Amerika dan T4l18an, Siapa yang Menang?



Penarikan mundur tentara Amerika dari pangkalan militer utama di Afganistan beberapa bulan terakhir memenuhi media masa. Dengan begitu, Amerika secara efektif telah mengakhiri perang terpanjang dalam sejarah negeri paman Sam ini.  


Pendudukan tentara Amerika sudah cukup lama berada di Afghanistan. Tidak tanggung-tanggung, mereka menghabiskan waktu selama dua puluh tahun untuk terus mengacak-acak Afganistan. Setelah runtuhnya gedung WTC di New York, 9 September 2001 lalu dengan dalih untuk memburu Osamah bin Laden, pemimpin Al Qaeda yang diyakini menjadi biang keladi runtuhnya gedung tersebut, Amerika mulai masuk ke Afganistan.  


Dilansir dari kompas.id dikatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk menarik keluar seluruh anggota militernya dari Afganistan adalah pilihan terbaik. Walau sejumlah pihak meyakini kondisi negara itu akan memburuk sepeninggal AS dan pasukan koalisi. (19/4/2021).


Pemerintah Inggris juga mengecam penarikan pasukan ini dan mengingatkan bahwa kebangkitan T4l18an akan menciptakan perkembang biakan bagi para ekstrimis yang akan mengancam dunia (Detik.com 13/8/2021). 


Dalam perang berkepanjangan ini, Amerika memang telah mengeluarkan banyak sekali dana untuk pendudukannya di Afganistan. Amerika telah menghabiskan biaya pembayar pajak dari rakyatnya sendiri senilai 2 trilyun dolar AS atau 28.000 trilyun rupiah. Selain itu ribuan orang tentara AS telah tewas dalam perang tersebut. 


Apakah dengan alasan ongkos perang yang tinggi ataupun banyaknya tentara yang tewas dalam perang, menjadikan Amerika menarik ribuan pasukannya dari Afganistan? Sehingga bisa dikatakan bahwa negara nomor wahid itu kalah perang?


Pemerintah Afganistan, T4l18an dan Posisi Strategis Negeri di Kawasan


Afganistan terletak di kawasan Asia Tengah dengan posisi yang strategis. Berada di sekeliling negara besar seperti China dan Rusia, juga terletak di jalur sutra yang merupakan lintasan proyek Obor China. 


Dengan posisi strategis tersebut, tentunya negara-negara besar tadi termasuk Amerika tidak menginginkan Afganistan menjadi negera kosong tanpa “penguasa”. Tarik menarik kepentingan sangat bermain di negara yang terletak di jantung asia tengah ini. 


Selain itu, kondisi geografis Afganistan sebanyak 75 persennya bergunung-gunung. Hal ini membuat lawan tak pernah betul-betul menaklukkan negeri ini. Selain AS, Rusia dan Inggris pun pernah berusaha menguasai daerah ini, namun gagal. Oleh karenanya negeri muslim ini mempunyai julukan “kuburan kerajaan” (Graveyard of Empire).   


Hengkangnya Amerika dari Afganistan adalah karena T4l18an telah mengambil alih hampir seluruh Afganistan termasuk ibukotanya, Kabul dan istana kepresidenannya. Karena itu banyak kalangan mengatakan akan terjadi kebangkitan Islam pasca T4l18an menguasai Afganistan. Hal ini ada yang menyabutnya positif maupun sebaliknya. 


Namun perlu diketahui, bahwa pada Februari 2020 lalu, terjadilah perjanjian Doha yang ditandatangani oleh AS dan T4l18an. Perjanjian tersebut berisi butir-butir kesepakatan yaitu pertama, AS menarik mundur pasukannya secara bertahap. Kedua, AS akan melepas tahanan perang T4l18an pada 10 Maret 2020 sebanyak 5.000 tahanan perang dan politik T4l18an.


Ketiga, Sanksi AS untuk 1anggota T4l18an akan dihapus. Keempat, T4l18an mempunyai kewajiban yang harus dilakukan, yaitu satu, T4l18an mengirim pesan ke semua pihak yang mengancam keamanan AS, dan menekankan anggota-anggotanya agar tidak bekerja sama dengan siapa pun yang mengancam keamanan AS beserta sekutunya. 


Dua, T4l18an tidak akan membiarkan terjadi perekrutan, pelatihan, dan penggalangan dana, juga tidak akan memfasilitasi hal-hal tersebut sesuai dengan perjanjian damai yang telah terjalin. Tiga, T4l18an juga akan memberikan suaka atau tempat tinggal di Afghanistan sesuai hukum migrasi internasional, sehingga orang-orang tersebut tidak menjadi ancaman keamanan AS serta sekutunya. 


Terakhir, bahwa kepada mereka yang mengancam keamanan AS serta sekutunya, T4l18an juga tidak akan memberi visa, paspor, dan izin perjalanan untuk memasuki Afghanistan. Kelima, AS akan meminta pengesahan dan pengakuan dari PBB terkait perjanjian damai ini. 


Melihat kodisi yang terjadi, cendekiawan Muslim, Ustaz Ismail Yusanto mengatakan bahwa sesungguhnya antara pihak AS maupun T4l18an sudah menemukan titik kompromi. Satu sisi T4l18an memang ingin memimpin Afganistan, di sisi lain AS sudah merasa menyelesaikan misi pokoknya di Afganistan, yaitu level negara dan level korporat. 


Ismail melanjutkan, bahwa pada saat hancurnya WTC, AS menunujuk jari bahwa yang menghancurkannya adalah Osamah bin Alden yang saat itu lari ke Afganistan. Walaupun banyak sekali bukti sebaliknya, bahwa yang menghancurkannya adalah pihak AS sendiri.


Langkah selanjutnya, AS menginvasi Afganistan yang akhirnya tahun 2006 Osamah bin Laden terbunuh. Kemudian dibuatlah Afganistan menjadi negara demokratis dengan Hamid Karzai sebagai presidennya. Dengan begitu, tuntaslah misi level negara ini.


Perang selama dua puluh tahun di Afganistan juga dinikmati oleh indusri senjata, yang hal ini merupakan penyumbang dana terbesar di bawah industri film. Dilansir dari kompas.com bahwa angka penjualan senjata oleh top 25 penghasil senjata dunia pada 2019 di AS mencapai 5 ribu trilyun rupiah. Naik 8,5 persen atau 50 kali lipat dari anggaran tahunan operasi penjaga perdamaian PBB (7/12/2020). 


Dari 25 top perusahaan senjata dunia, enam perusahaan senjata AS dan tiga perusahaan senjata China berada di 10 besarnya. Keuntungan yang mereka dapatkan adalah dengan adanya perang yang terjadi di dunia termasuk di Afganistan. Inilah yang dikatakan bahwa AS telah meyelesaikan misi level korporatnya. 


Sehingga penarikan mundur pasukan AS dari Afganistan merupakan langkah yang sudah direncanakan sejak lama. Hal ini juga karena AS sudah merasakan keuntungannya. Justru peristiwa di Afganistan ini menelanjangi watak kapitalis sesungguhnya. Dalam berbagai kebijakan hanya berlandaskan materi semata, tanpa melihat kesejahteraan manusia. 


Dengan berbagai intriknya, tentunya Amerika tidak akan berhenti menyebarluaskan ideologi kapitalis dan akan selalu berusaha menguasai dunia. Kemungkaran dan kezaliman tentu harus dihentikan. Institusi tersebut tentu harus mempunyai posisi tawar yang kuat pula. Itulah Daulah khilafah yang akan melindungi seluruh manusia seperti dahulu Rasulullah bersama para sahabat menegakkan Islam di Madinah dan musuh pun gemetar dibuatnya. 


Wallahu’alam.v


Oleh Ruruh Hapsari


Posting Komentar

0 Komentar