Semua orang tua sudah mengetahui bahwa anak adalah amanah yang Allah Swt berikan untuk jaga dan dididik sesuai dengan perintah-Nya. Orang tua juga mempunyai harapan dan cita-cita mulia untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai amal jariyah yang kelak terus mengalirkan pahala hingga mereka telah meninggalkan dunia fana ini.
Namun terkadang realita tidak berjalan sesuai dengan harapan. Banyak tantangan yang harus dihadapi, agar semua orang tua bisa menunaikan amanah dengan baik. Di satu sisi, para orang tua sangat memahami konsekuensi apa yang akan Allah berikan kepada orang tua apabila mereka lalai dengan amanah yang telah diberikan oleh-Nya.
Dan di sisi lain, para orang tua juga dihadapkan dengan permasalahan tuntutan ekonomi dan kurangnya ilmu yang akhirnya membuat orang tua banyak yang memperlakukan anak-anaknya tidak sebagaimana mestinya. Begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan dari dua permasalahan tersebut.
Akhirnya karena tuntutan ekonomi, orang tua harus bekerja keras agar semua kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi. Bukan hanya ayah saja yang bekerja, ibu pun harus turut serta bekerja karena penghasilan ayah tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Walhasil, pengasuhan anak-anak mereka diambil alih oleh, nenek, babysiter dan tempat penitipan anak (day care).
Akibat kesibukan orang tua bekerja, anak-anak menjadi kurang perhatian sehingga menimbulkan banyak permasalahan baru, contohnya kecanduan gadget. Hal ini tentu menjadi beban baru bagi orang tua, dan banyak yang salah dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi oleh anak mereka.
Apa pun permasalahan anak akar masalahnya hanyalah satu, yaitu mereka kurang perhatian. Akhirnya sang anak mencari pengalihan perhatian dengan bermain gadget yang membuat mereka lupa makan, mandi apalagi belajar. Melihat permasalahan ini orang tua justru melampiaskan dengan amarah kepada anak mereka.
Bukannya melakukan intropeksi diri terhadap permasalahan yang dihadapi oleh anak, malah anak menjadi korban amarahnya. Fakta seperti ini banyak sekali kita jumpai saat ini. Akibatnya anak-anak tumbuh dalam tekanan yang menjadikan mereka sulit untuk arahkan, diatur dan patuh terhadap orang tuanya.
Kurangnya ilmu parenting yang dimiliki oleh orang tua, menjadi salah satu faktor pemicu munculnya permasalahan anak. Padahal ilmu ini sangat penting, agar orang tua bisa mengambil sikap yang benar untuk menghadapi masalah anak mereka.
Tuntutan ekonomi tanpa sadar menyeret orang tua melupakan tugas dan amanah yang dititipkan kepadanya. Semua tantangan dan cobaan kehidupan termasuk berbagai permasalahan anak ini tak lepas dari sistem kehidupan yang menaungi kita saat ini adalah sistem kehidupan yang batil/salah. Sistem kapitalis sekuler telah banyak mencetak orang tua yang hanya menunjukkan kasih sayang kepada anaknya dengan bentuk materi semata.
Sedangkan perhatian dan kasih sayang tidak bisa digantikan dengan materi. Pemahaman inilah yang kemudian menjadi mindset yang telah tertanam di dalam diri para orang tua kebanyakan. Pemahaman ini harus dicabut dan dihilangkan dari mindset orang tua, serta diganti dengan konsep pemahaman yang benar untuk menyelamatkan nasib generasi muslim.
Rasulullah sebagai uswatun hasanah telah banyak memberikan contoh kepada kita, bagaimana mengasuh dan mendidik anak sesuai dengan syariat Allah. Beliau manusia terbaik yang paling sayang kepada anak-anak. Bahkan di sebuah hadis diceritakan ketika beliau sedang memangku seorang anak kecil, kemudian anak tersebut kencing di pangkuan Rasulullah sontak membuat orang tua dari anak tersebut marah kepada anaknya. Kemudian Rasulullah menegurnya untuk tidak memarahi anak tersebut.
Khalifah Umar bin Khattab pun memperlihatkan betapa ia sangat peduli dan sayang kepada anak- anak, dengan mengeluarkan kebijakan agar hak anak tertunaikan dengan sempurna dari orang tua mereka. Kebijakan yang dilakukan oleh khalifah Umar adalah memberikan santunan ke para ibu yang sudah selesai menunaikan penyusuan selama 2 tahun. Kemudian kebijakan tersebut diubah, Umar memberi santunan setelah para ibu melahirkan bayinya.
Santunan ini sebagai upaya yang dilakukan agar para ibu fokus memberikan asi kepada bayi mereka tanpa dibebankan masalah ekonomi. Hal ini dilakukan Umar karena ia sangat memahami bahwa anak harus mendapatkan yang terbaik dari periayahan ibunya. Bukan hanya memberikan asi, tetapi juga perhatian, kasih sayang dan perlakuan yang baik.
Rasulullah saw bersabda, “setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci/fitrah” Hadis ini menegaskan bahwa seorang anak yang suci harus dididik, di asuh, diberikan perhatian dan kasih sayang. Jika ada orang tua yang tidak mengasuh dan mendidik anaknya dengan cara yang bertentangan dengan aturan-Nya, maka kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada orang tua tersebut.
Oleh karena itu, wahai para orang tua segeralah berbenah untuk mengazamkan diri menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak kalian. Dengan senantiasa mencari ilmu yang diperlukan untuk mengasuh dan mendidik anak agar pahala jariyah bisa diraih. Ingatlah anak saleh akan lahir dari orang tua yang saleh. Maka jika mengharapkan anak-anak kita menjadi penyejuk mata dan pemimpin orang-orang yang bertakwa, layakkan diri kita menjadi orang tua yang saleh dan bertakwa di sisi Allah, Insya Allah anak-anak kita akan menjadi anak yang saleh dan paling bertakwa pula kepada Rabb-Nya.
Wallahualam.
Oleh Siti Rima Sarinah
0 Komentar