LRT Jabodebek Tabrakan, Potret Pembangunan Infrastruktur yang dipaksakan


LRT Jabodebek mengalami tabrakan saat melakukan uji coba pada Senin, 25 Oktober 2021, pukul 13.00 WIB. Tabrakan tersebut melibatkan 2 rangkaian kereta LRT di antara petak Stasiun Harjamukti - Stasiun Ciracas jalur LRT Jabodebek.

Adapun penyebab tabrakan LRT Jabodebek adalah human error yaitu karena masinis kereta terlalu cepat saat melakukan langsir. (Kompas.com)

Tabrakan hanyalah salah satu dari sekian banyak kendala dalam pengerjaan proyek LRT Jabodebek. Kendala lainnya yaitu, masalah pembebasan lahan, bengkaknya biaya proyek LRT, sampai molornya proses pembangunan yang tidak sesuai target awal penyelesaian.

Proyek LRT Jabodebek mulai dibangun sejak tahun 2015 dan ditargetkan rampung 2019. Namun faktanya, sampai saat ini proses pembangunan LRT belum juga rampung.

Kendala-kendala yang dialami sejak awal pembangunan hingga uji coba merupakan bukti ketidaksiapan pemerintah. Namun, pembangunan LRT Jabodebek tetap berjalan dan terkesan dipaksakan.

Mungkinkah ada pihak-pihak yang mengintervensi di balik proyek LRT Jabodebek? Mengingat dana yang digelontorkan untuk proyek ini tidak sedikit. Pada fase 1 saja, PT Adhi Karya (Persero) selaku kontraktor dari proyek tersebut telah mengantongi dana sebesar Rp13,8 triliun.

Belum lagi KAI yang diusulkan menerima penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2021 sebesar RP2,7 triliun untuk memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu. Tentu keuntungan yang didapat dari proyek ini sangat menggiurkan. Apalagi wajah para kapitalis yang berorientasi pada keuntungan materi semata, sudah pasti akan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Hal ini menyebabkan pembangunan LRT Jabodebek kurang memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan rakyat. Apalagi pembangunan LRT juga tidak disertai dengan peningkatan kualitas SDM yang memadai. Alih-alih menjadi solusi kemacetan di wilayah Jabodebek, justru kini masyarakat takut naik LRT.

Berbeda saat sistem Islam diterapkan secara kafah dalam naungan sebuah daulah. Islam akan mengatur semua pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh rakyat. Pembangunan infrastruktur bertujuan untuk kemaslahatan umat. Tentu keselamatan dan kenyamanan rakyat menjadi prioritas.

Sedangkan dari sisi pengadaannya infrastruktur dalam Islam terbagi menjadi dua jenis. Pertama, infrastruktur yang sifatnya sangat dibutuhkan sehingga pembangunannya tidak bisa ditunda karena akan menimbulkan dharar bagi umat. Seperti, jalan umum, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain.

Kedua, infrastruktur yang dibutuhkan tetapi tidak mendesak sehingga pembangunannya masih bisa ditunda. Contohnya, jalan alternatif, gedung sekolah tambahan, perluasan masjid, dan lain-lain.

Selain itu, pembiayaan infrastruktur juga harus berasal dari kas negara bukan dari utang luar negeri berbasis riba, sehingga tidak ada intervensi dari pihak mana pun. Karena Allah tidak akan memberi jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman. (QS. An-Nisa: 141)

Wallahu a'lam bishshawwab.


Oleh: Rosmita

Posting Komentar

0 Komentar