"Langit, bisakah kau turunkan hujan dengan petir? Aku ingin menangis tanpa terlihat, ingin menjerit tanpa terdengar. Kalau waktu boleh diputar, aku tak ingin kembali mengenalnya,” (Gen Halilintar, Tiktok)
Sobi and Besti, di atas itu lirik lagu lho. Katanya, itu suaranya Mumtaz Halilintar, adiknya Atta Halilintar. Lagunya viral, Sob! Coba deh cek akun Tiktok kamu. Seliweran deh tuh di for your page (FYP). Lagunya banyak digunakan sebagai backsound berbagai konten humor.
Isi liriknya keknya sedih gitu ya. Galau. Seakan lagi nyesel pernah kenal seseorang yang mungkin ni yaaa udah ngecewain dia. Tapi kok ya bisa dijadiin lagu latar buat konten humor? Netizen Indonesia ni emang bisa ae. Hmmm.... whatever deh ya.
Ngomong-ngomong tentang langit, kita cerita tentang langit yuk. Kita bahas langit dan segala tentang keajaibannya agar kita mengenal-Nya, Sang Pencipta.
Sobi dan Bestie, pasti pernah ya belajar IPA. Dalam mapel IPA dijelaskan kalau langit itu berlapis-lapis. Ada lima lapisan langit (atmosfer) yang menyelimuti bumi yakni troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer (ionosfer), dan eksosfer. Lima lapisan atmosfer ini memiliki ciri-ciri dan fungsi serta jarak yang berbeda antara satu lainnya.
Troposfer adalah lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi. Lapisan ini berada 0-20 Km dari permukaan bumi. Di lapisan ini manusia masih bisa bernafas. Fungsi dari lapisan ini adalah menyeimbangkan suhu dan udara. Di ketinggian 21-50 KM dihuni oleh Stratosfer. Lapisan statosfer berfungsi sebagai pelindung dari gelombang radiasi ultraviolet yang sangat membahayakan jika terkena kulit manusia.
Lalu, ada lapisan Mesosfer di ketinggian 51-75 Km dari permukaan bumi. Lapisan ketiga dari atmosfer ini terjadi penurunan suhu yang cukup signifikan setiap bertambahnya ketinggian. Makanya meteor hancur disini. Lapisan ini kek semacam pelindung bumi dari “serangan” benda luar angkasa yang mau mencapai bumi. Ya kaya si meteor itu. Bayangin itu meteor yang sebesar kawah bisa hancur jadi debu ketika ngelewatin lapisan ini. Masya Allah!
Makin keatas ada lapisan Termosfer. Lapisan yang berada pada 80-100KM di atas permukaan bumi ini tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel sehingga akan memberikan efek pada perambatan atau pemantulan gelombang radio, baik itu gelombang radio dengan frekuensi rendah maupun tinggi. Lapisan ini ni yang “berjasa” buat pengusaha televisi atau radio beserta penikmatnya.
Terakhir, ada Eksosfer. Lapisan terluar dari langit. Lapisan ini menyelimuti bumi dengan jarak di atas 800 kilometer sampai dengan 3260 kilo meter. Pada lapisan ini terjadi berbagai interaksi antara gas yang ada di luar angkasa. Nah di angkasa luar sana, banyaaak lagi benda-benda angkasa lain. Kaya planet, bintang-bintang, galaksi-galaksi, dan lain sebagainya. Kebayang ya kita ini kecil banget. Tata surya kita kan bagian dari galaksi. Namanya galaksi Bima Sakti. Naaah, di galaksi Bima Sakti itu sendiri ada 1000 milyar bintang! Masya Allah.
Sobi and Bestie, ngeliat fenomena alam yang seperti ini pernah gak kepikiran, ini gimana sih awal mulanya? Ujug-ujug ada atau ada yang buat? Siapa juga yang ngatur mereka? Biar ga saling tabrakan dan mogok kerja ngejalanin fungsinya masing-masing?
Dalam ensiklopedi atau buku pelajaran, ilmuan mengemukakan satu teori awal mulanya alam semesta. Nama teorinya adalah teori Big Bang. Para astronom menduga kalau segala sesuatu di alam semesta ini berasal dari gumpalan kecil yang sangat padat. Gumpalan itu tercerai-berai dalam ledakan mega dahsyat yang disebut Big Bang yang terjadi 15 milyar tahun lalu.
Ledakan Big Bang menyebarkan bahan pembentukan alam semesta ke berbagai penjuru . Dalam waktu jutaan tahun, bahan- bahan penyusun alam semesta saling mengumpul untuk membentuk galaksi. Galaksi-galaksi akan terus bergerak menjauh, memperbesar alam semesta. Gitu katanya, Sob. Tapi mereka juga bingung, itu gumpalan kecil yang sangat padat dari mana munculnya. Hmmm teorinya sepertinya failed ni.
Kalau kita perhatikan, kita pasti sepakat alam semesta pasti ada yang buat. Ga mungkin ujug-ujug ada. Ujug-ujug meledak. Ujug-ujug jadi galaksi-galaksi. Mereka tau dari mana supaya meledak. Tau dari mana juga kok harus ngumpul membentuk galaksi. Terus tuh galaksi menyebar. Lalu, bikin lapisan-lapisan juga.
Lalu, gimana caranya mesosfer bisa nentuin penurunan suhu ke temperatur efektif buat hancurin meteor segede kawah jadi butiran debu? Padahal dia ga punya akal. Apalagi mereka juga failed menentukan awal bahan pembentuk alam semesta itu dari mana. Oleh karena itu fixed no debat, ni alam semesta pasti ada yang menciptakan dan ada yang mengatur.
Kalau kita merujuk ke dalam Alquran. Disana kita temukan jawaban. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّا مٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَا رَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًا ۙ وَّا لشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ وَا لنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍ بِۢاَمْرِهٖ ۗ اَ لَا لَـهُ الْخَـلْقُ وَا لْاَ مْرُ ۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
"Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 54)
Jelas ya Sobi dan Besti, dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah swt. Allah swt juga yang telah mengatur seluruh peredaran alam semerta. Mereka tunduk dan patuh pada ketetapan-Nya (Sunatullah). Inilah Allah, Sang Pecipta alam semesta, manusia, dan kehidupan. Inilah dzat yang layak kita agungkan. Kita sembah. Kita patuhi dan taati tanpa tapi apalagi nanti. Takut keburu mati.
Tetap Semangat, Allahu Akbar ! [RS]
0 Komentar