Semenjak ada wacana aksi reuni 212 pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk membatalkan acara tersebut. Salahsatunya tidak diberikannya izin diadakannya acara reuni tersebut.
Namun nyatanya acara reuni 212 tetap tak menyurutkan semangat peserta acara tersebut, hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat Dudung Abdurahman, mendatangi lokasi massa aksi 212 di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/12). Dalam kesempatan itu, Dudung menyebut, jika dirinya berencana merekrut prajurit tamtama hingga perwira khusus para santri.
Menurutnya bahwa dia akan merekrut prajurit baik tamtama maupun perwira ini, khusus para santri. Dari pesantren-pesantren termasuk dari lintas agama, khususnya dari Muslim
(Republika.co.id,2/12/2021).
Adanya pernyataan terkait perekrutan prajurit dari kalangan santri tentu menjadi sebuah tanda tanya besar, sebenarnya ada motif apa dibalik perekrutan prajurit tersebut. Di mana sebelumnya kepala staf TNI Angkatan Darat ini sering memberikan pernyataan yang membuat kegaduhan di masyarakat. Paham moderasi yang diaruskan ke prajuritnya tentu memberikan sinyal bahwa Islamofobia terus digulirkan. Tujuannya agar Islam menjadi pihak tertuduh.
Hal yang wajar jika kemudian perekrutan prajurit ini untuk menghalau segala hal yang membangkitkan ghirah umat Islam. Terlebih peserta aksi reuni 212 ini didominasi dari kalangan santri. Jika banyak kalangan santri yang terekrut menjadi prajurit tentu paham moderasi agama akan mudah dicekoki ke pikiran mereka. Wal hasil jalan perekrutan ini akan mudah untuk melanggengkan berbagai paham Barat . Selain itu juga tidak ada lagi yang menghalangi ambisi kekuasaan dan kepentingan rezim yang menjadi antek Barat.
Memang saat ini rezim sangat massif mengarusutamakan paham moderasi agama, terorisme di penghujung tahun ini. Semua bidang disasar tujuannya tiada lain untuk menutupi borok ketidakmampuan mengurusi rakyat. Pihak yang sering menjadi sasaran empuk tiada lain adalah umat Islam sendiri. Namun ironisnya justru yang memperjualbelikan ide-ide rusak ini justru dari kalangan umat Islam sendiri (penguasa muslim).
Para agen Barat(penguasa) kemudian memaksakan ide ini ke kalangan yang dianggap akan menghalangi kepentingan nya, yaitu santri dan orang yang memiliki paham agama kental. Akibatnya jika paham moderasi ini masuk tentu akan melunak, sehingga bisa merangkul semua kelompok. Mereka beranggapan bahwa santri adalah orang yang memiliki akhlak mulia, sehingga jika menjadi prajurit akan lahir prajurit yang ramah dan sopan serta bersikap sopan dan adil ke semua kelompok.
Inilah bahaya yang mungkin tidak disadari oleh sebagian kaum muslim.
Sejatinya kita kaum muslim wajib waspada terhadap apa pun yang dilakukan oleh penguasa yang notabene antek Barat. Mereka tidak akan pernah lelah untuk menghancurkan pemikiran umat Islam melalui berbagai program-program yang merusak. Mungkin tampilan bagus padahal isinya racun mematikan. Seperti halnya perekrutan prajurit ini seolah ingin fokus membela negara tetapi sayangnya justru disisipi paham moderasi agama yang menyesatkan.
(وَرَبُّكَ یَعۡلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمۡ وَمَا یُعۡلِنُونَ)
Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.
[Surat Al-Qashash 69].
Berdasarkan dalil di atas seharusnya kita bahu -membahu membangun kekuatan diantara kaum muslim. Kekuatan tersebut tiada lain adalah kekuatan pemikiran yang jernih dan cemerlang. Kekuatan pemikiran yang didasarkan pada akidah Islam yang kafah. Dengan terus mengopinikan Islam kafah kepada umat maka pemikiran umat tidak akan terkontaminasi ide-ide Barat yang merusak. Selain itu tidak lelah mengajak umat untuk terus memperjuangkan tegaknya khilafah ala minhaj nubuwwah.
Jika kita bersatu padu dan terus menerus melakukan penyadaran kepada umat, maka kemenangan itu tinggal selangkah lagi akan kita capai.
Ingatlah bahwa sekeras apa pun orang-orang kafir ingin menghancurkan umat Islam, maka makar mereka akan hancur.
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya
(Al-Qur’an surat Ali Imran/3 : 54 )
Wallahu'alam bishshawab
Oleh Heni Ummu Faiz
0 Komentar