Sempat viral perang baliho menjelang pemilu 2024 yang sejatinya masih cukup lama. Baliho-baliho tersebut menghiasi jalan-jalan di setiap sudut kota. Begitu pun di kota Bogor, di setiap sudut kota terpasang baliho. Ramai terpasang baliho UMKM usAHA dimana terdapat sebuah foto seorang menteri sebagai pembinanya.
Seperti dilansir sindonews.com sebanyak 340 UMKM usAHA di enam kecamatan di kota Bogor yang merupakan binaan Airlangga Hartarto. Selain sebagai seorang menteri, Airlangga Hartarto juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar. Menurut koordinator UMKM usAHA Uus Mustofa, ini merupakan kelompok pemberdayaan masyarakat yang fokus kegiatannya pada pelatihan UMKM.
Menjelang pesta demokrasi atau pemilu yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali, segala daya dan upaya sudah dipersiapkan dari waktu yang sesungguhnya masih sangat lama. Sesuatu yang lumrah dalam sistem demokrasi-kapitalis ini, dimana para calon penguasa berlomba-lomba tebar pesona demi meraih simpati rakyat. Akan ada 1001 cara untuk mendulang suara terbanyak dari rakyat. Sasaran mereka tentu saja mayoritas rakyat yang notabenenya adalah rakyat menengah ke bawah yang memang selalu kesulitan.
Bukan rahasia lagi dalam sistem ini, jabatan penguasa menjadi incaran setiap orang. Walau dengan biaya mahal, mereka tak peduli. Dengan kerjasama antara calon penguasa dan pengusaha, menjadikan mereka mampu mengeluarkan dana yang bernilai fantastis.
No free lunch, tak ada makan siang gratis. Dalam hal ini, kerjasama ini tentunya saling menguntungkan kedua belah pihak. Antara calon penguasa dan pengusaha ada pundi-pundi keuntungan yang akan mereka peroleh baik untuk mereka pribadi ataupun golongannya. Sementara rakyat hanya menjadi tumbal dari permainan mereka. Mendekat saat membutuhkan suara rakyat, namun setelah berhasil meraih tampuk kekuasaan, rakyat pun tak diperhatikan lagi. “Habis manis sepah dibuang”, sebuah pengibaratan yang cocok untuk menggambarkan relasi antara penguasa dan rakyat.
Untuk bisa menghadirkan pemimpin yang amanah, masih percayakah kita dengan sistem demokrasi-kapitalis ini? Konsep penguasa dan rakyat tak ubahnya seperti penjual dan pembeli. Alih-alih semua dilakukan demi kepentingan rakyat, semuanya hanya bohong belaka. Setelah berkuasa semua kebijakan penguasa hanya akan berpihak pada para pemilik modal dan rakyat hanya akan gigit jari. Kekuasaan menjadi rebutan demi meraih keuntungan diri dan golongan. Tak ada tanggung jawab penuh atas kepengurusan rakyat.
Akan berbeda halnya jika sistem Islam yang diterapkan. Islam bukan saja sebuah agama yang mengatur masalah ibadah semata. Islam sebuah ideologi yang mempunyai aturan dalam setiap bidang kehidupan. Begitu pun Islam mampu memberikan solusi yang hakiki, sempurna, dan paripurna untuk menghadirkan seorang pemimpin yang amanah. Tanpa memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama serta kampanye-kampanye yang akan menyedot dana yang luar biasa.
Sistem Islam yang dikenal dengan khilafah, telah memberikan contoh dan bukti yang nyata dalam kepengurusan umat. Membawa kegemilangan dan kesejahteraan lahir maupun batin bagi seluruh rakyatnya. Kepala negara khilafah yang disebut Khalifah diangkat dengan cara baiat oleh kaum muslimin. Hal ini telah dicontohkan oleh khulafaur rosyidin sebagai wakil umat dalam menjalankan pemerintahan dan kekuasaan.
Sebagai contoh pada saat Umar bin Khattab dipilih untuk menjadi Khalifah mengantikan Abu Bakar ash-Shiddiq, para sahabat bersepakat untuk menunjuknya, maka terjadilah baiat iniqad. Baiat iniqad hanya dihadiri oleh perwakilan kaum muslim saja, tidak semua umat menghadirinya. Setelah Khalifah diperkenalkan kepada umat maka pada hari kedua terjadilah baiat taat, yaitu baiat yang dihadiri oleh seluruh kaum muslim untuk membaiat Khalifah. Metode ini tidak memerlukan waktu yang lama, hanya tiga hari saja. Dan tentunya tidak membutuhkan dana yang besar.
Demikian pula dalam pemilihan Khalifah berikutnya yakni Khalifah Utsman bin Affan. Ketika Umar bin Khattab tertikam, kaum muslimin memintanya untuk menunjuk penggantinya. Namun Umar bin Khattab menolaknya. Umar bin Khattab akhirnya mengajukan 6 orang tokoh dari kaum muslimin. Melalui proses pemilihan calon Khalifah tersebut akhirnya terpilihlah satu di antara 6 orang tersebut. Umar bin Khattab memberi jangka waktu selama tiga hari tiga malam hingga terpilihlah Utsman bin Affan sebagai pengganti Umar bin Khattab.
Bagaimana dengan batas kekuasaannya? Kekuasaan Khalifah akan terus berjalan selama Khalifah tidak melalaikan kewajibannya mengurus urusan umat. Dengan kata lain, dalam sistem khilafah tidak ada pembatasan masa jabatan. Namun jika secara nyata Khalifah melakukan kekufuran, yakni tidak memberlakukan syariat islam, maka pada saat itu juga jabatan Khalifah tersebut diturunkan melalui mekanisme qadhi mazhalim.
Metode praktis dalam pengangkatan dan pembaiatan Khalifah ini merupakan ijma sahabat sehingga menjadi dalil yang sahih. Metode yang khas ini terbukti mampu menghadirkan pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab pada umat, bukan hanya di di dunia, namun juga di akhirat kelak. Menjadi penguasa bervisi akhirat yang semata-mata hadir untuk menggapai ridaNya, bukan demi materi sesaat seperti yang lazim terjadi pada saat ini.
Islam yang sempurna dan paripurna mampu menyelesaikan semua problematika kehidupan dari A sampai Z. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat. Sudah selayaknya negeri mayoritas muslim terbesar ini segera menegakkan dan menerapkan sistem Islam dalam bingkai khilafah. Dan segera mencampakkan sistem demokras-kapitalis yang hanya menghadirkan kerusakan dan kesengsaraan bagi seluruh umat manusia. Wallahu a’lam. []
Oleh : Titin Kartini
0 Komentar