Dilansir dari (detiknews.com, 9/3/2021) dikabarkan draf Peta Jalan Pendidikan 2035 menimbulkan kontroversi. Hal itu disebabkan tidak adanya frasa ‘agama’ di dalam isi draf tersebut. Rencana draf Peta Jalan Pendidikan tersebut berbunyi “Visi Pendidikan Indonesia 2035, Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.”
Jika diperhatikan kembali isi draf tersebut memang benar tidak ada kata “agama” di dalamnya. Beberapa tokoh agama, pemimpin Muhammadiyah dan pemimpin Majelis Ulama Indonesia mengaku kaget dengan rancangan draf yang dibuat Kemendikbud tersebut. Sementara itu, Kemendikbud sendiri selaku pihak yang membuat draf kontroversial tersebut menyatakan mereka masih akan menampung masukan atau kritik dari berbagai pihak sebelum finalisasi.
Rencana penghapusan frasa ‘agama’ dalam Peta Jalan Pendidikan tersebut juga dikomentari oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Ia berkata “Saya bertanya, hilangnya kata agama itu kealpaan atau memang sengaja? Oke kalau Pancasila itu dasar negara, tapi kenapa budaya itu masuk?” tuturnya di laman resmi Muhammadiyah (detiknews.com, 9/3/2021).
Selain itu juga muncul pertanyaan lain, bagaimana bisa negara dengan jumlah kaum Muslim paling besar tidak memasukkan unsur agama pada setiap visi dan misi atau aturannya? Padahal agama memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan pendidikan generasi umat Muslim. Apabila peran agama di dalam sistem pendidikan kita dihapus tentu akan berdampak buruk bagi masa depan generasi Muslim bahkan ke sistem lainnya.
Hilangnya frasa ‘agama’ dalam draf Peta Jalan Pendidikan Nasional menjadi bukti kini sistem pendidikan telah diarahkan ke arah sekularisme dan liberalisme yang beriringan dengan berjalannya program Merdeka Belajar (MB). Sekularisme dan liberalisme merupakan upaya untuk memisahkan agama dalam segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek pendidikan.
Dalam kacamata sekularisme, keterlibatan agama dalam pendidikan saat ini dianggap sebagai penghambat berjalannya pendidikan. Hal ini tentu menjadi celah bagi para musuh Islam untuk menghancurkan generasi Islam. Pasalnya, ide sekularisme dan liberalisme yang saat ini sedang digencarkan merupakan senjata bagi mereka untuk menghancurkan kaum Muslim tanpa harus berperang secara fisik.
Apabila agama dijauhkan dalam sistem pendidikan dan sistem kehidupan lainnya maka umat Muslim akan terlepas dari agamanya. Umat Muslim akan menjadi umat yang kehilangan arah dan berpahaman layaknya para musuh Islam. Oleh karena itu, bagaimana kita berharap generasi umat ini bisa menjadi pembela Islam dan pembangun peradaban mulia apabila arah pendidikan kita masih mengikuti pemahaman sekularisme dan liberalisme? Upaya untuk menciptakan generasi terbaik dan beragama tidak akan bisa tercapai jika umat Muslim saat ini digencarkan dengan pemahaman tersebut.
Sebenarnya problematika ini terjadi karena tidak diterapkannya sistem yang mampu mendukung kehidupan beragama dalam diri kaum Muslim. Adapun sistem yang mampu menciptakan kehidupan beragama dan melibatkan agama dalam kehidupan hanyalah sistem Islam. Perlu diketahui Islam bukanlah sekadar agama melainkan juga sebagai sistem kehidupan. Islam mengatur segala aspek dalam kehidupan termasuk ke dalam sistem pendidikan.
Pendidikan dalam sistem Islam adalah pendidikan yang terbaik. Terbukti pada saat sistem Islam diterapkan masa kekhalifahan dari awal terbentuknya negara Islam, generasi yang diciptakan adalah generasi terbaik pada masa itu. Banyak ilmuan-ilmuan Muslim dan para cendikiawan terlahir pada zaman itu, seperti Iman Syafi’i, Al-khawarizmi, Muhammad al-Fatih dan masih banyak lagi. Hal tersebut seharusnya menjadi cermin dan motivasi bagi kaum Muslim saat ini. Apabila kita ingin menciptakan generasi terbaik maka yang perlu upaya untuk menerapkan sistem Islam bukan malah melancarkan arus sekularisme yang berasal dari musuh Islam.
Maka dari itu, umat Islam harus sadar bahwa kita saat ini hidup dalam cengkeraman ideologi yang dapat menjauhkan kita dari agama Islam. Para musuh Islam senantiasa tidak akan pernah berhenti sebelum menguasai umat Muslim dalam segi pemikiran maupun wilayah kekuasaan. Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 9 yang artinya, “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.”
Jika umat Islam ingin bangkit, maka harus berjuang bersama mewujudkan kehidupan yang dirahmati Allah SWT dan juga mengikuti risalah Rasulullah SAW untuk mewujudkan sistem Islam yang mampu membawa kebangkitan umat manusia dan menciptakan kehidupan yang penuh rahmat. InsyaAllah.
Oleh: May Sinta
0 Komentar