"Tidak seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk memelihara dan mengurusi urusan rakyatnya lalu dia melingkupi rakyat nasihat kecuali ia tidak akan mencium harumnya surga" (HR.Bukhari).
Wahai manusia siapa saja di antara kalian yang diangkat menjadi pegawai untuk melaksanakan suatu aktivitas,lalu ia menipu kami terhadap penghasilan nya dengan indikator tertentu, maka ketahuilah sesungguhnya apa yang lebih dari penghasilan nya adalah harta haram (ghuli) yang akan dibawanya pada Hari Kiamat (HR Abu Dawud).
Berdasarkan hadis di atas sungguh sangat tepat dengan kondisi pejabat saat ini. Di saat pandemi rakyat kelaparan hingga meringis justru penjabatnya mendapatkan gaji yang fantastis. Seharusnya pejabat melayani rakyat bukan justru menikmati keuntungan di atas derita. Inilah kondisi akhir zaman banyak manusia yang Hubud dunya rakus terhadap dunia dan takut mati.
Ini pula akibat penerapan sistem yang tak manusiawi yaitu demokrasi yang berorientasi materi.
Gambaran ini menjadi bukti bahwa demokrasi yang diagungkan oleh sebagian masyarakat telah menggerus keimanan. Membuat yang tadinya pejabat taat jadi bermaksiat. Lingkaran setan dalam sistem demokrasi membuat seseorang termotivasi untuk menjadikan arah tujuan hidupnya adalah mengumpulkan materi. Demokrasi nyatanya mengubah hidup apa adanya menjadi tamak dan rakus laksana kera yang tak puas dengan satu pisang pegang sana sini demi membela perut kenyang.
Ketamakan adalah sebuah sifat buruk yang seharusnya dijauhi oleh seorang muslim.Sikap tamak ini pula yang akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang neraka. Sikap tamak atau rakus telah menghilangkan rasa empati terhadap derita orang lain. Jika dilakukan oleh individu tentu berefek buruk tidak akan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Namun jika sikap ini dilakukan oleh pejabat dan para penguasa dampak buruknya akan lebih meluas dan besar. Hal ini karena penyakit tamak mengakibatkan derita berkepanjangan bagi rakyat yang dipimpinnya.
Qarun adalah sebuah role model sifat tamak di masa lalu. Akibat ketamakan ini dirinya di telan bumi sebagai buah akibat perilaku buruknya. Jika awal hidupnya penuh dengan kesederhanaan dan takwa kepada Allah Swt. Namun manakala dunia menghampirinya dia melupakan Allah Swt dan menganggap apa yang dia punya adalah milik mutlak dirinya. Dunia memang indah dan penuh warna tetapi ingatlah bahwa kehidupan akhirat jauh lebih baik.
Harta benda,jabatan, kekuasaan yang digenggam tak layak disimpan di hati justru itu semua amanah yang harus ditepati. Harta yang didapatkan dari jalan haram akan membangkitkan bara api di alam keabadian yaitu akhirat kelak.
Ketamakan akan dunia hanya akan melelahkan jiwa, mematikan hati sanubari hingga lupa kepada Zat Penggenggam alam jagat raya. Jangan sampai penyesalan di akhirat kelak menjadi tangisan yang abadi.
Bagi para penguasa di negeri manapun, ingatlah tamakmu bisa menggelincirkan kaki menuju jurang kesengsaraan yang abadi.
Taubat nasuha adalah solusi terbaik. Penerapan Islam yang kafah adalah solusi tuntas agar menumbuhkan pejabat yang amanah.
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar