Ide moderasi beragama terus digaungkan dan diopinikan secara massif, di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Muslim. Begitu gencarnya pemerintah yang melibatkan berbagai pihak dari tataran pusat hingga tataran desa, pun semua dilibatkan agar ide ini menjadi petunjuk arah baru kehidupan umat Muslim saat ini. Jumlah penduduk Muslim yang besar, tentu menjadi potensi bagi pengusung ide moderasi beragama agar bisa diterima dan diamalkan dan menjadi pedoman hidup manusia.
Tidak dipungkiri adanya ide moderasi beragama sebagai bukti pertarungan pemikiran barat dan Islam. Hal ini akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Pada saatnya nanti kita akan melihat pemikiran Islamlah yang akan menang, pasalnya Islam hadir ditengah-tengah manusia untuk membawa solusi atas berbagai permasalahan yang diakibatkan diadopsinya pemikiran barat dalam kehidupan.
Barat sejak dahulu terus berupaya dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menghancurkan pemikiran Islam. Barat sangat mengetahui bahwa Islam akan bangkit jika pemikirannya diemban oleh umatnya. Untuk itulah, mereka berupaya keras mengganti pemikiran Islam dengan pemikiran barat seperti halnya menghembuskan ide moderasi beragama.
Dengan gagasan moderasi beragama yang mengusung pluralisme sebagai paham yang dianggap mampu menjembatani perbedaan ajaran agama. Mereka menganggap pemikiran Islam merupakan sumber konflik ditengah masyarakat yang memiliki perbedaan suku, ras dan agama. Mereka lupa bahwa justru sebenarnya Islam dengan pemikiran yang sempurna mampu menciptakan kerukunan umat beragama dalam rentang waktu yang sangat panjang.
Barat pun mengetahui jika umat Islam kembali pada ajaran agamanya yang benar, kebangkitan Islam akan segera kembali dan menghancurkan peradaban barat yang sudah rapuh dan rusak. Namun, mereka terus “mendakwahkan” peradabannya yang rapuh walaupun harus mengeluarkan dana yang jumlahnya tidak sedikit.
Mereka menggandeng para ustaz/ulama, umtuk menjadi umala/antek, sebagai corong mereka mengopinikan pemikiran rusak ala barat ke tengah-tengah umat. Barat mengetahui bahwa ulama adalah sosok yang dihormati, didengar dan dipatuhi oleh umat Islam. Melalui lisan ulama inilah mereka mengarahkan untuk memutarbalikkan pemikiran Islam dan mengopinikan bahwa pemikiran barat tidak bertentangan dengan Islam.
Maka sudah selayaknya, kaum muslim waspada dan menolak paham moderasi beragama dengan berupaya keras untuk menghadang pemikiran sesat yang dengan sengaja barat hembuskan ke negeri-negeri muslim. Barat mengetahui jumlah kaum muslim yang besar merupakan potensi besar untuk menyingkirkan ide moderasi dan paham-paham barat lainnya untuk diganti dengan Islam.
Paham moderasi beragama lahir bertujuan untuk menghadang kebangkitan Islam. Gaung opini Islam terus menerus didakwahkan oleh para pengemban agama Allah, membuat semakin meningkatnya kesadaran umat tentang Islam kaffah. Walaupun barat menggunakan cara-cara licik untuk menghentikannya, namun usaha mereka hanyalah sia-sia. Tak membuat gentar sedikit pun para penolong agama Allah ini, bahkan mereka semakin menderaskan dakwah Islam hingga ke seluruh penjuru dunia.
Keberadaan ide moderasi beragama inilah yang sebenarnya sangat berbahaya bagi umat. Sebab sejatinya, moderasi beragama hanya ditujukan untuk merusak ajaran Islam dan membuat phobia umat Islam. Selain itu, ide ini juga berpotensi menghilangkan terwujudnya seorang pemimpin yang dapat membawa perubahan besar bagi umat dan bangsa ini.
Oleh karena itu, negeri ini dan dunia harus diselamatkan dari ide paham moderasi beragama dengan berbagai bentuknya yang telah masuk dalam semua lini kehidupan manusia. Karena paham ini hanya akan menuai kerusakan dan kehancuran bagi masa depan bangsa. Ide moderasi beragama yang dianggap sebagai solusi hanyalah sebuah ilusi. Agar barat senantiasa dapat mencengkeram negeri-negeri muslim dan menguasainya.
Paham moderasi beragama yang lahir dari rahim sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan), merupakan produk pemikiran manusia yang lemah dan kurang. Karena keterbatasan dan kelemahannya sebagai manusia, makhluk yang diciptakan tidak memiliki kewewenang untuk membuat aturan. Ketika manusia membuat aturan, yang terjadi hanya kerusakan dan kehancuran serta munculnya permasalahan yang tak berujung.
Allah telah menegaskan hal tersebut dalam firmannya,”Masukklah kedalam Islam secara kaffah/menyeluruh. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi kalian” (QS Al Baqarah : 208).
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah swt sebagai pencipta manusia dan makluk lainnya yang ada dimuka bumi ini, untuk memasuki Islam secara keseluruhan. Maksudnya menjadikan aturan Islam sebagai aturan dan tolak ukur dalam menjalani kehidupan. Karena Allah swt, paling mengetahui aturan yang tepat untuk mengatur setiap makluk ciptaanNya.
Allah swt pun telah menjamin Islam sebagai agama paling sempurna atas agama yang lain. Allah yang menjamin agama ini sebagai satu-satunya agama yang diridai di sisi-Nya dan menafikan agama, aturan dan syariat yang lainnya. Allah swt berfirman,”Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah adalah Islam” (QS Ali Imron : 19).
Sudah sangat jelas, bahwa yang dibutuhkan dunia hanya Islam yang diterapkan secara menyeluruh dalam naungan khilafah, bukan paham moderasi beragama ataupun paham yang lainnya. Khilafah merupakan solusi tuntas yang dibutuhkan umat manusia, karena khilafah bersumber dari sang pencipta manusia. Ketiadaan khilafah inilah yang mengakibatkan kerusakan demi kerusakan terus terjadi.
Oleh karenanya, keberadaan khilafah sangatlah urgen dan harus diupayakan sekuat tenaga kehadirannya. Wahai umat muslim, marilah merapatkan barisan untuk menjadi bagian dalam perjuangan menolong agama Allah. Agar kehidupan umat manusia selalu berada dalam keberkahan dan lindunganNya. Wallahu'alam.
Oleh Siti Rima Sarinah
#ModerasiBukanSolusi
#WaspadaModerasiBeragama
#IslamJalanKebangkitan
#IslamKaffahSolusiHakiki
#UmatBangkitDenganIslamKaffah
0 Komentar