“Masyaa Allah, Tabarakallah, ya Allah Alhamdulillah bisa menyaksikan film JKDN II ini. Benar-benar membuat saya itu merinding. Itulah fakta sejarah yang selama ini saya tidak tahu. Itu yang sudah dikaburkan dan dikuburkan”, ungkap Bu Rita Yuliana, dosen di salah seorang satu universitas di Jakarta, dengan penuh haru di acara Nobar (nonton bareng) Premier Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN) II, pada Rabu, 20 Oktober 2021, di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan.
Bu Rita juga semakin yakin akan urgensi berdirinya khilafah, yang akan mengembalikan kejayaan umat muslim khususnya dan seluruh umat manusia umumnya, sebagaimana dahulu.
Dengan suara tergetar antara takjub dan haru, Bu Rita menyampaikan bahwa tempat-tempat yang disebutkan di dalam film terdapat bukti-bukti jejak khilafah, ternyata pernah ia kunjungi. Namun sama sekali tak pernah terpikirkan bahwa tempat tersebut ada hubungannya dengan sejarah Islam.
“Saya pernah mengunjungi dua daerah yaitu Pulau Penyengat dan Istana Pagaruyung karena memang ayah saya orang Sumatera Barat. Waktu saya mengunjungi saya belum tahu apa-apa. Saya hanya membaca silsilah kerajaan. Saya pikir itu hanya sebuah kerajaan saja. Begitu juga di Pulau Penyengat. Saya hanya melihat silsilah kerajaan. Dan juga yang terkenal dengan gurindam 12. Tapi ya hanya sebatas itu. Dan ternyata itu adalah bagian dari sejarah Islam. Itu membuat saya merinding dan masyaa Allah ya, ternyata di daerah yang pernah saya kunjungi, di Indonesia, bahkan di Jakarta tadi juga ada ya, ternyata dulu bagian dari kekuasaan Kekhilafahan Utsmani”, Paparnya.
Selanjutnya Bu Rita juga mengaku kagum dengan kisah Sultan Mansyur Syah dari Aceh. “Dan saya merinding sekali, Sultan Mansyur Syah itu ya, sebenarnya mempunyai tujuan untuk memenangkan umat Islam di nusantara. Untuk memiliki kekuasaan, menyusun barisan di seluruh nusantara yang saat itu ingin dikacaukan oleh Belanda. Tapi ya itulah mungkin ini takdir Allah. Inilah yang harus kita perjuangkan kembali”, tegasnya diakhir tanggapan.
Sebagaimana disampaikan Nicko Pandawa, sang Director Film JKDN II pada saat talkshow sebelum film ditayangkan, bahwa Sultan Aceh ini mengirim surat kepada khalifah pertama pada 8 Februari 1849 untuk memperbarui kesultanan Aceh. Dengan bait inilah, Sultan Manshur Syah berharap dapat menjadi pemersatu perlawanan seluruh Sultan Asia Tenggara di bawah naungan Khilafah Utsmaniyah. Sultan Mansyur Syah Aceh yakin, persatuan di bawah khilafah itu adalah sebuah kunci, satu-satunya kunci menyatukan kata dan kekuatan Raja-raja dan kesultanan di Asia Tenggara.
Antusiasme perserta nobar JKDN II cukup tinggi, terlihat dalam sehari tayangan ini telah ditonton oleh lebih dari 350.000 orang. Belum yang menggelar nobar di beberapa tempat. Harapannya, kabar sejarah tentang jejak-jejak khilafah yang hari ini mulai kabur, sedikit demi sedikit mulai tergambar melalui film JKDN II ini. Bahwa dulu Islam pernah jaya dan akan kelak kembali jaya, sekeras apapun usaha untuk menguburkan sejarahnya dan menghadang kebangkitannya. Maka, mengutip ulang yang disampaikan Bu Rita, “Inilah yang harus kita perjuangkan kembali!”.
(Anita Rachman - Muslimah Jakarta)
#JKDN2
#NobarJKDN2
#JejakKhilafahDiNusantara
#InfoSejarah
0 Komentar