu merupakan sebuah orientasi kehidupan, maka esensi dan subtansi tak lagi menjadi syarat objektivitas dalam berupaya, menjadikan manusia hanya sebagai sasaran empuk transaksi materi yang semu.
Sadarilah bahwa Indonesia masihlah dalam jeratan sistem kapitalisme yang akan terus mengobrak-abrik kepribadian anak bangsa, mereka yang tak kokoh menahan deras arusnya pengaruh globalisasi menambah tantangan yang semakin besar dan berat untuk dilalui, tanpa adanya aqidah yang kuat, anak bangsa akan mudah tergerus dan kemudian hanyut terbawa arus bahkan menjadi korban empuk para kapitalis, akan tetapi, betapapun kokohnya, selama negeri masih dalam jeratan sistem kapitalisme liberal ini, maka kebobrokan demi kebobrokan akan terus terjadi tanpa ada solusi komprehensif yang ditawarkan, jika tak lekas mengganti sistem tatanan ideologi yang berlaku dan dianut dalam negeri, maka niscaya beberapa tahun ke depan, anak bangsa kita hanya menjadi generasi pecandu materi.
Wallahu a'lam bissowab.
Oleh Dian Fitriani
0 Komentar