Jadilah Pelaku Dakwah Bukan Penonton



Betapa hari ini para pengemban dakwah dihantam dengan berbagai cobaan. Nyinyiran, cibiran, persekusi hingga kriminalisasi terus mengitari. Semuanya seolah menjadi sebuah makanan sehari-hari yang harus diterima.


Namun kondisi apa pun yang kita terima tetapi itu adalah sebuah risiko bagi pengemban dakwah. Selain itu kita harus menyadari bahwa ini adalah pilihan hidup kita. Dakwah menjadi poros bukan sekadar mengisi waktu luang. Dakwah juga bukan untuk mencari kemanfaatan agar bisa dibilang ustaz atau pun ustazah  sehingga mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Sungguh dakwah adalah sebuah aktivitas mulia yang berlumuran pahala.


Harus diingat bahwa posisi kita adalah sebagai pemain bukan penonton apalagi pemandu sorak. Kondisi apa pun, di mana pun, apa pun posisinya kita tentu harus dijadikan dakwah amaliah setiap hari.


Allah memberikan kemuliaan terhadap para pengemban dakwah ini. Hal ini tercantum di dalam TQS Fushshilat (41):33)


"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal saleh,dan berkata,"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim."


Ketika kita menyeru kemakrufan dan mencegah kemungkaran merupakan sebagai ciri identitas seorang muslim. Islam itu begitu dinamis sebagai buktinya Islam mampu menguasai sepertiga  dunia. Hal ini terjadi berkat wasilah para pengemban dakwah yang tangguh. Mereka para pengemban dakwah terdahulu memiliki spirit yang luar biasa. Aktivitas hidupnya tiada lelah dengan menyebarkan dakwah dan jihad. Hal ini sesuai dengan seruan Allah SWT.


"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik.(TQs an-Nahl(16) 125)


Memahami bahwa dakwah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang muslim,akan menjadikan hidup kita terasa terarah. Jangan jadikan dakwah sebagai pekerjaan sampingan tetapi jadikan sebagai wujud amaliah kita. Namun perlu dipahami bahwa dakwah adalah gerak dan kegiatan hasil bukanlah utama. Keberhasilan dakwah itu merupakan nilai plus yang diberikan oleh Allah. Fokus kita dalam dakwah adalah memproses agar semuanya menjadi lebih baik baik pemikirannya, perkataan, perbuatannya. Tak perlu berkecil hati jika apa yang kita dakwahkan belum memberikan keberhasilan. Serahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt.

Terkadang kita mengukur sesuatu dengan dengan hasil sebagai indikator keberhasilan. Urusandunia boleh kita mengukur dengan keberhasilan,tetapi urusan dakwah yang diukur seberapa maksimal kita melakukan proses amaliah dakwah yang terus kita lakukan.


Tak perlu kita berfokus pada hasil karena jika itu menjadi pijakan kita akan mengalami frustasi yang berkepanjangan. Teruslah kita berdakwah jangan pernah lelah apalagi mundur dari medan dakwah. Sesungguhnya jika kita terus memperbaiki niat, mengikhlaskan setiap aktivitas hidup karena Allah maka hidup kita akan bermakna. 

Ingatlah bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat bagi orang-orang yang yakin.


Sepatutnya kita mencontoh para sahabat di masa Rasulullah saw yang tiada lelah berbuat kebajikan. Menabur benih kebaikan sekalipun hinaan dan xacian hingga lepasnya maut dari raga. Mereka bertemu dengan Dzat Yang Maha Rahman dalam kondisi tersenyum penuh bahagia.


Tak perlu berkecil hati saat kita jadi minoritas bahkan asing. Lakukan terus kebaikan, jangan jadi penonton jadilah pemain yang kelak akan tersenyum bahagia saat bertemu Rabb-Nya.


Wallahu'alam bishshawab.


Oleh Heni Ummu Faiz





Posting Komentar

0 Komentar