Staf Khusus Menteri Agama Bidang Toleransi, Terorisme, Radikalisme, dan Pesantren, Nuruzzaman membenarkan Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Selatan telah menerbitkan surat edaran. Tentang pemasangan spanduk ucapan Natal dan tahun baru bagi lembaga di bawah Kementerian Agama di Sulawesi Selatan.
Nuruzzaman membantah kabar bahwa Kanwil Kemenag Sulsel telah mencabut surat edaran tersebut. "Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan tidak pernah mencabut surat edaran pemasangan spanduk ucapan Natal dan tahun baru," ujar Nuruzzaman di Jakarta, Sabtu (18/12/2021).
Nuruzzaman mengakui ada permintaan agar Kanwil Kementerian Agama Sulsel mencabut surat edaran tersebut. Namun, itu tidak dilakukan. Sebab, Kemenag adalah instansi vertikal. Juga menjadi representasi dari negara.
"Kementerian Agama adalah kementerian semua agama, bukan hanya kementerian satu agama. Kementerian Agama berkewajiban mengayomi, melayani, dan menjaga seluruh agama, termasuk merawat kerukunan umat beragama," tegas Nuruzzaman.
Mencampuradukkan Agama
Jika kita telaah, sebenarnya mereka penganut Nasrani sendiri tidak pernah mendesak dan menuntut agar kaum muslim mengucapkan Selamat Natal kepada mereka. Ini justru digencarkan oleh sebagian kalangan umat Islam sendiri yang memiliki kepentingan tertentu.
Umat Islam sejatinya selalu menghargai keberagaman tanpa perlu adanya imbauan ini. Bentuk menghargai keberagaman, cukup dengan tidak saling mengusik perayaan agama lain. Apabila tekanan untuk mengucapkan Selamat Natal terus digencarkan, ini tak lain sebagai bentuk mencampuradukkan agama.
Sesungguhnya, tidak ada satupun agama yang mau dicampuradukkan dan menerima bahwa semua agama benar. Karena ini bukanlah wujud kerukunan antar umat beragama. Maka ini bukan hanya persoalan milik kaum muslim, tetapi juga menjadi problem bagi agama lainnya.
Konteks toleransi beragama yang digaungkan oleh rezim ini merupakan masalah yang berhubungan dengan eksistensi keyakinan seorang hamba terhadap Allah Swt. Hal ini tentu saja sangat sensitif dan primordial. Serta sangat mudah membakar dan menyulut api konflik yang bisa menyedot perhatian besar dari umat Islam.
Toleransi dan Moderasi
Seruan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru seiring jalan dengan pengarusan agenda moderasi. Toleransi dan pluralisme memang menjadi salah satu ide turunan dari paham moderasi ini. Sementara moderasi beragama sesungguhnya bukanlah menjadi kepentingan agama, melainkan kepentingan politik. Karena moderasi beragama digunakan untuk mengerem laju dominasi politik Islam yang kian kencang, sehingga mengancam eksistensi politik demokrasi.
Moderasi beragama hanya dijadikan alat untuk kepentingan politik pragmatisme. Sehingga berpotensi menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat. Moderasi Beragama ini justru berdampak destruktif bagi hubungan umat Islam dengan umat Islam lainnya juga antara umat Islam dengan umat penganut agama lainnya. Sebab, paham Islam Kafah yang hakikatnya konstruktif dan membangun, justru maknanya disimpangkan sebagai radikal dan ekstrimis.
Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, peringatan Natal adalah sebuah kebatilan. Peringatan Natal itu adalah peringatan kelahiran atas Isa AS yang dijadikan sebagai Tuhan oleh penganut paham Trinitas tersebut. Sedangkan Islam tidak mengakui Isa AS sebagai Tuhan. Maka umat Islam tidak layak untuk mengucapkan Selamat Natal karena tidak sesuai dengan pandangan kitab suci Al-Qur'an.
Ucapan ini berkaitan dengan akidah (keyakinan). Mereka menganggap Isa AS sebagai Tuhan. Sementara dalam Islam, Isa AS bukanlah Tuhan, tapi seorang Nabi. Dengan mengucapkan "Selamat Natal" artinya secara akidah kita membenarkan bahwa Isa AS adalah Tuhan.
Ini merupakan tanggungjawab bagi siapa saja dari kaum muslim untuk mengklarifikasi hal ini kepada masyarakat. Penting bagi kita untuk menjelaskan hakikat toleransi yang sesungguhnya. Menunjukkan kebenaran dan menampakkan bahwa apa yang diserukan ini menyimpang dari paham Islam. Tegasnya, sesuatu yang hak tidak akan pernah bisa bercampur dengan sesuatu yang batil. Wallahualam.
Oleh Novita Sari Gunawan
#ModerasiBukanSolusi
#WaspadaModerasiBeragama
#IslamJalanKebangkitan
#IslamKaffahSolusiHakiki
#UmatBangkitDenganIslamKaffah
0 Komentar