Siapkah Menyiapkan Amal Saat Ajal Menjemput?



Hari ini kita menyaksikan bahwa kebejatan moral dan akhlak semakin dipertontonkan oleh komponen masyarakat yang sedari awal sudah dianggap tabu yaitu elgebete. Mereka tanpa malu lagi mempertontonkan sikap yang tidak seharusnya. Suka atau tidak perilaku ini kian hari sering diopinikan guna diterima oleh masyarakat.

Bahkan ironisnya dunia industri hiburan tanah air semakin deras mengarusutamakan dengan bergentayangan di sosial media  membangun komunitas-komunitas perilaku tak bermoral guna membuka tatanan dunia baru. Mereka juga tanpa malu melobi elemen penguasa guna melegalkan perilakunya.

Kondisi  diperparah dengan tampilnya para publik figur yang gurat malunya semakin menghilang. Ketika keluar dari penjara pun disambut bak pahlawan. Sementara di sisi lain ada selegram transgender ponakannya artis terkenal menjadi juara transgender Miss Queen 2021. Entah apa yang ada dipikiran para penghuni bumi ini seolah hidup akan abadi selamanya. Berbagai perilaku yang tidak mencerminkan sikap seorang muslim kian merebak. Padahal sesungguhnya ajal akan menjemput kapan saja, dimana saja tak memandang rupa, tahta hingga usia.

Maka perlu diingat bahwa apa yang kita lakukan kemudian jika diikuti oleh seluruh penduduk bumi maka akan berimbas pada diri kita akhirnya. Jika kebaikan yang kita tanam maka pahalanya akan terus mengalir sedangkan jika perilaku jahat yang dilakukan justru dosa yang terus-menerus memberikan panas dan pedihnya neraka. Itulah yang disebut dosa jariah.

Sudah selayaknya kita banyak merenungkan manakala melihat fakta yang membuat kita terenyuh untuk mempersiapkan amalan saleh. Fakta-fakta yang semakin meningkat keimanan seharusnya disambut karena hidup tak ada jaminan akan lama.
Ajal tak pernah tahu akan menghampiri. Dia datang tanpa permisi mencabut nyawa tanpa menyapa. Jika melihat hal itu masihkah tenang dan tidak merasa dalam pengawasan Yang Maha Melihat?

Oleh karenanya jika kita tidak memiliki amal jariah setelah ajal menjemput maka usahakan tidak membawa dosa jariyah. Sungguh nestapa yang tidak berujung manakala ajal sudah menjemput tetapi dosa jariah mengalir tiada berhenti.
Kerugian yang tiada berujung.

Dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Dapat kita bisa bayangkan, orang yang gemar mengupload foto ataupun tingkah lakunya di media sosial dengan tidak menutup aurat dengan memamerkan keindahan tubuhnya guna mendapatkan pujian dan sanjungan dari para netizen. Belum lagi saat dia memamerkan segala tingkahnya yang menebarkan aroma kejahiliyahan. Bahkan saat perilaku menyimpang divideokan dengan durasi lama kemudian ditonton dan ditiru   ia meninggal dan kebiasaan itu ditiru banyak orang, maka dia akan mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa dikurangi sedikitpun.

Bukan hanya itu dosa jariyah bisa pada orang-orang yang menunjukkan berbagai kesesatan, kesyirikan, kebid'ahan, tempat-tempat hiburan maka orang-orang tersebut mendapatkan dosa jariah selama apa yang dilakukannya diikuti.

Inilah potret kehidupan masa sekarang, masa Mulkan Jabarian yang penuh segala tipu daya. Betapa mudahnya seseorang mengalirkan dosa jariah manakala sistem ini terus dalam kungkungan sistem yang tidak islami.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Semoga kita mampu mentadaburi seluruh kehidupan yang fana ini. Melakukan berbagai amalan jariah dan meninggalkan segala hal yang menghantarkan ke dosa jariah.

Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat

Posting Komentar

0 Komentar