Keberkahan Muharram Hanya Ada Di Sistem Islam Kafah

 



Siapa sih yang tidak ingin berjumpa dengan Allah membawa pahala banyak. Tentu bagi seorang mukmin hal ini akan diburu demi perjumpaan dengan yang dicintainya.

Pahala banyak ini bisa kita buru di bulan Muharram.

 Sesungguhnya, bulan Allah _Muharram_ adalah bulan yang agung lagi penuh dengan  

keberkahan. Bulan ini merupakan bulan pertama dalam Islam dalam tahun Hijriah.


Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an.


( إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ ... ) 


_“Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi Allah itu ada dua belas bulan sebagaimana yang Allah tetapkan pada saat Ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang haram (suci). Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri di bulan-bulan suci ini.”_

_(QS. at-Taubah:_ 36)


Bahkan dalam sebuah hadis 

dari Abu Bakrah _radhiallahu‘anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda: 


«السَّنَـةُ اثنـا عشـر شهـرا منهـا أربعـة حـرم: ثلاثـة متواليـات ذو القعـدة وذو الحجـة والمحـرم، ورجـب مضـر الـذي بيـن جمـادى وشعبـان» 


_“Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang haram (suci). Tiga bulan di antaranya saling berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Lalu yang satu adalah Rajab-nya suku Mudhar, yang berada diantara Jumadal (akhirah) dan Sya’bn.”_

_(HR. Bukhari_  no. 2958)


Mengapa bulan Muharram dinamakan dengan Muharram, karena bulan ini adalah bulan “yang diharamkan”, dan sebagai penguat atas keharamannya.^


Sebagaimana dalam firman Allah ﷻ : 


(فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) 


_“...Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri di dalamnya”;_ yaitu di dalam bulan-bulan yang haram (suci) ini, karena perbuatan dosa di bulan-bulan ini lebih besar dan lebih nyata dibandingkan di bulan-bulan lainnya.



 Ibnu ‘Abbas _radhiallahu‘anhu_ berkata ketika menafsirkan firman Allah di atas: 


(فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) في كلهن ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حرامًا و عظّم حرماتهن، و جعل الذنب فيهن أعظم، والعمل الصالح والأجر أعظم 


_“Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri di dalamnya,”_ yaitu di setiap bulan, kemudian Allah mengkhususkan keempat bulan ini dan Allah jadikan sebagai bulan-bulan haram (suci), lalu Allah agungkan _hurmah_ (kehormatan)-nya. Maka berbuat dosa di dalamnya lebih dahsyat dosanya, dan beramal _shalih_ di dalamnya lebih besar pahalanya.”


 Qatadah rahimahullah berkata ketika menafsirkan firman Allah di atas: 


(فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) إن الظلم في الأشهر الحرم أعظم خطيئة ووزرًا من الظلم فيما سواها. وإن كان الظلم على كل حال عظيمًا، ولكن اللّه يعظّم من أمره ما يشاء 


_“Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri di dalamnya,”_ sesungguhnya   berbuat _zhalim_ (aniaya) di bulan-bulan haram ini lebih besar dosa dan balasannya dibandingkan bulan-bulan lainnya. Apabila _kezhaliman_ di setiap keadaan itu besar (dosanya), maka Allah jadikan _kezhaliman_ di beberapa kondisi lebih besar lagi dengan kehendak-Nya.”


Dari redaksi dalil Al-Qur'an dan as-sunah menjadi sinyal bahwa dilarang bagi kita umat Islam menodai bulan ini dengan segala maksiat dan dosa.

Namun sebagaimana kita pahami saat ini menghindari maksiat secara total begitu sulit. Hal ini terjadi manakala ketika ketiadaan negara Islam kafah yang mengayomi, melindungi akidah umat Islam.


Berbagai peristiwa di bulan Muharram saat ini justru banyak dinodai dengan kezaliman yang dilakukan oleh penguasa-penguasa di negeri-negeri muslim. Padahal sejatinya mereka mengetahui ancaman dan dosa yang akan didapatkan saat menodai bulan yang penuh keberkahan.

Para penguasa di negeri muslim ini justru mempertontonkan ketundukan kepada musuh-musuh Allah dengan membuka jalur-jalur diplomasi. Akibatnya banyak kaum muslimin yang teraniaya dalam segala bidang kehidupan.

Momentum Hijrah dan mengisi bulan Muharram dengan berbagai amalan shalih justru lebih terhadang oleh kezaliman penguasa.


Oleh karena itu, perlu upaya keras agar kita mengembalikan hijrah dan Muharram menjadi lebih bermakna dan mampu meraup pahala berlimpah.


Di antara upaya agar kita mampu mengisinya yakni:


1. Upaya secara individu adalah memperbaiki diri dan mengoreksi setiap kesalahan yang kita perbuat dengan cara hijrah menjadi lebih baik.


2. Menggencarkan dakwah syariah dan khilafah agar keberkahan bulan Muharram bisa segera terwujud secara menyeluruh dan bisa dirasakan oleh seluruh kaum muslimin.


3. Adanya peran negara dalam mewujudkan bulan Muharram dan momentum Hijrah dengan penerapan hukum syariat Islam secara kafah.


 Jika ke tiga peran ini dijalankan secara baik maka keberkahan bulan Muharram akan semakin di rasakan. Raupan pahala pun akan mudah kita dapatkan tanpa perlu lagi kita melihat berbagai kezaliman baik di negeri ini maupun dunia.


Wallahu a'lam bishshawab.



Oleh Heniummufaiz

Ibu Pemerhati Umat



Posting Komentar

0 Komentar