Laju Covid-19 dan Bahaya Hilangnya Generasi




Pandemi covid-19 yang saat ini masih mewabah hampir di seluruh  dunia memberi dampak bagi kehidupan manusia. Sebagai seorang muslim, sudah selayaknya kita memahami bahwa dampak pandemi yang ditimbulkannya dapat mengancam hilangnya generasi umat. 

Hal tersebut diungkap oleh aktivis dakwah kota Depok sekaligus pemerhati bidang pendidikan, Ustadzah Ir. Nanik Wijayanti  serta didampingi oleh narasumber lainnya yaitu seorang praktisi dunia kesehatan dan aktif berpraktik sebagai dokter, dr. Defti Putri Perdhani, dalam Kajian Online Muslimah kota Depok bertajuk "Laju Covid dan Bahaya Hilangnya Generasi" pada hari Ahad 11 Juli 2021 melalui zoom meeting. 

Kajian secara daring  yang dihadiri oleh 65 orang muslimah kota Depok dan sekitarnya sangat membuka wawasan bahwa akibat yang ditimbulkan dari wabah saat ini tidak hanya bersifat lokal dan sesaat, tetapi berdampak global dan untuk jangka waktu yang panjang. Materi pertama disajikan oleh dr. Defti Putri Perdhani atau yang akrab dipanggil dengan dr.  Defti, beliau memaparkan,"Telah terjadi peningkatan angka kasus positif covid-19 di Indonesia hampir 2 kali lipat dari bulan sebelumnya, hanya dalam rentang waktu antara 7 Januari hingga 6 Maret 2021. Bahkan didapatkan data pertumbuhan kasus positif covid-19 tertinggi terjadi pada anak usia sekolah ( 6 hingga 18 tahun)."

Fakta lainnya yang dipaparkan oleh beliau, "Bahwa Indonesia telah kehilangan banyak tenaga kesehatan selama wabah ini terjadi. Berdasarkan data antara 2 Maret 2020 hingga 27 Januari 2021, telah wafat 289 orang dokter  (16 orang diantaranya adalah guru besar dalam dunia kedokteran) serta 221 orang perawat wafat selama menunaikan bakti semasa pandemi ini. Laporan data tenaga kesehatan di bidang lainnya yang turut wafat diakibatkan terpapar virus covid-19 selama mereka bertugas kian meningkat hingga hari ini."

Paparan selanjutnya masih dalam forum yang sama disampaikan oleh ustadzah Ir. Nanik Wijayanti. Beliau menjelaskan,"Dampak dari pandemi covid 19 yang hingga saat ini masih mewabah adalah ancaman akan hilangnya generasi, terutamanya korban anak- anak dan tenaga kesehatan serta ancaman rendahnya kualitas generasi dari aspek kesehatan, pendidikan, sosial dan agama. Beliau memaparkan dampak yang telah terjadi pada bidang kesehatan seperti meningkatnya penderita gizi buruk dan menurunnya imunitas, kesehatan mental serta pola hidup sehat dari masyarakat."

"Pandemi covid-19 ini juga berdampak pada dunia pendidikan, seperti masih berlangsungnya metode pendidikan jarak jauh, terkikisnya transfer nilai dan keteladanan, meningkatnya intensitas penggunaan gadget atau telepon genggam pada anak, serta turut memberikan pengaruh pada pembentukan karakter dan sosialisasi bagi anak didik di kehidupan nyata," imbuh beliau.

Selanjutnya Ustadzah Nanik Wijayanti menjelaskan tentang dampak sosial dan agama selama wabah terjadi, secara perlahan masyarakat memiliki sifat individualisme, egoisme serta berpengaruh terhadap adab, etika, kerjasama, ibadah dan akhlak dalam kehidupan nyata.

"Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization) menyatakan kurangnya kepemimpinan global dan persatuan untuk memerangi virus korona merupakan ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri, "ungkap Ustadzah Nanik Wijayanti dalam paparannya. Beliau mengutip pernyataan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyebutkan bahwa politisasi pandemi memperburuk situasi, dunia sangat membutuhkan persatuan nasional dan solidaritas global.

Ustadzah Ir. Nanik Wijayanti melanjutkan dalam pemaparannya, beliau menegaskan "Islam sebagai sebuah agama dan ideologi hidup manusia, ternyata memiliki tiga filosofi yang jelas dalam menghadapi pandemi. Yang pertama adalah sikap ridho terhadap qodho Allah. Terjadinya wabah penyakit covid 19 adalah salah satu ketentuan atau qodho Allah SWT,  sudah seharusnya manusia ridho atas penyakit yang disebabkan oleh Corona virus ini. Filosofi yang kedua, Islam memberikan tuntunan agar manusia melakukan instropeksi (muhasabah) terhadap dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Dan yang terakhir yaitu diharapkan manusia melakukan ikhtiar yang berpijak pada kaidah syariah dan kausalitas."

Berbagai upaya yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun dunia internasional sepertinya belum mampu mengatasi wabah penyakit yang sudah terjadi sekitar hampir dua tahun ini. Maka dari itu Ustadzah Ir. Nanik melalui pernyataannya memberikan  saran tepat yang dibutuhkan oleh dunia saat ini. Beliau mengatakan, "Islam sebagai sebuah pandangan hidup, tentunya memiliki tuntunan dan solusi dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan manusia, termasuk juga dalam hal penanganan wabah penyakit saat ini, salah satunya adalah efektifitas kepemimpinan Islam dalam menyelesaikan pandemi penyakit, sebagai berikut : 'Satu, pemimpin bertugas meriayah dan mengayomi masyarakat. Dua,pemimpin wajib menjaga nyawa manusia (hifdzun nafsi). Tiga, berpijak pada kaidah syariah dan kaidah kausalitas (saintifik). Empat,transparansi dan ketegasan penguasa dalam mengatasi wabah penyakit. Lima, memutus mata rantai wabah. "


Mengutip penjelasan Ustadzah Nanik Wijayanti tentang implementasi yang harus dilakukan oleh penguasa, beliau menyebutkan  ada enam upaya yang bisa dilakukan oleh penguasa untuk mengatasi wabah covid 19 saat ini, yaitu:
1. Menentukan pusat wabah dan mencegah perluasan wabah
2. Testing (pengujian tes covid 19), tracing (penelusuran terhadap kontak erat) serta threatment (pengobatan dan perawatan bagi penderita covid 19) yang cepat
3. Menjamin kebutuhan dasar rakyat
4. Merawat dan mengobati dengan fasilitas gratis
5. Menjaga wilayah yang masih aman untuk tetap produktif
6. Mendorong ilmuwan untuk menemukan obat.


Beliau menambahkan bahwa masyarakat pun dapat berperan serta untuk turut berupaya menyegerakan kesudahan wabah penyakit ini. Adapun implementasi yang dapat dilakukan oleh individu antara lain : 
1. Taat proses atas dasar takwa kepada Allah SWT
2. Sabar dan ikhtiar bagi yang tertimpa musibah
3. Masyarakat saling membantu untuk meraih ridho Allah SWT. 

Pada akhir pemaparannya, Ustadzah Nanik Wijayanti mengutip hadist Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad, " Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan dari keburukan segala macam penyakit," pungkas beliau.[]

Reporter: Sandhi Indrati 

Posting Komentar

0 Komentar