Keberadaan komunitas Tr4n593nd3r tentu bergesekan dengan nilai syariat, apalagi di negeri yang mayoritas muslim layaknya Indonesia. Namun komunitas transgender negeri ini dan di dunia terus berusaha untuk menunjukkan giginya agar keberadaannya diakui. Apapun mereka lakukan untuk merealisasikan hal tersebut.
Belum lama ini mereka mengadakan kontes kecantikan bagi Tr4n593nd3r di Bali yang tentunya memicu pro dan kontra. Acara tersebut diadakan secara regional yang pemenangnya akan diterbangkan ke ajang internasional di Thailand. Ajang internasional ini merupakan kontes kecantikan prestisius bagi komunitas Tr4n593nd3r yang digelar tiap tahunnya di Pattaya, Thailand sejak tahun 2004.
Para peserta yang mengikutinya harus laki-laki saat lahir dan berusia antara 18-36 tahun, selain itu hanya dapat mewakili negara tempat kelahirannya yang terdaftar di paspor. Tak tanggung-tanggung, pemenangnya akan dihadiahi uang tunai US$12.500, 1 unit apartemen di Woodland Hotel and Resort di Kota Pattaya untuk 1 tahun, dan hadiah-hadiah lainnya dari sponsor.
Kontes ini disponsori oleh Otoritas Pariwisata Thailand dan diorganisasi oleh Tiffany's Show Pattaya Co. Ltd yang memang sudah dikenal lama melakukan show Tr4n593nd3r di Pattaya, Thailand. Pagelaran tahunan yang dilakukan oleh para Tr4n593nd3r cantik juga dengan kostum memukau dan pencahayaan yang spektakuler, tentu mengundang turis lokal maupun mancanegara yang pastinya menambah pundi-pundi bagi Thailand sendiri.
Kontes kecantikan Miss Queen Internasional ini layaknya Miss Universe bagi kalangan Tr4n593nd3r. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan hak Tr4n593nd3r di kalangan masyarakat Internasional, juga agar kalangan Tr4n593nd3r di Thailand mendapatkan hidup yang berkualitas. Penggalangan dana yang terkumpul dari acara ini akan disumbangkan ke yayasan AIDS kerajaan Thai, membangun persahabatan, sikap sportif dan bertukar ide antar komunitas L68T internasional. (Wikipedia.org).
Sedang di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya muslim, tentu keberadaan Tr4n593nd3r ini meresahkan. Adanya kontes kecantikan bagi kalangan transgender menurut Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Utang Ranuwijaya mestinya tidak boleh diadakan di Indonesia karena negara ini berasaskan Pancasila yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sesuai sila pertama, yaitu ketuhanan yang Maha-Esa (Republika.co.id 3/10/2021).
Sejurus dengan Prof Utang, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zaenudin juga mengatakan hal yang sama. Ia katakan bahwa acara tersebut bukanlah kemajuan dan kebebasan, melainkan kebablasan atas kebebasan dan peradaban jungkir balik (Republika.co.id 4/10/2021).
Walaupun banyak kalangan memberikan tanggapan negatif, namun mereka tetap berjuang agar kehadirannya diakui di seluruh dunia termasuk negeri ini. Diketahui bahwa perjuangan mereka termasuk kalangan l3sbi4n, g4y dan biseksual ini mendapat kucuran dana beberapa tahun lalu dari UNDP. Hal inilah yang menjadikan langkah mereka untuk mendapatkan hak terus diperjuangkan.
Gerakan komunitas L68T ini makin berkembang di Indonesia sejak peristiwa Mei 1998. Perkembangan gerakan itu juga diikuti oleh perbaikan organisasi yang menguat di tingkat nasional, pendanaan, serta penggunaan wacana HAM untuk melakukan advokasi perubahan kebijakan di tingkat nasional.
Dikutip dari laporan United Nations Development Programme (UNDP) bersama United States Agency for International Development (USAID), bahwa pada tahun 2013 lalu, mereka pernah mengadakan dialog komunitas L68T Nasional Indonesia di Bali (Tribunnews.com 12/11/2020).
Peserta yang ikut dari kawasan Asia sebanyak 71 peserta dari 49 lembaga mewakili keragaman L68T di Indonesia. Diskusi ini bertajuk ‘Being L68T in Asia’ yang mendorong pemahaman hak asasi manusia dan stigma juga diskriminasi yang mereka hadapi di kawasan Asia.
Semua itu memang upaya mereka untuk mendapatkan penerimaan masyarakat agar diterima secara umum. Penerimaan masyarakat menurut mereka adalah hak mereka untuk mendapatkannya sebagai warga negara yang setara. Inilah yang disebut sebagai hak asasi manusia yang selalu mereka pejuangkan.
Hak asasi manusia merupakan bagian dari ide kapitalis yang memandang manusia sama di mata agama, negara maupun masyarakat. Namun pandangan ini menjadi rusak karena tanpa memandang siapa subyeknya.
Para kapital memang sengaja menyuntikkan dana segar bagi pegiat L68T agar aktivitas menyimpang ini selalu eksis dan berkembang di tengah masyarakat. Dengan mengedepankan alasan bahwa hidup mereka selalu dilecehkan, maka mereka menuntut agar kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera tanpa rasa cemas.
Selain itu di dunia kapitalistik yang menyanjung kebebasan ini semua orang sah saja untuk mengapresiasikan tiap aktivitas yang menjadikan manusia menjadi puas. Seperti aktivitas mereka ini yang menganggap bahwa mereka terjebak dalam tubuh yang salah. Oleh karena itu mereka ubah bentuk tubuhnya menjadi layaknya perempuan seutuhnya.
Dalam hal ini ada dua yang menjadi titik kritisnya, yaitu pertama, bahwa aktivitas yang menyerupai perempuan ini dilarang oleh Allah Swt. Apalagi sampai harus merubah tubuh, menghilangkan ataupun menambah anggota tubuh lain.
Kedua, aktivitas tercela ini sengaja diorganisir olah para kapital agar pastinya mereka mendapat keuntungan yang lebih seperti yang terjadi di Thailand. Selain itu agar ide mereka yang hanya mengedepankan hawa nafsu ini mendapat respon dari masyarakat sehingga mengamini dan juga ikut arus masuk ke dalam komunitas mereka.
Oleh karena itu, pemerintah tidak boleh tinggal diam apalagi memfasilitasi aktivitas mereka. Pada kenyataannya bahwa ide ini rusak dan menyimpang. Jangankan berharap masa depan yang cemerlang, keturunan yang menjadi pergantian perdaban saja tidak bisa diharapkan dari mereka.
Sehingga, pemerintah harus tegas dengan komunitas ini. Bahwa mereka sedang berjalan di arah yang salah kemudian langkah apa yang harus dilakukan, merupakan solusi praktisnya. Kemudian harus dipotong jaringan mereka agar tidak lagi berhubungan dengan lingkungan yang buruk.
Aktivitas yang mereka lakukan akan mengundang laknat Allah swt. Jangan ada lagi peristiwa seperti kaum Sodom terdahulu yang dibinasakan dengan azab yang sangat keras. Maka penguasa harus segera mengambil keputusan yang cepat seperti saat khalifah Al Mu’tasim billah mendengar jeritan seorang muslimah saat dikoyak pakaiannya. Karena sang khalifah paham bahwa pakaian merupakan kemuliaan muslimah.
Kecepatan bertindak penguasa saat ini sangat ditunggu masyarakat, untuk memutus kerusakan sosial yang ada di masyarakat. Namun yang paling penting adalah adanya iman dan tsaqofah Islam yang ada di penguasa juga di masyarakat, agar kecepatan dalam memahami masalah selalu menyala.
Wallahu ‘alam.
Oleh Ruruh Hapsari
0 Komentar