Setiap anak pasti memiliki sosok yang mereka idolakan dan kelak ketika mereka dewasa, menginginkan seperti sosok idolanya. Kadang sang anak mengidolakan orang tuanya, gurunya, atau tokoh kartun yang sering di tontonnya. Seorang anak yang akalnya belum sempurna, untuk menjadi tokoh yang dia idolakan tidaklah susah. Bisa jadi dia mengidolakan orang tuanya, karena orang tuanya adalah sosok penyayang dan baik hati. Atau guru yang dia idolakan adalah sosok guru yang sabar, suka tersenyum dan tidak suka memarahi muridnya. Atau tokoh kartu kesayangan mereka, yang dianggap super hero mampu melawan musuh-musuhnya untuk menyelamatkan manusia.
Setiap orang tua wajib mengetahui tokoh yang menjadi idola anak-anak mereka. Karena anak-anak dengan pemikiran yang masih polos adalah plagiator ulung. Mereka akan dengan mudah mengikuti pola tingkah sosok idolanya. Dan para orang tua harus waspada, apakah sosok idola sang anak itu mengajarkan sesuatu yang baik atau malah sebaliknya, mengajarkan aturan hal-hal yang buruk bahkan menyimpang dari aturan Allah swt.
Orang tua sangat berperan untuk mengenalkan sosok idola yang harus jadi teladan dan panutan anak sejak dini hingga mereka dewasa nanti. Karena sosok idola ini akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak. Sehingga jika sang anak mengidolakan pada sosok yang suka pada kekerasan, maka tidak menutup kemungkinan anak kita perangainya juga akan menjadi kasar dan keras. Tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada anak-anak kita.
Sudah saatnya kita memilihkan sosok yang tepat untuk dijadikan sosok idola bagi anak-anak kita, yaitu Muhammad Rasulullah. Tidak semua anak baik, anak kecil maupun remaja bahkan dewasa, mengetahui dengan benar siapa sebenarnya sosok uswatun hasanah yang diutus oleh Allah swt kepada umat manusia. Karena saat ini.generasi sedang dialihkan untuk mencari sosok idola bukan berasal dari Islam, melainkan sosok idola yang akan menjadi generasi Muslim menjadi generasi sekuler dan liberal. Itulah sebabnya mengapa saat ini banyak sekalian tontonan dari luar yang dengan sengaja mempengaruhi gaya hidup generasi sesuai gaya hidup barat yang rusak.
Sebagai orang tua kita wajib waspada dan mengcounter hal-hal yang dapat merusak aqidah generasi Muslim sebagai aset peradaban Islam di masa yang akan datang. Sehingga kita perlu sedari dini mengarahkan anak-anak kita pada sosok siapa yang sebenarnya yang harus mereka jadikan idola. Mengenalkan sosok Muhammad Rasulullah kepada anak harus dilakukan sedari kecil bahkan sejak dalam kandungan proses pendidikan orang tua kepada anak sudah dilakukan. Beragam cara bisa dilakukan orang tua untuk mengenalkan Rasulullah sehingga akan menumbuhkan kecintaan anak pada manusia terbaik pilihan Allah ini.
Seorang ibu yang menjadi sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya, mempunyai peran besar untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan sang anak kepada Rasulullah. Seorang ibu harus memiliki kreatifitas tinggi untuk menimbulkan ketertarikan sang anak pada Rasulullah, bisa dilakukan dengan cara menceritakan kisah-kisah tentang pribadi Rasul, kejadian-kejadian luar biasa yang pernah dialami oleh Rasul dan sebagainya. Hal ini harus dilakukan sejak anak masih kecil misalnya pada saat anak menjelang tidur.
Agar cerita tersebut lebih mengena ke hati anak, gunakanlah bahasa yang bisa dipahami dan dicerna oleh anak sesuai level usianya. Dan menceritakannya dengan intonasi yang dapat menggugah perasaan cinta anak. Misalnya, mencerikan tentang betapa beratnya perjuangan dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, termasuk betapa besarnya cinta Rasul pada umat yang hidup sepeninggalnya.
Selain itu, pembiasaan menerapkan adab dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari anak, merupakan rangkaian untuk menumbuhkan rasa kecintaan kepada Rasul. Seperti pembiasaan mengajak sholat berjama’ah dimasjid, mengajak untuk ikut kajian, hormat dan sayang kepada kedua orang tua, menutup aurat dengan sempurna. berbicara yang sopan dan lembut, mampu mengendalikan amarah, makan dengan tangan kanan, gemar bershodaqoh, gemar menolong sesama manusia yang membutuhkan, dan contoh-contoh yang lainnya.
Hal ini tentu saja tidak bisa dilakukan hanya sekali atau dua kali saja, perlu keistiqomahan dari kedua orang tua yaitu ayah dan ibu untuk terus menanamkan kebiasaan adab dan akhlak ini. Selain itu orang tua pun harus memberikan contoh dan teladan dengan mempraktekkan kebiasaan-kebiasaan baik Rasul baik dari perilaku maupun amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Di praktekkan, dicontohkan, dibiasakan dan terakhir didoakan serta dimotivasi, merupakan konsep dasar dalam mendidik anak untuk mencintai Allah dan Rasulnya.
Allah berfirman yang artinya,”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar” (QS Luqman : 13). Ayat ini menjadikan panduan bagi ayah dan ibu dalam mendidik anak untuk mencintai Rasulullah, beserta apa saja yang dibawa olehnya. Sehingga anak memahami hukum syariat Allah sedari kecil dan senantiasa termotivasi untuk melaksanakannya dengan senang hati, karena semua anggota keluarga melakukan hal yang sama.
Dengan langkah-langkah tersebut diatas anak akan memahami dan memilih siapa sosok yang harus mereka idolakan. Dan mereka pun bangga dengan keIslamannya dan bangga menjadi umat Rasulullah serta berharap kelak akan berkumpul dengannya di jannahNya. Sang anak pun ketika berinteraksi bersama teman-temannya akan menyampaikan, mencontohkan dan mengamalkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut kepada teman-temannya.
Upaya menanamkan kecintaan kepada Rasul beserta apa yang dibawanya, memang tidak mudah. Apalagi saat ini sejarah tentang Islam dan Rasulullah banyak dimanipulasi oleh musuh-musuh Islam, dengan tujuan menjauhkan generasi Muslim dari sosok suri tauladan utamanya. Namun, yang terpenting bagi kita sebagai orang tua jangan pernah lelah untuk senantiasa istiqomah berupaya memberikan pemahaman kepada anak agar selalu cinta kepada Rasulullah dengan terus menerus memberikan contoh dan teladan yang baik kepada anak.
Dan senantiasa kita bermunajat kepada Allah agar anak-anak kita dilindungi dari berbagai mara bahaya yang akan mengikis aqidahnya. Karena gempuran kerusakan yang ditebarkan oleh sistem yang menaungi kehidupan saat ini, sangat rentan untuk merusak pemahaman anak-anak kita. Yakinlah Allah senantiasa bersama kita dan memberi kemudahan untuk menjalani proses pendidikan terbaik, yang merupakan amanah dari Allah yang dibebankan kepada setiap orang tua. “Tiada suatu pemberian yang utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik” (HR Al Hakim).
Sistem kehidupan kita saat ini memang rusak, namun bukan berarti kita hanya terpaku diam melihat kerusakan ini, tanpa melakukan apapun. Justru hidup dalam sistem yang rusak menjadi tantangan bagi setiap orang tua untuk mendidik anak-anaknya, yang kelak menjadi generasi yang akan memperjuangkan perubahan sistem yang rusak ini menjadi sistem yang baik (Islam). Dimana aturan Islam dapat diterapkan dalam semua lini kehidupan, seperti apa yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw hingga beliau mampu menegakkan negara Islam di Madinah. Wallahu a’lam.
Oleh Siti Rima Sarinah
Studi Lingkar Perempuan dan Peradaban
0 Komentar