Alhamdulillah kita sudah memasuki tahun baru kembali tahun baru hijriah 1443 H . Begitu banyak peristiwa yang terjadi terlebih dikala pandemi saat ini. Banyak umat Islam menaruh harapan dan doa agar pandemi segera berakhir. Hal ini disebabkan pandemi telah memukul ekonomi sosial baik di Indonesia maupun dunia.
Indonesia khususnya mengalami keterpurukan dari berbagai segi sekalipun berbagai kebijakan penguasa dikeluarkan nyatanya tidak mampu menyelesaikan problematika masyarakat saat ini.
Bahkan mimpi menjadi negara maju rasanya jauh panggang dari api.
Dikutip dari CNN Indonesia, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan untuk bisa lepas dari jebakan negara pendapatan kelas menengah (middle income trap), pertumbuhan ekonomi Indonesia harus bisa mencapai 6 persen pada 2022 mendatang. Bila itu bisa dicapai, ia yakin Indonesia bisa naik kelas menjadi negara maju pada 2045.
Berdasarkan perhitungan Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca 1998 tidak pernah kembali ke skenario trajectory (tren) pertumbuhan ekonomi tanpa krisis. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi selama ini selalu macet di posisi 5 persen.
"Pemulihan ekonomi pasca covid-19, kami berharap kalau kita bisa based pada 2022 dengan tingkat pertumbuhan 6 persen, maka trajectory (tren pertumbuhan ekonomi) yang panjang tadi (tanpa krisis) bisa kembali lagi pada 2029," ujarnya dalam webinar CSIS dan Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045
(CNN Indonesia,04/08/2021).
Sebuah cita-cita besar dan harapan agar negara ini lepas dari keterpurukan. Namun sebagaimana kita tahui bahwa saat ini Indonesia masih dalam kungkungan sistem demokrasi kapitalis sekuler yang sulit diurai. Sistem ini telah mengubah negeri ini menjadi negeri yang dipenuhi kezaliman dan kemaksiatan.
Hal ini bisa kita tengok dari berbagai segi kehidupan. Dalam bidang ekonomi sistem Ribawi telah menjadi negara dalam genggaman korporasi. Sumber daya alam yang melimpah ruah pun terus dieksploitasi oleh asing dan aseng, kecurangan seolah enggan berhenti bahkan parahnya di masa pandemi penguasa seperti tak punya hati. Angka-angka pertumbuhan ekonomi hanya sebatas di data sementara kondisi masyarakat saat sekarang kian tak sejahtera. PPKM yang digadang-gadang menjadi solusi justru masyarakat banyak yang sakit hati karena pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya tidak dipenuhi. Akibatnya kelaparan pun di mana-mana.
Di bidang pendidikan saat pandemi ini justru mengalami los generation, tawuran pelajar seakan tak pernah usai. Adanya pembelajaran daring justru dimanfaatkan oleh sebagian remaja dan anak-anak sekolah selama BDR untuk melihat konten-konten yang tidak bermanfaat. Bidang kesehatan pun terpukul dampak pandemi.Berbagai kebijakan pemerintah yang dikeluarkan belum mampu menghentikan pandemi justru kian masif hingga nakes pun mendapatkan imbasnya. Korban meninggal dunia terus berjatuhan tetapi ironisnya pemerintah seakan menutup mata dengan kondisi seperti ini.
Di bidang sosial budaya, tingkat kriminalitas kian meninggi belum ditambah degradasi moral dan akhlak kian menuju titik nadhir. Rasa aman dan nyaman sungguh sulit diwujudkan. Hampir setiap hari kita disuguhi pemandangan pembunuhan, perzinaan,narkoba hingga tindakan asusila. Ironisnya justru dilakukan oleh pejabat beserta kroninya.
Oleh karenanya apa yang dicita-citakan akan sulit dilalui jika penguasa di negeri ini enggan melepaskan aturan fasad ini. Momentum hijrah seharusnya untuk berintrospeksi diri baik individu, masyarakat dan negara.
Peringatan Muharram harusnya bukan sekadar acara seremonial semata secara individu tetapi harus dimaknai dengan berpindah dari sistem kufur ke sistem Islam kafah.
Mengapa demikian, karena hanya Islam Satu-satunya solusi negeri ini bahkan dunia.Sudah seharusnya kita pindah (hijrah) dari sistem demokrasi sekularisme ke sistem Islam kafah. Hijrah seperti ini pernah dicontohkan Rasulullah saw bukan hijrah yang mereduksi ajaran Islam tetapi hijrah menuju kebangkitan Islam yang hakiki.
Walhasil jika hijrah seperti ini yang dijalankan tentu keberkahan di negeri ini akan semakin terasa. Naungan rahmat dan kasih sayang Allah Swt akan terus turun.
Tentang keberkahan ini Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf: 96).
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh Heniummufaiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar