PTM Sekolah Saat Pandemi, Bisakah?

 



Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi setelah memperpanjang PPKM level 3, ada sejumlah pelonggaran di beberapa sektor. Salah satunya pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) oleh satuan pendidikan, yang dapat dilakukan secara terbatas berdasarkan keputusan SKB 4 menteri. (Liputan6, 24/8/2021)

Kepala Disdik Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, pihaknya berencana untuk melaksanakan PTM secara terbatas. PTM akan dilaksanakan di 292 SD dan SMP, sama seperti PTM Periode Maret -Juni 2021.

Sekalipun begitu, Pelaksanaan PTM di Bekasi tergantung izin orangtua siswa. Selain itu syarat  dalam pembelajaran tatap muka yang dilakukan terbatas yaitu dengan kapasitas maksimal 50%.(kompas, 26/8/2021)

Diterapkannya kembali pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di kota bekasi menimbulkan kegelisahan ditengah masyarakat. Disadari atau tidak kasus covid 19 di Bekasi belum tertangani dengan baik, sehingga corona virus tetap mengintai ditengah masyarakat.

Dilematis ini dirasakan oleh tenaga pendidik itu sendiri,  para orangtua dan anak-anak. Disatu sisi anak-anak merasakan bosan dalam belajar dirumah, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari segi teknis, tugas yang numpuk dan lainnya.

Kegiatan Belajar Mengajar Online juga menambah pekerjaan para orangtua sehingga orangtua mencoba mendorong sekolah untuk segera Tatap Muka meski ketakutan tertularnya virus corona pada buah hati juga mendominasi para orangtua. Kegalauan PTM pun dirasakan oleh tenaga para pendidik, disatu sisi mereka harus melakukan tuntutan pekerjaan dan disisi lain corona virus juga siap mengintai.

Hal ini tentu menjadi masalah yang serius bagi pemerintah, bahwa kebijakan PTM tentu diperlukan pertimbangan yang kuat. Bukan menyerahkan masalah pada umat dengan menerapkan Herd Immunity.

*PTM Sekolah, Bisakah?*

Kebijakan membuka sekolah ditengah pandemi, meskipun telah dilakukan vaksinasi kepada guru, tenaga pendidikan dan siswa sebenarnya tetap beresiko terjadinya penularan penyakit. Terlebih jatah vaksin di bekasi belum merata, pelacakan bagi orang-orang  yang sudah kontak dengan penderita covid pun lemah.

Dari sini perlunya pemetaan yang detail kasus covid 19 hingga ke kelurahan. Pemetaan itu juga mencakup lokasi sekolah, muasal para siswa hingga jenis transportasi yang dipakai.

Sehingga dari sini perlunya kebijakan ini didorong oleh penguasa dengan diadakannya tindakan preventif yang dijalankan secara serius mulai dari anggaran, program, pendampingan, monitoring sehingga menjadi kesadaran bersama dan yang tidak kalah penting butuh keteladanan dari penguasa hingga muncul trust. Namun, hal ini tentu saja mustahil dalam sistem kapitalisme, karena alih-alih memberikan solusi nyatanya memunculkan masalah baru.

*Solusi Islam Bagi PTM Saat Pandemi*

Kebijakan tatap muka tentu bukan hal yang mustahil, bila diterapkan dalam sistem pemerintahan islam.

Karena islam akan serius dalam menangani pandemi, bahkan mampu melakukan tindakan preventif dalam pencegahan penyebaran virus, serta mampu membangun kembali suatu aspek yang terkena imbas akibatkan pandemi dalam hal ini pendidikan.

Pendidikan adalah wadah utama bagi generasi negeri, dan ini akan menjadi masalah bila tidak diberikan solusi.

Dilematis dua arah baik dari tenaga pendidik ataupun orangtua takut akan virus yang mengintai mereka, tentu menimbulkan masalah pada PTM ini. Islam tentu akan mengedepankan kepentingan umat terutama keamanan para pendidik  ataupun siswa dalam PTM saat pandemi.

Khilafah juga akan memastikan wilayah PTM adalah wilayah yang memang aman. Adanya tracking/pelacakan bagi orang-orang yang sudah kontak dengan penderita covid akan benar-benar dilakukan dalam khilafah.

Selain itu, wilayah yang terkena dampak pandemi pun akan dibatasi aktivitasnya bahkan tidak ada warga yang keluar ataupun masuk wilayah tersebut sehingga penyebaran virus dapat dikendalikan. Dan hal ini tentu didukung dengan sumber pendapatan negara yang jelas yaitu baitul mal sehingga negara mampu dalam menanggung dan memenuhi kebutuhan rakyatnya saat pandemi. Maka bagi wilayah lain yang tidak terdampak virus dapat melakukan aktifitas seperti biasa termasuk sekolah dengan tatap muka.

Wallahu’alam bishawwab. 


Oleh: Esem Pusnawati S. Kom

Posting Komentar

0 Komentar