Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Kapitalis

 




Berikut ulasan yang diberikan oleh Ustaz Dwi Condro Phd yang berkaitan dengan ekonomi kapitalis yang terdapat di dalam buku “Kritik Pemikiran Barat kapitalis” yang baru saja diluncurkan.  Bahwasanya salah satu produk dari pemikiran sekularisme yang paling penting dan paling mendominasi itu adalah sistem ekonomi kapitalisme. Bahkan saking dominannya sistem ekonomi ini hingga menjadi nama dari ideologi sekularisme tadi menjadi ideologi kapitalisme.

Kritik tajam tentang sistem kapitalisme di dalam buku tersebut menjelaskan bahwa kapitalisme dibangun dari beberapa pilar-pilar pemikiran. Pilar pertama adalah kebebasan pribadi atau kebebasan individu didalam kepemilikan. Yang kedua adalah kepentingan pribadi atau keuntungan yang dinilai sebagai penggerak utama bagi aktivitas ekonomi. Yang ketiga adalah persaingan melalui kebebasan masuk atau keluar pasar. Ke empat mekanisme pasar yang dibangun di atas penawaran dan permintaan dengan menjadikan harga sebagai alat keseimbangan di dalamnya. Kemudian yang ke lima, terbatasnya peran negara di dalam pasar ekonomi.

Selanjutnya ustaz Dwi Condro juga memaparkan yang belum ditunjukkan dalam buku itu, kenapa pemikiran atau pandangan ekonomi kapitalisme itu tiba-tiba laku keras dan hampir semua negara di dunia ini akhirnya tunduk patuh kepada pemikiran-pemikiran tersebut? Diketahui mengenai sejarah munculnya ideologi kapitalisme ketika saat itu eropa gagal dengan teokrasinya. Munculnya pemikiran-pemikiran kapitalisme itu berangkat dari aliran ekonomi yang selama ini diterapkan oleh eropa dengan sebutan sebagai aliran ekonomi merkantilisme. Inti dari aliran ini adalah yang pertama, bahwa merkantilisme memandang bahwa manusia itu punya sifat yang buruk yaitu sifat serakah, egois, mementingkan diri sendiri. 

Oleh karena itu merkantilisme memandang bahwa manusia itu jika dibiarkan di dalam menjalankan ekonominya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya tersebut pasti akan menimbulkan kekacauan ekonomi, penindasan manusia atas manusia yang lain. Oleh sebab itu merkantilisme berpandangan bahwa negara harus mngendalikan secara penuh jalannya ekonomi di negara itu, di dalam masyarakat supaya tidak terjadi pencaplokan, penindasan manusia dengan manusia lain itu pandangan merkantilisme yang paling inti. 

Pada faktanya ekonomi eropa gagal total, berates-ratus tahun eropa menderita kemiskinan yang akut, yang luar biasa. Kalau dalam buku ekonomi disebutkan itu dikarenakan pemahaman merkantilisme, yang fokusnya karena ekonomi dikendalikan oleh negara, sehingga pribadi-pribadi yang ingin mengembangkan ekonomi itu menjadi sangat dibatasi. Mereka tidak bisa tumbuh berkembang karena semuanya telah diatur dan dikenadalikan oleh negara, tetapi di sejarah ekonomi tidak pernah disebutkan peran gereja padahal kaitannya sangat erat, cuma disebutkan karena pemahhaman merkantilisme seperti itu. Oleh karena itu kalau memang faktanya gagal, gagal total berarti harus ada solusinya. Harus ada yang mndobrak pemahaman merkantilisme yang merusak tatanan ekonomi, bahkan tidak bisa membuat ekonomi tumbuh dan berkembang. 

Jika dilihat dari lima pilar ekonomi kapitalisme diatas maka terlihat, bahwa semangatnya mereka adalah ingin mendobrak  atau merubah peran negara. Bila diringkas dari lima poin tadi, sebenarnya semangatnya apa yang disebut ekonomi yang berkeadilan, ekonomi yang bisa menjamin kesejahteraan bahkan ekonomi yang bisa menjamin pertumbuhan itu kalau peran negara disingkirkan, kemudian individu diberi kebebasan penuh di dalam menjalankan ekonominya. Bebas dalam kepemilikan, bebas dalam pengembangan kepemilikannya, bebas dalam produksinya. Lalu bagaimana kalau negara tidak berperan? Lalu nanti yang mengendalikan siapa? Untuk hal ini mereka pun memasukkan satu jurus yang luar biasa yang akhirnya menjadi tumpuan dari semua analisis ekonomi, yaitu adalah mekanisme pasar bebas.   

Jadi, mekanisme pasar bebas itu memang dibangun atas dasar bahwa harga itu harus ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jangan sampai negara ikut berperan di dalam penentuan harga, aka nada tangan yang tidak kelihatan atau “the invisible hands” yang akan mengatur harga secara adil dan otomatis. Sehingga, dengan argumen-argumen yang begitu indah dan manis inilah kemudian seluruh dunia itu terpesona dan terpaku. 

Tetapi pada faktanya ketika eropa mengadopsi pemikiran ekonomi kapitalisme itu, ekonomi bisa maju dan bertumbuh, juga kesejahteraan naik. Kemudian, kenapa akhirnya eropa bisa melakukan penjajahan kolonialisasi ke seluruh dunia karena itu. Boleh dikatakan secara tidak langsung karena kesuksesan di dalam ekonominya. Mereka kaya, semuanya tumbuh, kemudian teknologi berkembang pesat. Kehebatannya dalam teknologi senjata, kehebatannya dalam memproduksi senjata yang canggih dan dari situlah kolonialisme, penjajahan di atas dunia bisa terus menerus mereka lakukan. 

Lebih tegas lagi ustaz Dwi Codro mengulang, atas dasar ekonomi kapitalis yang mereka bisa tumbuh berkembang dikarenakan kebebasan individu di dalam memiliki dan mengembangkan hartanya. Inilah yang membuat semuanya terdorong tumbuh dan berkembang, inilah yang membuat ekonomi kapitalisme diterima di seluruh dunia, walaupun dalam prakteknya dalam buku ini sudah disebutkan praktek ekonomi kapitalisme sudah tidak ada yang murni. Mereka menyebutnya dengan mixed economy atau ekonomi campuran. 

Meskipun saat ini tidak satu pun negara yang secara murni dan konsisten melaksanakan ide dasar dari ekonomi kapitalsime itu, tapi sebenarnya mereka masih berjalan dengan satu prinsip kapitalisme yang sama, yaitu permusuhan mereka terhadap peran negara dan mereka menginginkan tetap terjaminnya kebebasan individu, swasta di dalam penguasaan ekonomi. Yang disebut peran negara mulai masuk ketika kapitalisme dunia itu runtuh, yang disebut “the great depression” tahun 1929-1930. Ekonomi dunia lumpuh dan hancur dn mereka tidak bisa menjawab kenapa kehebatan mekanisme pasar yang dulu diagung-agungkan tiba-tiba berhenti atau macet, tidak bisa bekerja. 

Akhirnya mereka menyadari bahwa tidak mungkin permintaan akan otomatis tercipta sendiri tanpa peran negara, berapapun produksi yang dihasilkan pasti akan menciptakan permintaannya sendiri. Harus ada peran negara, tapi peran negara itu dalam rangka untuk membantu mempercepat keseimbangan pasar. Inilah akhirnya yang membedakan peran negara secara parsial itu membedakan juga antara negara penganutnya yaitu antara Amerika, Jepang, Eropa, Australia, dsb. Tetapi intinya mereka tetap mengagungkan mekanisme pasar bebas dan kepemilikan bebas dari setiap individunya.

Kerusakan dari pemikiran kapitalisme berikutnya adalah pandangan terhadap materi, jadi menurut pemikiran kapitalisme kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan dua bentuk materi yaitu barang dan jasa. Kebutuhan menurut ekonomi disamakan dengan keinginan, padahal jelas sekali bahwa yang disebut keinginan itu tidak bisa membedakan antara kebutuhan pokok dengan kebutuhan yang bersifat pelengkap, apakah akan memberikan manfaat atau justru membawa mudharat. Kemudian mengenai manfaat dari barang dan jasa hanya dinilai menurut manusia yang mengonsumsinya, tanpa melihat dampaknya terhadap masyarakat, apakah membahayakan atau tidak. Selama ada permintaan akan barang dan jasa tersebut, maka dalam sistem kapitalisme akan disediakan. 

Lebih jauh lagi, pandangan terhadap kebebasan kepemilikan individu harus dijamin kebebasannya  dalam memilih dan mengembangkan kekayaan. Negara tidak boleh mengintervensi, tugas negara itu membuat regulasi, membuat undang-undang untuk melindungi, agar individu atau swasta masih bebas   memiliki, menguasai, dan mengembangkan kekayaan. Hingga akhirnya kekayaan itu hanya dimiliki oleh segelintir orang saja, dikuasai oleh 1% orang dari total keseluruhan masyarakat di dunia. 

Lalu, bagaimanakah pandangan ekonomi Islam sebagai sebuah tandingan dari ekonomi kapitalisme. Ustaz Dwi Condro pun memaparkan secara singkat bahwa dalam Islam, ekonomi Islam telah memberikan hukum-hukum yang terprinci tentang kebolehan pemilikan, kebolehan bekerja, dan juga kebolehan dalam peningkatan produksi. 

Islam juga mensyariatkan hukum-hukum lain yang menjamin terpenuhinya seluruh kebutuhan pokok bagi setiap individu rakyat secara keseluruhan. Islam juga menjamin pendistribusian kepada setiap individu rakyat orang per orang, yang dalam pendistribusian ini menjamin pemenuhan semua kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan) secara keseluruhan, disamping memungkinkan setiap individu rakyat dapat memenuhi kebutuhan pelengkap semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.

Oleh Elif Shanum

Posting Komentar

0 Komentar