Jika Lelah Mendera, Dekati Allah Hingga Kau Raih Cinta-Nya



Menjalani rutinitas sehari-hari memang sangat membosankan terkadang membuat emosi jika tidak terkontrol akan meledak-ledak. Terlebih bagi mereka yang mengaku sebagai pengemban dakwah Islam tentu jika menjalani tanpa ruh akan hampa tanpa makna. Bahkan bisa jadi keluar dari barisan dakwah hanya karena merasa bosan,lelah yang tak berkesudahan. Efek pandemi Covid-19 membuat sebagian besar pengemban dakwah terjebak generasi rebahan. Melakukan berbagai aktivitas hidupnya tak jauh dari gawai saja. Bahkan ada sebagian dari pengemban dakwah malas dalam menjalankan amanah dakwahnya. Rasa lelah, bosan dengan kondisi yang tak kunjung datang kemenangan Islam, membuat seseorang kian pesimis hingga apatis. Kondisi ini akan diperparah keengganan untuk mutabaah terhadap pemikiran dan nafsiyah yang terlanjur parah.

Seyogianya kita saat dilanda wabah kelelahan, kemalasan segera bangkit dan merenungkan arti tujuan hidup kita lagi. Menelisik ruang-ruang hati apakah selama ini kita berjuang murni karena Allah atau ada kepentingan. Merevisi setiap niat buruk yang kemudian dikembalikan ke dalam gelas ikhlas, hingga ketika lelah dalam berjuang tidak diam atau berhenti teratur dari kancah perjuangan.Jangan pernah membiarkan bisikan setan merasuki jiwa untuk berhenti dari ketaatan. Karena sesungguhnya apa yang terjadi hari ini pernah dialami oleh para sahabat juga manakala menanyakan kapankah kemenangan itu hadir.

Peristiwa Hudaibiyah menjadi renungan bagi kita bahwa apa yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya tidak pernah keliru. Hal ini kemudian tertuang dalam Alquran yang menyebutkan, "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya, (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, mencukur rambut dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (QS Al-Fath: 27).

Melalui peristiwa ini kita harus yakin terhadap janji Allah, jangan berleha-leha apalagi tenggelam dalam zona nyaman. Kelelahan, kemalasan serta rasa keraguan menghantui segera lawan dan hempaskan dari benak dan hati kita.

Tips-tips agar lelah dan kemalasan segera hilang di antaranya:

Pertama jika kondisi tubuh kita meminta rehat maka rehatlah sejenak sambil dibarengi zikir kepada Allah. Zikir pagi dan petang menjadi sebuah keharusan, tak boleh ditinggalkan. Namun jika kelelahan pikiran akibat banyaknya amanah yang diemban segera ingat akan janji-janji Allah agar hati kembali tercerahkan.

Kedua, jika memang beban itu terlalu berat tidak ada salahnya curhat dengan teman seperjuangan untuk menemukan ide -ide cemerlang agar kelelahan itu segera hilang berganti dengan semangat membara.

Ketiga, perbanyaklah dirasah fardiyah untuk memompa semangat yang mulai kandas.

Keempat perbanyak taqarub ilallah melalui shalat-shalat malam agar jiwa tidak terus dalam genggaman setan hingga melalaikan berbagai kewajiban.

Kelima, ketika hati dalam kondisi tidak sehat bacalah ayat suci Al-Quran, rutinkan kemudian tanamkan bahwa dengan aktivitas tersebut Allah pasti akan menyembuhkan penyakit fisik hingga kesulitan pun Allah mudahkan.

Keenam, yakinkan bahwa Allah tidak akan pernah mendiamkan orang yang menolong agama Allah dan kemenangan Islam itu nyata.

Ketujuh, mintalah doa-doa kesabaran dan penguatan dari teman,sahabat hingga orang tercinta.

Kedelapan, ketika seluruh aktivitas hidup dipenuhi dengan ketaatan melalui doa-doa kesabaran yang selalu dipanjatkan kelelahan itu akan segera sirna.

Semoga dengan mengembalikan seluruh aktivitas kita kepada Allah lelah kita menjadi lillah. Pintu Surga terbuka bagi mereka pengemban dakwah yang amanah.

Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat

Posting Komentar

0 Komentar