Cinta Mati? Ya Sama Nabi


Sob, lagu Nothing Gonna Change My Love For You happening lagi. Lagu jaman Yangkung and Yangti masih muda kini dinyanyiin para cucu. Dulu mah penyanyinya George Benson, kalo sekarang dicover sama Shania Yan, penyanyi dan youtuber asal Indonesia. Lagunya emang asik. Iramanya mendayu-dayu menghanyutkan perasaan. 


Lagu yang pertama rilis tahun 1985 ini liriknya romantis beud.  

Nothing’s gonna change my love for you

You oughta know by now how much I love you

One thing you can be sure of

I’ll never ask for more than your love


Nothing’s gonna change my love for you

You oughta know by now how much I love you

The world may change my whole life through

But nothing’s gonna change my love for you


Kalo dibaca itu lirik ngegambarin kebucinan seseorang pada pasangannya. Dia cinta mati abislah sama pasangannya. Lagu yang diciptain Gerry Goffin dan Michael Masser ini menceritakan seorang pria yang coba yakinin pasangannya kalau ia sangat cinta and gak bisa idup gitu tanpa pasangannya itu. Bucin abis kan Sob?


Segitunya ya cinta ma manusia. Etapi, ada lho manusia yang harus banget kita cinta mati sama Beliau. Beliau adalah insan terbaik yang amat cinta pada umatnya. Bahkan, akun twitter @shiffrun mengatakan kalau orang yang cinta kamu apa adanya dalam artian yang sebenar-benarnya itu hanya beliau. Beliau adalah Nabi Muhammad Saw.


Nabi Muhammad Saw rela berjuang dalam dakwah demi cintanya pada umat. Beliau Saw gak mau umatnya senantiasa berada dalam gelapnya kebodohan dan kemusyrikan. Padahal ujiannya ga nanggung-nangung, Sob. Difitnah, dipukul, bahkan sampe diboikot. 


Bukan hanya itu saja, Rasulullah Saw. Juga senantiasa memintakan maaf atas segala kesalahan kita kepada Allah Swt. Dirinya sangat mengkhawatirkan nasib kita. Tidak ada yang Beliau inginkan kecuali keselamatan dan surga untuk umatnya. Beliau memiliki istri, anak, keluarga, kerabat dan sahabat yang memujanya. Tetapi nama kita jua yang terus Beliau ulang di akhir hidupnya. ”Ya Ummati, ya ummati, ya ummati…!”. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad. Assalamualaika ya Rasulallah. Assalamualaika Ya Habiballah.


Adakah cinta manusia kepada sesama sebegitu besarnya, melebihi cintanya Nabi Saw. Kepada umatnya? Enggak ada! Cinta Rasulullah Saw. Kepada umatnya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Pengorbanannya demi cinta kepada umatnya, tidak akan ada yang bisa mengimbangi. Sungguh besar. Sangat besar! Lantas, tegakah kita mengkhianati cintanya? Mestinya enggak akan tega. Apalagi cinta Beliau adalah cinta yang akan menghantarkan kita sampai ke Surga. Bagaimana mungkin kita akan mengabaikannya? Sungguh merugi orang-orang yang mengabaikan cintanya Nabi Saw.


Maka sudah sepantasnya kita membalas cintanya Baginda Nabi Saw. Bagaimana caranya? Sedangkan Nabi Saw. Sudah tidak ada lagi di muka bumi ini. Beliau sudah lama meninggal dunia. Lalu dengan cara apa kita membalas cintanya?


Senantiasa bershalawat untuk Beliau Saw. Adalah sebuah keharusan. Insyaallah sudah menjadi rutinitas harian. Namun tidak cukup sekadar bershalawat. Lebih besar dari itu, bukti nyata cinta kita kepada Nabi Saw. Adalah dengan mengamalkan apa yang Beliau Saw. Wariskan. Yakni Alquran dan As Sunnah.


Mengaku mencintai Nabi Saw., maka sudah selayaknya mencintai apapun yang Beliau Saw. Contohkan. Secara suka rela kita mesti berupaya untuk menjadi orang baik. Bahkan tidak hanya baik sendirian, tetapi juga berjuang sebagaimana Rasulullah Saw. Untuk memperbaiki seluruh umat manusia.


Sebab memang begitulah yang Beliau contohkan, kan? Memiliki kepribadian yang baik dan peduli dengan kondisi umat. Dua hal ini harus kita instal ke dalam diri. Pastikan bahwa kepribadian yang melekat pada diri kita adalah kepribadian Islam. Yakni berupa pola pikir dan pola sikap Islam. Kemudian peka terhadap persoalan umat sekaligus melakukan amar makruf nahiy mungkar di dalamnya. The best!


Bagaimana agar kepribadian Islam dan kepekaan terhadap urusan umat bisa terinstal sempurna? Tidak ada cara lain kecuali kita harus terus belajar, mengkaji Islam. Ingat, kajian yang dilakukan harus menyeluruh. Tidak boleh setengah-setengah. Misal hanya mengkaji soal salat saja, puasa saja, atau zakat saja. Kajian semisal ini harus disempurnakan sebagaimana Islam yang sempurna.


Ya, Islam yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Saw. Adalah Islam yang paripurna. Tidak hanya mengatur persoalan ibadah ritual. Tetapi mengatur seluruh aspek kehidupan. Dari mulai bangun tidur hingga bangun negera, ada  aturannya dalam Islam. Demikianpun dengan bagaimana tata cara masuk ke dalam toilet sampai pada tata cara bagaimana agar masuk surga, lengkap aturannya dalam Islam. Masyaallah!


Masih mengaku cinta kepada Rasulullah Saw.? Jangan hanya di ucapan tetapi segeralah amalkan apa yang telah Beliau Saw. Wariskan. Mencintai Nabi Saw. Artinya mencari jalan keselamatan untuk diri kita sendiri. Sungguh, benci ataupun cinta tidaklah berpengaruh pada posisi Rasulullah Saw. Yang mulia di sisi-Nya. Lantas untuk siapa sebenarnya cinta itu? Sejatinya cinta tersebut akan kembali kepada diri kita sendiri. Mencintai Nabi Saw. Sama dengan meniti jalan untuk peroleh syafaatnya sebagai bekal untuk menuju Surga. Jika begini, tidak ada kata lain. Lantangkan dengan penuh keyakinan, cinta kepada Nabi Saw. Adalah harga mati. Tidak akan pernah bisa dinegosiasi. Allahuakbar!


Oleh Rini Sarah

Posting Komentar

0 Komentar