Anak adalah karunia terindah yang Allah Swt berikan kepada pasangan suami istri. Anak menjadi simbol kebahagiaan bagi sebuah keluarga. Tanpa adanya kehadiran seorang anak sebuah keluarga terasa belum lengkap dan hampa. Itulah sebabnya banyak pasangan suami istri yang belum dikarunia buah hati, rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta untuk memperoleh momongan yaitu dengan program bayi tabung. Begitu pentingnya kehadiran anak di tengah keluarga, apapun akan mereka lakukan untuk mendapatkan keturunan.
Tingkah lucu polah seorang anak memang menjadi hiburan bagi setiap keluarga. Seorang ayah akan merasa hilang penatnya bekerja seharian hanya dengan bertemu dengan anaknya di rumah. Rasa capek langsung hilang seketika, dengan melihat anak mereka menyambut ayahnya di depan pintu rumah. Suasana rumah yang ramai dengan suara-suara kecil mereka menjadi kenangan indah yang tak terlupakan di sepanjang hidup mereka.
Namun dengan seiring berjalannya waktu, tingkah polah anak-anak tidak lagi menjadi hiburan bagi orangtua mereka di kala kelelahan bekerja. Himpitan ekonomi dan banyaknya tuntutan hidup yang harus dipenuhi, membuat kebanyakan orang tua menjadi stres. Rengekan anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang kepada orang tua mereka, semakin menambah tingkat stres. Dan membuat orangtua sangat mudah marah kepada anak-anaknya. Anak mereka pun tidak lagi merasakan nyaman dan bahagia berada ditengah-tengah orangtuanya.
Tidak dipungkiri, faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama para orang tua sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin mahal. Apalagi jika yang bekerja sang suami, melainkan sang istri pun ikut serta terpaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Walhasil, mereka mencukupkan diri memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak mereka dalam bentuk materi semata. Dan anak-anak mereka pun tumbuh menjadi anak yang sering “berulah” untuk mendapatkan sedikit perhatian dari orangtua mereka.
Kita banyak melihat permasalahan yang muncul disebabkan sang anak tidak mendapatkan haknya dari orangtuanya. Bahkan tak segan-segan, kebanyakan orangtua berusaha menyingkirkan anak-anak dalam kehidupan mereka. Jadilah pengasuhan anak-anak berpindah pada pengasuh, nenek dan tempat penitipan anak. Apalagi adanya ide kebebasan yang merusak, telah banyak menjadikan para orangtua terkontaminasi dengan ide tersebut. Contohnya seperti childfree yang saat ini sedang hangat-hangatnya diopinikan . Childfree adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak., baik anak kandung, anak tiri maupun anak angkat dalam pernikahan. Keputusan tidak mau memiliki anak setelah menikah karena beberapa faktor diantaranya, faktor ekonomi, faktor lingkungan dan faktor fisik dari istri dan suami. Bisa dikatakan ide childfree ini ingin mengusung opini bahwa anak hanya akan menjadi beban bagi orang tua yang tidak memiliki materi yang cukup dan kesiapan mental.
Ide ini tentu sangat berbahaya jika diadopsi oleh keluarga-keluarga Muslim. Dan kita tahu bahwa ide ini berasal dari barat yang memang aturan kehidupan mereka sangat jauh dari nilai-nilai spiritual. Di balik ide ini pun ada maksud terselubung yaitu liberalisasi keluarga, yang digawangi oleh para aktifis gender dalam bentuk undang-undang yang sempat menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat dan para tokoh masyarakat lainnya. Hal ini diperkuat dengan adanya RUU yang memberi kebebasan pada perempuan apakah dia mau hamil atau tidak. Dan apabila ada paksaan dalam rumah tangga maka pihak suami bisa dipidanakan dengan tuduhan pemerkosaan dalam rumah tangga.
Miris rasanya melihat para orangtua yang terpapar dengan ide-ide kebebasan yang berasal dari ideologi kapitalis sekuler. Gambaran seorang anak sebagai investasi akhirat sudah lenyap dari benak para orangtua, dan seorang anak hanya dilihat sebagai beban yang menambah beban kehidupan yang semakin susah. Munculnya kasus orangtua yang membunuh anaknya, karena hal sepele bukanlah menjadi hal yang baru.
Penerapan sistem kapitalis sekuler telah berhasil menggerus naluri nau’ yang seharusnya dimiliki setiap orangtua kepada anak. Mencari uang menjadi hal yang lebih penting dibandingkan mengurus dan mengasuh anak yang tidak akan mengantarkan pada nilai materi yang lebih menguntungkan. Tidakkah kalian sadar wahai para orangtua, kelak kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah kalian lakukan terhadap anak-anak kalian.
Ada 5 posisi anak bagi orangtua yang tercantum di dalam Alquran di antaranya, anak sebagai kesenangan dunia (Qs Ali Imron : 14), anak sebagai cobaan hidup (Qs Al Anfal : 28), Anak yang lemah (Qs An Nisa : 19), Anak sebagai musuh (Qs At Taghobun :14), dan anak yang baik penyejuk pandangan mata (Qs Al furqon : 74).
Dalam Islam anak adalah merupakan investasi akhirat bagi kedua orang tuanya kelak dan merupakan amanah yang ditipkan oleh sang pemilik jiwanya. Rasulullah bersabda, "Jika manusia meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang selalu mendoakannya”. Di hadist lain “Sesungguhnya seseorang akan diangkat derajatnya ke surge, maka ia berkata dari manakah balasan ini? Dikatakan dari istigfar anakmu kepadamu”.
Wahai para orang tua pahamilah, jangan lalikan tupoksimu terhadap anak-anakmu karena alasan ekonomi semata. Janganlah pernah lelah untuk mendidik dan mengasihi anak-anak kalian. Karena dari merekalah kelak kita di yaumil qiyamah yang akan menghantarkan kita ke surga. Jadilah orang tua pembelajar dan terus belajar, cari ilmu sebanyak-banyaknya agar dan menjalankan tupoksi sebagai orang diberi amanah. Jadilah seperti Khaizuran, Ibunda khalifah Harun Al Rasyid, yang demi mendidik anak laki-lakinya ia selalu mendampingi kedua putranya menuntut ilmu dan rela menempuh perjalanan jauh hingga ke Madinah. Jadilah ibu sebagai madrasah pertama dan utama untuk mencetak generasi pembangun peradaban dunia, sehingga akan lahir Harun Al Rasyid lainnya di masa depan yang akan merubah dunia dengan lahirnya generasi unggul, generasi polymath dan para penemu yang berjasa bagi peradaban manusia. []
Oleh Siti Rima Sarinah
0 Komentar