Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kini berulah kembali menyerang tenaga kesehatan (nakes), bahkan membuat seorang Perawat Gabriella Melani meninggal dunia usai dirinya jatuh ke jurang saat berusaha menyelamatkan diri dari serangan kelompok bersenjata tersebut. Peristiwa tersebut terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin (13/9/2021).
Dari Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya perawat Gabriella Meilani, dan juga mengatakan dalam siaran pers yang diterima "Kami juga sangat menyesalkan dan mengecam keras terjadinya insiden yang membuat perawat Gabriella terpaksa lari dan menyelamatkan diri. Serangan, penyiksaan, dan perbuatan yang merendahkan martabat manusia apapun, apalagi sampai yang mengarah ke pembunuhan di luar hukum tidak bisa dibenarkan. Hak untuk hidup adalah hak fundamental," Katanya, Minggu (19/9).
Selain menyerang nakes, kelompok bersejata ini merusak fasilitas di Kiwirok termasuk Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.
KKB yang mengaku sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) menyatakan bertanggung jawab atas penyerangan fasilitas publik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada 13-14 September 2021. (manadopost.jawapos.com)
Aksi yang dilakukan tersebut diklaim oleh TPNPB merupakan sebagai bentuk perlawanan kepada pemerintah, dan dikatakan oleh juru bicara TPNPB-OPM yang bernama Sebby Sambom bahwa penyerangan fasilitas kesehatan tersebut karena ada nakes yang menjadi agen TNI.
Padahal awalnya Papua memang kaya dalam potensi tambang termasuk minyak dan dan gas bumi, emas, batubara, tembaga, nikel, dan sebagainya. Namun sayangnya akibat banyaknya kerja sama dengan para pemilik modal, kekayaan yang berada di Papua dikeruk oleh para pemilik modal sehingga Papua mengalami kemiskinan. Maka dari situ menimbulkan adanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut dengan perang Pembebasan Nasional Bangsa untuk menuntut hak politik penentuan nasib sendiri, yakni merdeka dari Indonesia.
Sistem kapitalisme sudah tampak jelas kerusakannya, khususnya dalam pengelolaan ekonomi di dalam negara yang bekerja sama dengan pihak asing sehingga diambil alih seenaknya oleh mereka. Para pemilik modal yang hanya menikmati keuntungan tersebut tanpa memperdulikan cara yang haram maupun yang halal, karena di dalam sistem kapitalisme inilah orang-orang menjadi gila materi sehingga tidak peduli syari’at.
Keserakahan mereka sudah banyak menimbulkan kesengsaraan bagi banyak orang, terutama pada rakyat Papua. Sampai akhir ini Papua masih menjadi angka tertinggi kemiskinannya di Indonesia, termasuk minimnya infrastuktur yang terkait pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Selain sistem kapitalisme ini akan berujung kehancuran, juga akan menghancurkan negeri ini. Suatu kemustahilan jika kita mengharapkan kebaikan pada sistem ini, karena sebenarnya dari awal sistem kapitalisme inilah yang menjadi biang masalahnya.
Sangat berbeda dengan sistem islam, hanya islam satu-satunya agama yang mampu mengatur kehidupan secara sempurna. Dalam islam peran negara sangat penting untuk menjamin kebutuhan rakyatnya dan kesejahteraan rakyat. Jika Papua di atur dengan sistem islam maka akan adanya pembangunan insfrastruktur untuk kebutuhan masyarakat, mampu memanfaatkan kekayaan di Papua, tidak diserahkan begitu saja kepada pihak asing. []
Oleh: Refi Oktapriyanti
Mahasiswa
0 Komentar